UNTUK DIRENUNGKAN
PARA INSAN MEDIA
Kalau kita berada di luar negeri, tidak usah
jauh-jauhlah, di negara Asean deh, maka info tentang apa yang sedang terjadi di
Indonesia bisa dilihat di channels TV kita. Begitupun kalau kita ingin melihat
apa yang terjadi di luar sana, dengan mudah kita jadi tahu dengan membuka
channel TV utama negara bersangkutan.
Kemajuan teknologi memang membuat orang mudah untuk
“mengintip” dalam negeri orang lain. Lalu menjadikannya sebuah image, citra
dari negeri orang itu. Dan sungguh miris saya melihat sajian berita dan
infotainment negeri kita yang hampir semuanya negatif, sadis, tidak bersahabat
dan penuh rasa permusuhan, mengumbar aib orang, klenik dan syirik, tidak
mengedepankan moral malah cenderung amoral dan tak memotivasi orang untuk
berbuat kebaikan.
Celakanya pihak-pihak penyaji berita tidak merasa
bersalah, atau menganggap tidak ada yang salah dengan sajian-sajian semacam
itu. Mereka berlindung di belakang jargon-jargon kebebasan pers, masyarakat
perlu tahu apa yang terjadi alias punya hak untuk memperoleh informasi,
masyarakat memang seleranya seperti itu dan lain-lain. Waduh, betul-betul
celaka 12.
Apakah tidak ada orang media yang sadar bahwa sajian
mereka itu sungguh amat sangat secara bertalu-talu memberikan dampak negatif buat
bangsa ini? Tidak adakah pemimpin orang media yang belajar psikologi dan
memahami proses perkembangan kepribadian seseorang, dalam hal ini bangsa ini?
Tidak adakah orang media yang mengedepankan kepentingan masyarakat yang madani
dan bukannya memikirkan rating acara dan kocek perolehan untuk mengisi perut?
Sungguh tepat kalau presiden meminta Media untuk mawas
diri dan mereview tayangan berita dan infotainment, atau apa sajalah yang
mengatasnamakan informasi, yang di sebarkannya. Nek di jarno kok malah ngerusak njobo njero (kalau dibiarkan malah merusak luar dalam)
Kita sudah amat capek melihat berita tentang KORUPSI (saya tulis dalam format besar dan
tebal, karena topic ini paling banyak ditampilkan), tawuran mahasiswa, pelajar
atau warga antar kampung setiap hari dari mulai pagi sampai malam, perang suku,
berita ricuh pilkada, berita kekerasan rumah tangga, perampokan, pembunuhan, berita
demo anarkis, penggusuran yang sama sekali tidak menunjukkan sisi sebuah bangsa
yang beradab. Semua ini menampilkan wajah Indonesia yang tidak taat hukum, tidak
berperi-kemanusiaan, kasar, hanya bisa main otot, primitif, dan tidak maju-maju
yang dipertontonkan ke seantero dunia.
Kenapa sih kok sisi itu yang terus ditonjolkan? Karena
uang? Uuh..sungguh menyedihkan. Padahal banyak segi positif bangsa ini. Lihat
generasi muda yang tampil amazing di program Indonesia Mencari Bakat yang lalu,
Putri Ayu, JP Millenix, Fay, Brandon, Rumengkang, Funky Papua, dan lainnya.
Kita punya anak-anak yang jago matematika, jago bikin robot dan sering jadi
juara Olympiade Signs and Technology. Banyak sekali orang sederhana punya
kreatifitas tinggi dalam menyiasati hidup ini, namun tidak ditampilkan.
Memang ada segelintir program media (terutama TV)
yang perlu diacungkan jempol seperti Kick Andy dan Mario Teguh Golden Ways yang
menjadi penyejuk bagi anak bangsa yang haus akan tayangan bermutu dan mendidik.
Damai Indonesiaku (TV One) serta tayangan-tayangan DAAI TV juga cukup bagus dan
inspiratif bagi kebaikan. Maaf,
saya tidak tahu apakah ada TV station lain yang mau atau sudah memberikan
sajian yang bermutu dan mendidik bagi pemirsa yang begitu beragam.
Kita masih punya banyak orang-orang yang bisa bermanfaat
untuk menanam benih kepribadian yang madani; jujur, welas asih, membantu orang
lain, senantiasa berbuat kebaikan dan menyenangi keindahan dan kesopanan serta
jago di bidangnya. Orang-orang ini, para ulama, ustadz dan ustadzah, motivators,
professionals, guru-guru, para ahli, harus
diberikan porsi lebih untuk berperan membangun bangsa ini. Hei media, berikanlah
mereka lebih banyak jam tayang supaya kita lebih banyak dicekoki hal yang bagus
Kalau kita dicekoki racun dunia terus, matilah kita
lama-lama. Cekoki kita dengan penyegar dan nutrisi yang baik, supaya sehat
bangsa ini. Jangan bilang kalau kita ini senang racun lalu terus diberi racun.
Jangan bilang itu hak kita, padahal hak yang kita minta adalah mendapat yang
baik-baik. Media kudu ikut tanggung jawab kalau wajah kita coreng moreng. Kalau
melihat tayangan kita sekarang, ya itulah wajah Indonesia di mata orang lain, apa kata dunia?
Salam Pendamba Indonesia yang Lebih Baik
Uno Birawan