15 MEKANISME PERTAHANAN
PSIKOLOGIS
Tentu anda sudah mengenal mekanisme pertahanan tubuh kita yang dibentengi oleh sel darah putih kita bila ada infeksi dan refleks-refleks tubuh kita yang berjalan secara otomatis terhadap perubahan di sekeliling kita seperti suhu, kelembaban, cuaca, bahaya dan sebagainya.
Sesungguhnya kita memiliki mekanisme pertahanan lain yang dimainkan oleh jiwa atau psiko kita. Berbohong, membual, atau orang yang sekonyong-konyong berteriak adalah sebagian dari berperannya mekanisme pertahan psikologis dalam diri kita.
Kebanyakan mekanisme pertahanan terjadi dibawah sadar. Artinya, sebagian besar kita tidak menyadari bahwa kita sedang menggunakannya. Beberapa jenis psikoterapi dapat membantu seseorang untuk menyadari tentang mekanisme pertahanan yang sedang digunakannya, seberapa efektif mekanisme pertahanan itu baginya dan bagaimana menggunakan pertahanan yang kurang pimitif dan lebih efektif di kemudian hari.
Para psikolog menggolongkan mekanisme pertahanan berdasarkan tingkat keprimitifannya. Semakin primitif suatu mekanisme pertahanan, semakin tidak efektif pertahanan itu bagi seseorang untuk jangka panjang. Namun pertahanan yang primitif biasanya sangat efektif untuk jangka pendek, dan oleh karenanya disukai oleh banyak orang, terutama anak-anak (masa di mana mekanisme pertahanan yang primitif pertama dikenal oleh seseorang). Orang dewasa yang tidak belajar tentang cara yang lebih baik untuk mengatasi stres atau kejadian traumatik dalam kehidupannya, sering kali mengandalkan mekanisme pertahanan yang primitif itu.
MEKANISME
PERTAHANAN PRIMITIF
#1 - DENIAL – Merupakan bentuk penolakan terhadap suatu kenyataan atau fakta yang
menyakitkan dengan berpikir dan merasa kenyataan itu tidak pernah ada. Ini
merupakan bentuk pertahanan yang paling primitive karena cara ini merupakan
ciri dari masa dini perkembangan anak.
Banyak orang menggunakan denial
ini dalam hidupnya sehari-hari untuk menghindari perasaan yang menyakitkan atau
liku-liku kehidupan yang ingin disangkalnya. Contoh: Seseorang pemabuk
seringkali menyangkal bahwa ia memiliki masalah kacanduan alkohol dan
mengatakan betapa bagus prestasi kerjanya dan hubungannya dengan orang lain.
#2 - REGRESI – Ini merupakan berbaliknya pemikiran atau dorongan dari suatu kejadian yang tidak bisa diterima ke suatu tahap perkembangan sebelumnya. Contoh: Seorang remaja yang dibebani rasa takut, rasa marah dan dorongan seksualitas yang meningkat dapat kembali ke fase perkembangan anak yang sudah lama ditinggalkan misalnya dengan ngompol. Seorang dewasa juga dapat mengalami regresi bila berada dalam tekanan bathin yang amat berat lalu menolak untuk beranjak dari tempat tidur dan mogok melakukan kegiatan normal sehari-hari.
#3 - ACTING OUT – Berperilaku ekstrim untuk menunjukkan suatu pikiran dan perasaan yang dirasakan diluar kemampuannya. Misalnya, seseorang yang marah bukannya mengatakan “Saya marah kepadamu” melainkan melempar sebuah buku kepada lawan bicaranya atau bahkan meninju dinding di dekatnya. Bila seseorang melakukan acting-out, sebenarnya ini bisa mengurangi tekanan bathin, dan sering dapat membantu si individu menjadi lebih tenang dan damai. Contoh: Seorang anak kecil yang rewel dan marah-marah merupakan bentuk acting-out bila si anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan dari orang tuanya. Melukai diri sendiri juga bisa merupakan bentuk acting out, suatu tekanan emosi yang tak tertahankan yang diungkapkan dengan rasa sakit secara fisik
#4 - DISSOCIATION – Ini terjadi bila seseorang kehilangan jejak tentang waktu dan dirinya, kemudian mencari sosok pengganti yang lain bagi dirinya untuk melanjutkan hidupnya. Seseorang dengan disosiasi tidak hanya kehilangan jejak tentang waktu dan dirinya sendiri namun juga berikut proses berpikir dan ingatannya.
Orang yang memiliki riwayat kekerasan semasa anak-anak sering menderita disosiasi. Dalam kasus-kasus ekstrim seseorang bisa menganggap dirinya sebagai sosok ganda (multiple personality disorder). Orang-orang yang menggunakan disosiasi memiliki pandangan yang terputus mengenai diri dan dunianya. Berbeda dengan banyak orang, waktu dan citra diri seseorang yang terkena disosiasi tidak mengalir tanpa kontinuitas. Dengan cara ini orang yang mendisosiasikan dirinya dapat “memutus” dirinya dengan dunia nyata, dan hidup dalam ‘dunia lain’ yang terbebas dari pikiran, perasaan dan ingatan yang tidak disukainya.
#5 - COMPARTMENTALIZATION – Kompartementalisasi ini adalah bentuk lebih ringan dari disosiasi, di mana bagian-bagian dari diri seakan-akan memiliki kesadaran dan nilai yang terpisah satu sama lain. Contoh: Seorang yang jujur tapi berbohong saat mengisi laporan pajak pendapatannya. Ia menggunakan 2 sistim nilai yang berbeda dan tetap terpisah tanpa menyadari adanya perbedaan itu.
#6 – PROJECTION - Proyeksi merupakan pengalihan suatu sifat atau ciri tentang pemikiran, perasaan atau dorongan seseorang yang tidak disukainya kepada orang lain yang tidak memiliki pemikiran, perasaan atau dorongan itu. Proyeksi digunakan khususnya bila suatu pemikiran dianggap tidak mungkin diterima bila dilontarkan atau si individu itu sangat merasa tidak nyaman memiliki pemikiran seperti itu.
Contoh: suami/istri yang marah pada pasangannya karena tidak mendengarkan omongannya, padahal yang sebenarnya tidak mendengarkan adalah si suami/istri yang marah. Proyeksi seringkali merupakan akibat kurangnya pemahaman dan pengakuan tentang motivasi dan perasaan diri sendiri.
#7 – REACTION FORMATION – Ini adalah pengubahan pemikiran, perasaan atau dorongan yang berbahaya atau yang tidak diinginkan ke situasi kebalikannya. Contoh: Seorang karyawan wanita yang memendam rasa marah kepada atasan dan rasanya ingin mengundurkan diri berubah menjadi sangat baik dan murah hati kepada sang atasan dan menunjukkan keinginan untuk terus bekerja di perusahaan itu selamanya. Si karyawan itu sesungguhnya tidak mampu untuk menunjukkan emosi negatif dari rasa marah dan ketidak-bahagiaannya dan sebaliknya menjadi baik secara berlebihan untuk menutupi kekurangannya itu.
MEKANISME PERTAHANAN YANG KURANG PRIMITIF
Mekanisme pertahanan yang
kurang primitif adalah mekanisme yang berada satu tingkat di atas mekanisme
pertahanan primitif yang telah dibahas di atas
(mekanisme pertahanan #1 - # 7). Banyak orang menggunakan mekanisme ini di usia
dewasa dan cocok bagi banyak orang, namun sebenarnya bukan merupakan cara yang
ideal untuk mengatasi masalah perasaan, stress dan kecemasan. Bila anda merasa
sedang menggunakan salah satu dari mekanisme ini, anda tidak perlu gundah,
karena semua orang menggunakannya.
#8 – REPRESSION – Represi merupakan pemblokiran pemikiran, perasaan dan dorongan yang tidak dapat diterima oleh seseorang. Kunci dari mekanisme represi ini adalah bahwa terjadinya di luar kesadaran kita, sehingga seringkali tidak bisa kita kontrol. Suatu “kenangan yang direpresi” adalah ingatan yang sudah di blokir dari jejak dan kejadian masa lalu. Namun karena ingatan mudah dipengaruhi dan selalu berubah, maka ingatan tidaklah seperti memutar DVD tentang kehidupan anda. DVD itu telah di-filter dan bisa diubah oleh pengalaman hidup anda, bahkan oleh sesuatu yang telah anda baca atau lihat.
#9 – DISPLACEMENT – Ini merupakan pemindahan pemikiran, perasaan dan dorongan yang dilampiaskan kepada orang lain atau obyek tertentu. Banyak orang menggunakan displacement saat tidak mampu mengekspresikan perasaannya secara aman kepada orang lain. Contoh klasik adalah seorang pria yang marah kepada atasan, namun tak mampu mengekspresikan kemarahannya kepada sang atasan. Sewaktu pulang ke rumah ia melampiaskan kemarahannya dengan menendang anjing atau bertengkar dengan sang istri. Jadi, sebetulnya ini bukanlah satu mekansme pertahanan yang efektif, karena walaupun rasa marah telah tersalurkan, namun cara penerapan yang salah pada orang atau obyek tertentu justru akan menimbulkan masalah baru bagi orang itu.
#10 – INTELECTUALIZATION – Ini adalah penekanan yang berlebihan pada penggunaan pemikiran/inteletualitas dengan emosi datar bila dihadapkan pada dorongan, situasi atau perilaku yang tidak diinginkan. Alih-alih berurusan dengan emosi yang menyakitkan, seseorang menggunakan intelektualisasi untuk membuat jarak dengan dorongan dan perilaku dan kejadian yag menimpanya. Contoh: seorang yang divonis oleh dokter akan mati beberapa minggu lagi, dari pada memperlihatkan kesedihan dan keprihatinannya, ia berfokus pada detail prosedur pengobatan yang akan sia-sia belaka.
#11- RATIONALIZATION – Rasionalisasi merupakan satu cara untuk mengubah suatu pengertian atau memberikan alasan yang berbeda untuk suatu realitas. Contoh: Seorang wanita yang mulai berkencan dengan seorang pria yang dicintainya setengah mati dan tiba-tiba harus menanggun malu karena diputus oleh sang pria tanpa alasan. Ia akan membela diri dengan mengatakan: “Saya sebenarnya sudah tahu kalu ia seorang pecundang”. Padahal hatinya terasa sakit bak diiris-iris sembilu
#12 – UNDOING – Merupakan suatu usaha untuk meralat satu pemikiran dan perilaku bawah sadar yang dirasakan menyakitkan atau tidak dapat diterima oleh orang lain. Contoh: Seseorang yang kemudian menyadari bahwa ia telah menghina seorang wanita sebelumnya, akan berusaha untuk memuji kecantikan, keanggunan dan intelektualitas wanita itu. Dengan menerapkan “undoing” orang ini berusaha untuk memperbaiki kerusakan akibat pernyataan awalnya dan mengharapkan hubungan bisa pulih seperti sediakala.
MEKANISME PERTAHANAN DEWASA
Mekanisme pertahanan psikologis dewasa sering kali merupakan yang paling konstruktif dan sangat membantu bagi orang dewasa. Namun diperlukan usaha dan latihan agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Bila mekanisme pertahanan primitif tidak begitu bermanfaat untuk mencoba menyelesaikan masalah yang mendasar, maka mekanisme pertahanan dewasa lebih fokus kepada membantu seseorang menjadi lebih konstruktif dalam menghadapi lingkungannya. Orang dengan pertahanan psikologis yang dewasa cenderung untuk lebih damai dengan dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.
#13 – SUBLIMATION – Sublimasi merupakan pengalihan penyaluran dorongan, pemikiran dan emosi yang tidak dapat diterima kepada sesuatu yang dapat diterima. Contoh, orang dengan dorongan seksual yag berlebihan tidak akan begitu saja meyalurkannya dengan berhubungan sex, namun menyalurkannya dengan melakukan olah raga yang intens. Merubah fokus dari hal-hal yang dapat merusak atau kurang dapat diterima kepada hal-hal yang lebih produktif membantu orang tersebut untuk menghindari pemborosan enerji untuk hal-hal yang justru dapat menambah beban psikologisnya.
Sublimasi juga dapat dilakukan
dengan rasa humor dan berfantasi. Rasa humor dalam mekansime pertahanan
merupakan penyaluran dorongan atau pemikiran ke cerita ringan atau guyonan.
Humor akan mencairkan suasana di mana gelak tawa merupakan peredam dari
dorongan yang tidak dapat diterima. Fantasi sebagai mekanisme pertahanan
merupakan pengalihan keinginan yang tak dapat diterima atau tidak dapat dicapai
menjadi sebuah imajinasi. Contoh: berimajinasi sudah
mencapai kesuksesan yang diharapkan bisa sangat menolong bila seseorang
mengalami kegagalan sementara dalam studinya. Keduanya, humor dan fantasi,
dapat membantu seseorang untuk melihat situasi dengan cara pandang yang berbeda
atau berfokus pada aspek lain dari sebuah situasi yang sebelumnya tidak
dijajaki.
#14 – COMPENSATION – Kompensasi merupakan proses psikologis yang menyeimbangkan antara kelemahan di satu bidang dengan penekanan kekuatan pada bidang lain. Dengan menekankan dan fokus pada kekuatan, seseorang menjadi sadar bahwa ia tidak mungkin kuat dalam segala hal dan semua bidang dalam hidupnya. Contoh, bila seorang berujar: “Saya memang tidak bisa menyanyi seperti biduan, tapi saya pemain gitar yang bisa mengiringi setiap penyanyi”, sebetulnya mengakui kekurangannya dalam seni suara dan menekankan kepada kemampuannya dalam bermain gitar. Bila dilakukan secara tepat dan tanpa usaha untuk melebih-lebihkan kekuatannya, kompensasi merupakan mekanisme pertahanan yang membantu orang untuk memperkuat percaya diri dan citra diri
#15 - ASSERTIVENESS – Ketegasan merupakan penekanan pada kebutuhan atau pemikiran yang dikomunikasikan oleh seseorang secara sopan, langsung dan teguh. Gaya berkomunikasi merupakan suatu kontinum dengan bentangan mulai dari pasif ke agresif dengan ketegasan ditengah-tengahnya. Orang yang pasif dan berkomunikasi secara pasif pula cenderung untuk menjadi pendengar yang baik, namun jarang menyuarakan diri dan mengemukakan kebutuhannya dalam pergaulan. Orang yang agresif dan berkomunikasi dengan cara yang agresif pula cenderung menjadi pemimpin yang baik, namun seringkali dengan mengorbankan kemampuannya untuk berempati dan mendengar pendapat dan keinginan orang lain. Orang yang tegas harus bisa menyuarakan kepentingan dirinya serta mengutarakan pendapat dan keinginannya secara sopan dan teguh namun tetap mendengarkan bila ada pendapat orang lain. Menjadi semakin tegas merupakan salah satu kemampuan berkomunikasi yang didambakan dan merupakan mekanisme pertahanan yang sangat membantu dan ingin dipelajari oleh banyak orang
Semoga bermanfaat
Terjemahan: 15 Common Defense Mechanisms -
No comments:
Post a Comment