Tentang
Chiropractic
Pelajaran dari kasus Allya Siska Nadya; Mengapa Kita Tidak Boleh
Menggerakkan Leher Secara Berlebihan ?
Oleh : Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP*
Saat pergi ke tukang cukur tertentu atau beberapa tukang urut
tradisional sering kita ditawarkan untuk digerakkan leher ke arah tertentu
secara dihentak dan menimbulkan bunyi “krrkkk”. Beberapa teman saya yang awam
dengan ilmu kedokteran bahkan jadi ketagihan jika pergi ke tukang cukur
langganannya untuk minta di”krrkkk”kan….Enak dan ringan katanya kalau sudah
bunyi “krrkkk”…dan mereka juga bilang, “gak ada efek sampingnya kok”…..
Benarkah????
Heboh yang muncul beberapa hari terakhir ini terkait dugaan
malpraktik yang mengakibatkan kematian Allya Siska Nadya membuat saya teringat
kembali dengan kisah teman yang sering ke tukang cukur “kkrrrk” itu. Saya kira
ada kemiripan perlakuan yang dialami oleh teman saya dan almarhumah Allya.
Bedanya teman saya dimanipulasi lehernya oleh orang yang jelas-jelas tidak
paham anatomi leher (tukang cukur), sedangkan Allya dimanipulasi lehernya oleh
orang yang “mengaku” paham dengan anatomi leher. Alhamdulillah teman saya walau
sudah di”malpraktik”i oleh tukang cukur masih selamat sampai hari ini, walau
sekarang dia sudah kapok setelah mencuatnya kasus Allya.
Seberapa bahayanya kah meng”krrkkk”kan leher itu ??
Anatomi leher kita
Leher kita merupakan bagian tubuh dengan struktur anatomi yang
cukup kompleks, banyak ragamnya, sempit daerahnya, dan vital fungsinya. Selain
kulit yang bisa kita lihat langsung dari luar, di dalamnya terdapat beragam
organ yang banyak dan penting fungsinya. Sebut saja di bagian depan ada
kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid yang sangat penting fungsinya
dalam metabolism tubuh kita. Masih ada lagi esofagus yang menjadi saluran masuk
makanan ke lambung. Ada lagi trakea yang merupakan saluran masuk udara untuk
pernafasan dari mulut dan hidung ke bronkus lalu masuk ke dalam paru-paru. Ada
juga pembuluh darah utama ke otak (arteri karotis kiri dan kanan) dan dari otak
(vena jugularis kiri dan kanan).
Makin ke belakang, terdapat struktur tulang belakang bagian
leher yang di dalamnya ada sumsum tulang belakang dan pembuluh darah ke otak
bagian belakang (arteri vertebralis kiri dan kanan). Semua organ-organ itu
punya fungsi yang demikian penting, dan tak salah kalau ada yang menyebut leher
adalah “jembatan kehidupan” antara kepala dan tubuh kita bagian bawahnya.
Kita tahu, hukuman mati yang masih lazim dilakukan hingga saat
ini dua diantaranya adalah hukuman gantung dan hukuman penggal leher, yang
keduanya diyakini menjadikan leher sebagai area tercepat di tubuh untuk bisa
mematikan seorang terpidana mati. Atau juga jika menyembelih hewan qurban, yang
dipotong adalah lehernya dan bisa cepat membuat hewan qurban meninggal.
Bagian leher mana yang cepat menimbulkan kematian jika
dimanipulasi?
Setidaknya ada 3 bagian leher yang bisa menyebabkan kematian
cepat jika dipotong, dipatahkan atau disumbat. Ketiganya, yaitu tulang belakang
bagian leher dan organ didalamnya, trakea, dan pembuluh darah karotis.
#1. Trakea
Jika kita memotong atau menyumbat trakea, maka aliran udara akan
terhenti pasokannya ke paru-paru. Dalam beberapa menit, organ tubuh segera akan
kekurangan oksigen. Otak adalah organ yang paling rentan terganggu hingga bisa
segera pingsan, henti jantung dan meninggal. Ini bisa terjadi hanya dalam beberapa
menit hingga belasan menit.
#2. Pembuluh darah arteri karotis
Jika kedua pembuluh arteri karotis terpotong, maka pasokan darah
ke otak segera terhenti, Di dalam darah kita tahu ada oksigen yang sudah
melarut untuk dipasok ke otak. Kejadiannya bahaya selanjutnya adalah sama
seperti akibat terpotong/tersumbatnya trakea seperti diatas : pingsan, henti
nafas, henti jantung, dan meninggal.
#3. Tulang leher dan organ di dalamnya
Jika tulang leher patah / retak / dislokasi, maka tulang leher
menjadi tidak stabil dan membuat sumsum tulang (medulla spinalis) di dalamnya
tercederai. Sumsum tulang merupakan kumpulan semua saraf pusat dari /menuju
otak dan dari/ke organ tubuh di bawah leher. Kita masih ingat
saat bintang “Superman”, Christopher Reeve, mengalami patah tulang leher akibat jatuh saat berkuda, dia mengalami henti nafas sehingga harus dipasang mesin bantu nafas portable seumur hidupnya, dan akhirnya’ dengan teknologi perawatan canggih dan biaya yang sangat mahal pun, sang Superman tidak mampu bertahan dan meninggal juga.
saat bintang “Superman”, Christopher Reeve, mengalami patah tulang leher akibat jatuh saat berkuda, dia mengalami henti nafas sehingga harus dipasang mesin bantu nafas portable seumur hidupnya, dan akhirnya’ dengan teknologi perawatan canggih dan biaya yang sangat mahal pun, sang Superman tidak mampu bertahan dan meninggal juga.
Biasanya, selain berhentinya nafas, gangguan akibat cederanya
sumsum tulang belakang di daerah leher juga mengakibatkan kelumpuhan tangan dan
kaki, ketidakmampuan buang air besar dan buang air kecil, dan terganggunya
fungsi organ-organ lain dibawah leher. Hanya jantung yang mungkin masih
bertahan (itu pun jika menggunakan obat-obatan pemacu jantung terus menerus dan
paru-paru diberi pernafasan mekanis ventilator), walaupun saraf yang dari
sumsum tulang belakang sudah mati. Ini yang biasanya disebut mati batang otak
(brain death)
Selain itu juga, akibat retaknya tulang belakang leher dapat
menyebabkan robeknya pembuluh darah arteri vertebralis (kiri dan kanan) yang
ada di dalam tulang belakang leher yang memasok darah untuk otak bagian
belakang. Jika pasokan hilang akibat kedua pembuluh darah robek, maka bisa
menyebabkan kerusakan otak, pingsan, henti nafas dan kemudian meninggal.
Mengapa kita tidak boleh menggerakkan leher secara berlebihan?
Tentu saja bahayanya yang paling fatal adalah menyebabkan
kematian. Terutama bukan karena akan memotong atau menyumbat trakea mau pun
merobek pembuluh darah karotis. Tetapi akan mematahkan / meretakkan /
mendislokasikan tulang leher yang akibatnya bisa mematikan seperti disebut
diatas (nomor 3).
Yang tersering adalah bukan patah, tetapi dislokasi atau
melejitnya sendi yang menghubungkan antar tulang leher. Ada 7 ruas tulang leher
dan masing-masing ruas dihubungkan oleh 2 macam sendi : bantalan tulang
(diskus) dan sendi penyangga kiri dan kanan (prosesus artikularis superior dan
prosesus artikukaris inferor, atau disebut juga facet).
Jika tulang dan sendinya melejit, maka hubungan persendian leher
dan ruas tulang lehernya menjadi tidak stabil dan akan mencederai sumsum tulang
belakang di dalamnya dan selanjutnya terjadilah kejadian fatal seperti
dijelaskan diatas tadi (yang bisa sampai menimbulkan kematian). Apalagi jika
tulang leher sampai patah, tentu instabilitas itu menjadi lebih parah lagi dan
bisa menimbulkan kematian yang lebih cepat lagi. Apalagi jika diitambah lagi
robeknya pembuluh darah arteri vertebralis akibat tergores tulang leher yang
patah itu.
Bunyi “krrkkk” menunjukkan bahwa telah terjadi manipulasi
pergerakan sendi secara berlebihan. Pada kasus teman saya yang di”krrkkk”kan
oleh tukang cukurnya, tampaknya memang tidak terjadi dislokasi atau patah
tulang leher, sehingga tidak mengalami kejadian yang membahayakan.
Namun sebetulnya, dengan makin seringnya teman saya
di”krrkkk”kan lehernya, maka sendi lehernya bisa makin lemah dan dapat
menyebabkan instabilitas tulang leher di kemudian hari yang bisa menyebabkan
nyeri leher kronis yang sering timbul ketika usia makin menua.
Sedangkan pada kasus yang menimpa almarhum Allya, tampaknya pergerakan
sendi-sendi leher yang berlebihan yang dilakukan terapisnya juga diikuti dengan
dislokasi tulang dan sendi leher nya atau bahkan mungkin terjadi retakan tulang
belakang leher.
Rekomendasi
Jadi, jika demikian, sangat disarankan untuk tidak lagi menggerakkan
leher secara berlebihan, baik oleh diri sendiri atau teman anda, tukang cukur,
tukang urut, bahkan oleh orang yang mengaku professional dan mempunyai
sertifikat khusus dalam “krrkk” meng”krrkkk”kan itu……
Jika anda mempunyai masalah dengan nyeri leher, nyeri punggung,
atau nyeri pinggang, apa pun penyebabnya (kaku otot, saraf terjepit, skolisos,
kifiosis, dan lain-lain) datanglah ke ahli yang profesional, yang terdidik di
rumah sakit pendidikan kedokteran, seperti spesialis saraf, spesialis bedah
saraf, spesialis ortopedi, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi…..bahkan
tidak ada salahnya juga jika datang ke dokter umum atau fisioterapis….. bukan
ke yang lain…
Untuk tubuh kita yang fungsinya sangat -sangat penting kok
coba-coba???
-----------o0o-----------
* Penulis adalah dokter Spesialis Bedah Saraf TNI AU dengan
kompetensi tambahan (SKT) di bidang Spine/Tulang Belakang
No comments:
Post a Comment