(Bhante Pannavaro)
Ada sepasang suami istri yang
tinggal di desa kecil, seperti kota tapi masih desa.
Suatu hari liburan
panjang, mereka sekeluarga naik mobil, ingin piknik. Dari satu desa
di Yogyakarta mau ke Semarang. Berangkatlah dia dan keluarganya.
Setelah satu jam mengendarai
mobil, istrinya berkata pada suaminya, "Pak...., tadi kompor sudah
saya matikan belum ya? Lalu rumah rasanya belum saya kunci"
"Ma, pikir yang benar, Ma"
"Lupa saya. Udah belum
ya? Rasanya sudah, tapi kok sepertinya belum"
Dia mau menelpon tetangganya
tetapi tidak bisa, karena itu adalah liburan panjang, tetangga2nya juga pergi
jalan-jalan semua.
Dia stress......
"Pak, mumpung masih belum
terlalu jauh kita balik pulang saja dulu, untuk memastikan”
"Lha, kita sudah jalan satu
jam. Sudah separuh nih"
"Nanti kalau rumah kita di
masuki maling bagaimana, Pak?"
Akhirnya....Pulanglah
mereka. Sampai di rumah, dilihat, "Oh...., rumah sudah terkunci,
kompor pun sudah dimatikan"
"Lha, Mama kok bisa lupa?
Bagaimana sih tadi?"
Karena dia melakukannya dengan
dengan terburu-buru. Tidak dengan
kesadaran.
Jika saja dia mematikan kompor
dengan kesadaran, tek...., maka akan ingatlah dia. Tetapi, waktu dia
mematikan kompor tadi, orangnya masih di rumah tetapi .... pikirannya
sudah sampai di Semarang. Mau belanja, cari tas tambahan, yang
gratis-gratis.
Juga sewaktu dia menutup pintu,
anaknya rewel minta dirinya cepat berangkat, jadi dia tutup begitu saja, ceklek. Lalu dia pergi.
Dia melakukan itu tanpa kesadaran.
Dia tersiksa.
Andai saja dia mematikan kompor
dengan perhatian dan kesadaran, dia mengunci pintu dengan kesadaran, pikiran
dia hadir disitu, ceklek.
Maka saat suaminya bertanya,
"Ma, sudah di kunci pintunya?"
"Sudah Pa” mantap dia
menjawab.
"Kompor sudah dimatikan,
Ma?'
"Sudah, Pa".
"Jelas nih Ma? Yakin?".
"Jelas, yakin karena saya
melakukannya dengan perhatian dan kesadaran."
Itulah meditasi kesadaran.
Menggunakan kesadaran dalam
kehidupan sehari-hari akan membebaskan Anda dari bermacam-macam keruwetan
pikiran.
"Jadi meditasi itu tidak
hanya duduk diam saya ya Bhante?'
"Tidak, Saudara"
Orang-orang berpikir jika bisa
duduk diam, meditasi makin lama, makin bagus.
Oh, ya pasti kalah dengan arca
rupa Buddha. Buddha rupa, duduknya paling lama.
Hadirnya kesadaran dalam keseharian,
justru itulah meditasi yang sangat penting.
Sehari sekali duduk meditasi
untuk menghadirkan kesdaran. Tetapi yang lebih penting dari sehari
sekali duduk bermeditasi adalah menggunakan
kesadaran dalam kehidupan sehari-hari.
Mengetahui .....perasaan yang
muncul,
yang tidak
menyenangkan, pikiran baik,
Pikiran yang buruk,
Pikiran yang jelek,
Pikiran yang mulia,
kita tahu semua......
Kesadaran itu
akan membebaskan kita.
Ini akan mengurangi
kotoran-kotoran bathin yang halus meskipun kita belum bebas dari
penderitaan sepenuhnya.
Apabila
kita menggunakan kesadaran, kita akan mengurangi penderitaan ini.
Itulah latihan yang dapat membawa
perubahan dalam kehidupan ini, dalam perliaku kita sehari-hari.
Mengendalikan diri dari yang buruk agar yang buruk-buruk tidak menjadi bad
habit, kebiasaan yang buruk.
Kerjakanlah
segala sesuatu yang baik dengan kesadaran.
Semoga Semua Mahluk
Berbahagia
No comments:
Post a Comment