QUICK COUNT DAN REAL COUNT
Nah
ini penjelasannya, thread yang bagus dari Guru Besar Statistic IPB, Mas
Noto (Kharil Anwar Notodiputro) #metodeilmiah
Saya lebih percaya
kepada QC daripada lembaga survey credible, apalagi prediksi dukun
Dibaca ya ...
1. Quick count itu
adalah statistik. Hasil KPU adalah parameter. Selalu ada beda antara statistik
dan parameter.
2. Statistik itu
berubah ubah dari satu survei ke survei yang lain. Karena itu hasil lembaga
survei berbeda-beda. Perbedaan hasil itu adalah keniscayaan bukan keburukan.
3. Walaupun
statistik itu berbeda-beda dari satu survei ke survei yang lain dan hasilnya
selalu berbeda dengan parameter tetapi kalau dirata-ratakan semua hasil survei
itu maka hasilnya akan sama dengan parameternya.. ini sifat unik dan keunggulan
dari statistik.
4. Asalkan
survei-survei itu dilakukan berbasis contoh
acak (random samples) maka
rata-rata dari hasil survei itu akan konvergen ke parameternya. Jadi QC
konvergen ke RC asalkan QC didasarkan pada samples yang representatif. Ini
dikenal dengan sifat takbias (unbiased).
5. QC itu tidak seperti
hitung cepat yang dilakukan di RM Padang. Hitung cepat harga makanan disitu
tidak boleh salah. Tapi kalau QC selalu mengandung kesalahan. Jadi dalam QC
kesalahan itu adalah suatu keniscayaan, bukan keburukan.
6. Dalam bahasa
Inggris ada dua kata yang berarti kesalahan, yaitu “mistake” dan “error”.
Kesalahan yang terjadi pada hitung cepat di RM Padang disebut “mistake”.
Kesalahan yang terjadi pada QC disebut “error”. “Mistake” dan “error” adalah
dua hal yang berbeda.
7. Apa beda kedua
istilah itu dalam khasanah ilmu pengetahuan? “Mistake” adalah kesalahan yang bisa
dihindari sehingga bisa ditiadakan. Sdengankan “error” adalah kesalahan yang tidak
dapat dihindari sehingga menjadi keniscayaan..
8. Ketika seorang
mahasiswa ditanya brp 2+7 lalu dijawab 10, maka mahasiswa ini telah membuat
“mistake”. Tetapi jika mahasiswa janji bimbingan dengan dosen jam 7:00 dan
mahasiswa tiba ruang dosen jam 7:01 atau jam 6:59 maka mahasiswa itu membuat
“error”. Yang pertama bisa dihindari, yang kedua tidak bisa.
9. Untuk
memperjelas beda kedua istilah itu misal kita menyuruh 2 anak dengan kecerdasan
yang sama utk menjawab 2+7 maka hasilnya harus 9. Jika hasil berbeda maka yang
terjadi adalah “mistake”.
10. Tetapi jika
kita ambil 2 butir jagung dari satu induk, lalu ditanam dengan cara yang sama
dan dikendalikan secara ketat maka hampir bisa dipastikan pertumbuhan keduanya
berbeda. Inilah yang namanya “error”.
11. Lalu menjadi pertanyaan,
jika QC itu jelas mengandung kesalahan (baca: “error”) apakah QC itu ada
gunanya? Tidak perlu diragukan, pada saat pilkada kita masih menggunakan sistem
pencoblosan manual seperti sekarang ini maka QC banyak memberikan manfaat.
12. Manfaat pertama
adalah hasil QC dapat mengobati rasa ingin tahu masyarakat terhadap hasil
pilkada secara cepat. Sistem pencoblosan yang manual seperti saat ini cukup
lama proses perhitungannya. Dengan mengetahui prediksi hasilnya maka antisipasi
bisa dilakukan.
13. Manfaat kedua
adalah QC dapat menjadi pendorong atau penekan terhadap KPU agar bekerja
serius, hati-hati dan jujur dalam penghitungan perolehan suata paslon. Jika
tidak maka hasil QC bisa menjadi pembandingnya. Perbedaan hasil QC dan RC harus
bisa dipertanggung-jawabkan.
14. Manfaat ketiga
adalah QC bisa digunakan untuk mendidik masyarakat agar melek statistik (statistics literate) atau sekarang
disebut sebagai “statisticacy”.
Statisticacy merupakan ciri dari masyarakat moderen. Sebaliknya ciri masyarakat
primitif adalah percaya pd mistik, rumor, atau fitnah.
15. Manfaat
keempat adalah terbukanya lapangan kerja karena tumbuhnya industri lembaga
survei. Banyak ahli pengumpulan data, analis data, pemrograman, dan ahli
lainnya terserap bekerja di lembaga survei. Jadi ada kontribusi terhadap geliat
ekonomi kita.
16. Manfaat kelima
QC dapat menjadi pendidikan politik bagi masyarakat. Perbedaan hasil QC yang
selalu terjadi akan mengajarkan kepada masyarakat bahwa berbeda itu biasa dan
tidak perlu harus anarkhis. Akhirnya masyarakat akan mampu menerima perbedaan dalam
politik.
17. Lalu bisakah
kita menakar kualitas dari suatu QC? Bisa, tapi penjelasannya nanti saja ya..
mudah-mudahan ada kesempatan berikutnya, masih bersambung ...
#metodeIlmiah
No comments:
Post a Comment