KOLANG KALING UNTUK KESEHATAN
Kolang-kaling (buah atap) adalah nama cemilan kenyal berbentuk
lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang menyegarkan.
Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes[1] ini,
dibuat dari biji pohon aren (Arenga pinnata) yang berbentuk pipih
dan bergetah.
Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha kolang kaling
biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk
direbus selama beberapa jam. Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam
dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.
Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai
93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram
protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat
kasar 0,95 gram. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kolang_kaling)
Buah ini sebetulnya hanya merupakan protein albumin yang dibutuhkan
benih pohon aren sebagai persediaan makanan. Buah yang tinggi kadar airnya ini,
diambil dari biji buah aren yang berbentuk lonjong pipih, bergetah dan bikin
gatal.
Aren merupakan tumbuhan berbiji tertutup, di mana biji buahnya
terbungkus daging buah. Tanaman ini tumbuh dari mulai Indo-China ke
selatan sampai Asia Tenggara dan tumbuh liar, serta dibudayakan orang.
Pohon aren banyak terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Biasanya tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian 250 ñ 1.000 meter di atas
permukaan laut.
Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya, jika
pohon kelapa batang pohonnya bersih, sedangkan batang pohon aren sangat kotor.
Batang pohon aren terbalut ijuk yang warnanya hitam dan sangat kuat, sehingga
pelepah daun yang sudah tua sekalipun sulit diambil dari batangnya.
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari
akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan
bangunan, daun muda (janur) untuk pembungkus kertas rokok, dan ijuk banyak
digunakan untuk pembuatan keset sepatu atau sapu.
Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren
muda digunakan untuk pembuatan kolang-kaling, air niranya untuk bahan pembuatan
gula merah atau gula aren, cuka dan tepung dalam batang dapat digunakan sebagai
bahan pembuatan berbagai makanan.
Ditinjau dari sudut gizi, buah bertekstur kenyal dan berwarna
putih bening ini sebenarnya tidak memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa.
Meskipun demikian, bukan berarti kolang-kaling tidak memiliki manfaat sama
sekali. Buah ini memberikan keuntungan bagi tubuh, yaitu membantu kelancaran
saat buang air besar atau memperlancar saluran cerna.
Dalam 100 gram kolang-kaling terkandung 0,69 gram protein,
karbohidratnya sekitar 4,0 gram, kadar abunya 1 gram dan serat kasarnya 0,95
gram. Sementara kadar air kolang-kaling relatif sangat tinggi, yakni mencapai
94%, sehingga kolang-kaling terasa segar saat dikonsumsi.
Kadar gelatinnya yang dimilikinya juga cukup tinggi, sehingga
memiliki manfaat antara lain membantu mempercepat rasa kenyang, menghentikan
nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun.
Namun, karena kolang kaling tersebut seringkali diolah dalam
bentuk manisan, maka perlu diwaspadai konsumsinya bagi yang diet gula, karena
kadar gula cukup tinggi.
Di samping protein dan terutama kadar air yang tinggi, kandungan
serat yang dimilikinya cukup besar, maka tak heran bila buah ini memiliki
tekstur yang cukup kenyal. Kandungan serat yang relatif tinggi inilah yang
menjadikan kolang-kaling sarat manfaat bagi kesehatan tubuh bila mengonsumsinya
dengan cukup dan teratur.
Salah satu bukti paling jelas manfaat serat adalah pada
penanganan konstipasi (sembelit). Serat buah ini mencegah dan mengurangi
konstipasi, karena ia menyerap air ketika ia melewati saluran pencernakan,
sehingga meningkatkan ukuran feses.
Akan tetapi jika asupan air rendah, serat justru akan
memperparah konspitasi, bahkan dapat menyebabkan gangguan pada usus besar.
Tumbuhan dua gelas air dari kebutuhan enam gelas air per hari diperlukan untuk
mengimbangi peningkatan konsumsi serat.
Sebenarnya peran utama serat dalam makanan adalah pada
kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu
mempercepart sisa-sisa makanan melalui saluran pencernakan untuk diekskresikan
ke luar.
Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan
lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesulitan melalui usus
untuk dapat diekskresikan ke luar, karena gerakan-gerakan peristatik usus besar
menjadi lebih lamban.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)
merekomendasikan konsumsi serat untuk hidup sehat adalah 25 gram serat makanan
untuk konsumsi energi sebesar 2.000 kalori dan sebesar 30 gram untuk konsumsi
energi sebesar 2.500 kalori bagi orang dewasa.
Pertanyaannya, sudah cukupkah asupan serat kita selama ini ?.
kalau kurang, saatnya kita mulai giat mengonsumsi kolang-kaling di sela-sela
buka puasa. Fakta ilmiah membuktikan, pangan yang berserat tinggi memiliki efek
yang lebih menguntungkan daripada serat suplemen dalam pencegahan dan
penanganan penyakit kronis.
Walaupun sejumlah jenis suplemen serat dapat berperan dalam
penanganan penyakit tertentu (konstipasi kronik dan diabetes). Para ahli medis
menganjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber serat dan seimbang daripada
mengonsumsi suplemen serat.
Makanan sehat yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah
makanan yang mengandung cukup serat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
kacang-kacangan dan umbi-umbian. Kolang-kaling merupakan santapan berbuka puasa
yang sarat manfaat, karena mengandung serat yang cukup.
Nah, meskipun secara tidak sadar dimaksudkan untuk diet, dengan
mengkonsumsi kolang-kaling secara rutin, terutama selama bulan puasa ini, sudah
merupakan diet yang gampang sekaligus menyehatkan
KOLANG
KALING DAN RASA NYERI SENDI
Sejak sekitar tahun 2006 tulang pinggang saya terasa sakit.
Duduk lama akan terasa sakit, berdiri lama sakit...terlebih saat menggendong
anak dan saat tidur tengkurap.
Sekitar dua bulan lalu saya makan kolang kaling secara rutin, 10
buah tiap hari. setelah beberapa hari rasa sakit berkurang dan saat ini
hampir-hampir tak ada lagi rasa sakit di pinggang. Ibu mertua juga makan,
tadinya jari-jarinya susah dan agak sakit bila digerakkan. Saat ini, jauh lebih
baik.
Tadi pagi Bapak Frederik S. Waworuntu menuliskan kalimat di
bawah ini pada saya :"Manfaat Kolang-Kaling (Bhs Belanda: Glibbertjes)
sudah diteliti oleh peneliti Belanda sejak zaman penjajahan dulu. Mereka
tertarik karena dipedesaan Indonesia rata-rata orang tua sering mengkonsumsi
buah atap ini dan mereka jarang mempunyai masalah tulang”
Rata-rata masalah pada orang tua adalah proses penuaan jaringan
ikat yang dibangun oleh kolagen yang terdapat pada kulit, otot, tulang, rambut,
kuku.
Kolang kaling mengandung gelatin yang dapat dicerna oleh tubuh
untuk mensintesa kolagen.Kolang kaling juga mengandung Albumin yang adalah
protein plasma tubuh kita yg mencapai 60%. Kolang kaling mengandung serat untuk
membantu pencernaan bekerja sama dengan gelatin dan mineral kalium, kalsium,
fosfor dan besi yang dikandungnya. Alhamdulillah, Allah sudah menciptakan buah
ajaib kolang kaling ini.
Disunting dari beberapa sumber
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment