Kritik Terbuka Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi
Muncul fenomena baru,
berbodong-bondong pada mengkritik atau menyerang Presiden Jokowi soal
penanganan pandemi covid-19 di tanah air.
Bagus, inilah demokrasi. Namun
ada yang tercecer di tengah jalan, yaitu etika dan moral.
Kritik, bukan sekedar menunjuk
suatu obyek permasalahan, namun lebih dari itu, juga menyajikan alternatif
solusi.
Obyektif saja, obyek permasalahan
yang diungkap sangat subyektif, belum tentu benar. Saya menilai itu semua hanya
sampah! Selalu tidak menyajikan alternatif solusi. Artinya, yang ngomong itu
tidak memahami masalahnya.
Saya jadi dosen UGM sudah 32
tahun lamanya. Saya faham betul mana yang goblog, pura-pura pintar dan pintar
beneran.
Mari kita obyektif menilai
kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi dalam penanganan pandemi covid-19 di tanah
air. Dengan keterbatasan anggaran, Pemerintahan Presiden Jokowi telah
memberlakukan PPKM dengan membagikan bantuan-batuan sosial bagi warga yang
terdampak. Dengan segala keterbatasan anggaran dan jatah vaksin, Pemerintahan
Presiden Jokowi telah berupaya keras menjalankan Program Vaksinasi Nasional.
Bahkan lewat Biofarma, pemerintah berusaha memproduksi vaksin sendiri, baik
yang membeli patent dari luar maupun vaksin merah-putih. Saya rasa Pemerintahan
Presiden Jokowi sudah maksimal melakukan segala cara mengatasi pandemi covid-19
dan pemulihan ekonomi nasional. Angka pertumbuhan ekonomi makro kuartal kedua
tahun 2021 adalah 7.07%. Luar biasa.
Masalahnya justru datang dari
para politikus busuk yang kerjanya mengganggu kinerja Pemerintahan Presiden
Jokowi dengan mulutnya yang hobi asal njeplak yang hanya menimbulkan kegaduhan
politik.
Tengok Amerika Serikat, negara
kaya raya dengan ketersediaan vaksin melimpah, hari ini diserang badai Third
Wave, dengan kasus harian diatas 100 ribu perhari. Amerika Serikat pernah
menerapkan lockdown dan sekarang mereka menolak. Fahamkan mengapa? Goblog koq
dipelihara.
Fenomena politik yang muncul saat
ini jelas agenda 2024, cetho welo-welo. Nggege mangsa. Mereka mencoba
memposisikan dirinya lebih baik dari Presiden Jokowi, dengan selalu menyerang
Presiden Jokowi dan menerapkan gaya politik latihan tinju.
Tidak punya etika dan moral.
Disaat rakyat Indonesia sedang perihatin akibat pandemi covid-19, para
politikus busuk sibuk eforia di ruang-ruang publik untuk agenda 2024. Rakus dan
memalukan mentalnya!
Saya ingatkan, ambisi dan
kebencianmu jangan sampai menghilangkan akal sehatmu.
Belajar dari kehebatan Bung
Karno, sebagai bapak dan pendiri bangsa, proklamator kemerdekaan RI, pemimpin
besar revolusi, presiden seumur hidup dan panglima tertinggi angkatan perang
RI. Bung Karno adalah anugerah bagi bangsa Indonesia yang telah mengorbankan
seluruh hidupnya bagi bangsanya. Bung Karno tidak butuh baliho, karena
kharismanya jauh lebih kuat dibandingkan hanya nebeng di baliho yang dipasang
di pinggir jalan.
Saya mengajak rakyat Indonesia
untuk tetap mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi dalam mengatasi pandemi
covid-19 di tanah air. Yakinlah, Presiden Jokowi telah melakukan yang terbaik
bagi bangsa ini.
Saya usul ke Pemerintahan
Presiden Jokowi sbb:
1. Bangun pola pikir dan mental
krisis/kedaruratan lewat pendidikan di sekolah.
2. Segera wujudkan kemandirian
nasional khususnya di industri hulu yaitu logam dan kimia dasar. Kita kedodoran
saat pandemi covid-19 karena lemahnya dukungan industri farmasi dan kedokteran.
3. Perlukah UU Pedidikan
Kedokteran dan Keperawatan dievaluasi, belajar dari pandemi covid-19 di tanah
air?
Tidak lupa, saya ucapkan
terimakasih yang mendalam kepada TNI-Polri dalam mengawasi dan memastikan
pelaksanaan PPKM dan program vaksinasi nasional. TNI-Polri sungguh luar biasa.
Sekali lagi terimakasih. Hidup TNI-Polri. Merdeka!
Guyup rukun, runtung-runtung kaya
mimi lan munyuke. Terimakasih.
Yogyakarta, 2021-08-08
BP. Widyakanigara
No comments:
Post a Comment