PENGARUH PELUKAN AYAH
Khusus untuk
para AYAH.
Di ruang
praktek Prof.Dr. Djauhar Ismail,SpA, MPH, PhD. di klinik tumbuh kembang RS
Sardjito tergantung foto ayah yg memeluk anaknya.
Tidak lama saya
berada di ruangan ini hanya sekitar 20 menit, namun luar biasa tamparan besar
buat saya, karena kekurang-syukurnya saya,
karena kesombongan saya, karena keterlenaan saya.
Ruangan klinik
tumbuh kembang masih sepi hanya ada 3 pasien..
Sudut pandangan
yang pertama, duduklah saya disamping seorang ibu yang sangat muda menggendong
babynya yang sepertinya microchepaly
(ukuran kepala kecil) yang artinya membuat perkembangan motorik anak menjadi
terganggu, di usianya yang sudah 9 bulan, dia belum sanggup mengangkat
kepalanya. Yang membuat saya kagum si ibu ini hanya datang sendiri tanpa suami
dan keluarganya. Padahal dalam keadaan demikian saya yakin perempuan butuh
laki-laki.
Di sudut
pandangan sebelah timur, tampak seorang ibu yang sudah kelihatan agak sepuh
sedang menitah anaknya. Ya, anak itu sudah berusia 5 tahun tapi belum bisa
berjalan, menurut sang ibu (sebelumnya saya kira neneknya) anaknya terdiagnosa down syndrome. Dan lagi-lagi ibu itu
hanya ditemani oleh anak perempuannya yang masih SMA.
Di sudut
pandangan depan saya, seorang anak sedang di terapi speech delayed. Dia masih kesulitan dan malas bicara padahal
usianya sudah 4 tahun. Hanya ada 2 kata yang selalu diucap yaitu mamah dan
maem. Dan sekali lagi tidak tampak sosok laki-laki di dekatnya, hanya ada mamah
dan neneknya.
Tidak berapa
lama, beliau datang dan meminta saya ke ruangan dan tidak sampai 3 menit urusan
acc ujian beres, selebihnya kami banyak berbincang. Penasaran saya tanyakan
makna dan maksud beliau memajang gambar "FATHER'S
TOUCH"
Penjelasan
beliau panjang lebar yang intinya saat ayah memeluk, menyentuh sesungguhnya ayah sedang mentransfer kemampuan dan
kemandirian pada diri anak. Selain itu aspek yang sifatnya berani
berinteraksi dengan figur otoritas yang dimiliki ayah.
Hmmmm....dalem
sekali maknanya.
Beliau
mengatakan, "Coba, njenengan
lihat di ruangan ini mana anak yang diantar ayah, kakek atau om atau
pakdhenya?.." hehee iya juga ya.
Tak heran, jika banyak anak perempuan yang dekat
dengan ayahnya akan tumbuh sebagai pribadi yang tangguh. Tentu tak heran
pula jika banyak para gadis kemudian berusaha mencari dan menikahi laki-laki
pujaannya kelak yang memiliki sifat dan sikap seperti ayah yang dikaguminya.
Sedangkan pelukan dari ibu akan mentransfer sifat
penuh kasih atau empati pada anak. Ibu itu figur afeksi, yang ketika anak
sakit, ia akan memeluk anak maupun mengambilkan obat untuk anak. Anak yang sering mendapat pelukan ibu akan
menjadi pribadi yang mudah memberikan kasih sayang atau rasa simpati kepada
orang lain.
Ditilik dalam
kehidupan nyata, ayah memang tak selalu intens dalam memberikan pelukan kepada
anak.
Bisa jadi, ayah
yang sulit memeluk dulunya juga mungkin jarang dipeluk.... (ehmmmm.....)
Karena si ayah
tumbuh dan berkembang jarang dipeluk, ia akan melakukan hal yang sama kepada
anaknya. Tetapi kalau ia biasa dipeluk, ia akan memeluk anaknya.
Dalam penelitian
yang dirilis dalam buku The Miracle of
Hug, mengungkap bahwa pelukan
orangtua kepada anaknya dapat membangun konsep diri yang positif, mengurangi
emosi negatif seperti kesepian, cemas atau frustasi, serta meningkatkan
kecerdasan otak, merangsang keluarnya hormon oksitosin yang memberikan perasaan
tenang pada anak.
Dengan pelukan
pula, anak akan merasa dicintai dan dihargai. Anak yang sering mendapat pelukan
dari orang tuanya akan lebih efektif sembuh dari depresi, dan akan timbul rasa
percaya dirinya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Bahkan, pelukan saat
inisiasi dini, sesaat setelah bayi terlahir ke dunia, akan mentransfer sejenis
mikroorganisme yang membuat daya tahan tubuh bayi semakin kuat.
Tak perlu
khawatir dengan mitos yang mengatakan bahwa anak yang sering mendapat pelukan
akan menjadi cengeng. Lupakan paradigma kalau anak saya laki-laki harus
bermental kuat, kalau dipeluk-peluk nanti melempem.
Enyahkan pikiran
kalau anak saya cuman perempuan satu-satunya ini, dengan didikan
"kenceng" supaya dia mandiri tidak manja.
Tegas, mandiri,
kuat tidak harus dibentuk dengan kekerasan (verbal atau fisik sekalipun).
Banyak pakar yang sudah ber-quotion bahwa
sentuhan dan pelukan orang tua kepada anaknya sungguh memiliki kehebatan luar
biasa yang tidak dimiliki obat-obat ciptaan dokter di dunia.
Jadi, siapkan
sentuhan dan pelukan terbaik untuk anak-anak tersayang.
Minta maaflah
dan sadarlah sudah sering bertindak "kasar" kepada anak-anak.
No comments:
Post a Comment