INTERNET TROLL.....
Merdeka
!
Seringkali
kita membaca tulisan atau respon kasar di Sosial Media. Tidak pandang
bulu, bahkan presidenpun mendapat komentar dengan kata-kata kasar dan caci maki
dari orang-orang yang tidak “dikenal” di masyarakat.
Banyak
ahli berpendapat bahwa sosial media telah berkontribusi pada sikap
kekasaran. "Orang-orang merasa mereka harus berbagi pendapat mereka
atau berkomentar tentang segala hal, di mana saja, kapan saja, walaupun mereka
hanya memiliki sedikit pengetahuan," kata Danny Wallace, penulis
buku “You Very Much: The Surprising Truth About Why People Are So Rude”
Internet troll mengacu pada orang yang mengirim
pesan (atau juga pesan itu sendiri) di Internet dengan tujuan untuk
membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lainnya. Istilah
ini juga sering disalah-gunakan untuk memojokkan lawan diskusi dalam
debat-debat panas dan sering juga disalah-terapkan untuk mereka yang tidak
peduli terhadap etika.
• Psikologi Troll
Sebuah makalah
yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Individual
Differences mampu membuat profil pengguna internet berdasarkan
frekuensi komentar online mereka.
Hasil
dari penelitian ini "mengungkapkan pola hubungan yang serupa antara trolling dan Sisi Gelap kepribadian:
trolling berkorelasi positif dengan sadisme, psikopati." Mereka juga
menemukan bahwa ada perbedaan yang jelas antara "cyber-trolling" dan
debat, dimana debat sama sekali tidak terkait dengan sadisme.
Faktor
anonimitas (informasi identitas pribadi orang tersebut tidak diketahui) berkontribusi
pada kekasaran dan roll online
Wallace
menambahkan: "Penelitian terbaru mengatakan bahwa kurangnya kontak
mata yang memungkinkan kita untuk bersikap sangat kasar kepada orang
lain."
Manusia
menghargai diplomasi, senang dihormati dan didengar. Oleh karena itu
kekasaran memiliki efek negatif secara psikologis.
Orang
yang diperlakukan kasar langsung merasa diabaikan, dihina, dan tidak dihargai,
dan berusaha untuk mendapatkan rasa hormat itu kembali. Akibatnya kekasaran
sering mengarah pada balas dendam.
Pengaruh Kekasaran Terhadap Kesehatan Kita
Ibarat
Sakit Flu, Dampak dari mengalami kekasaran akan cepat menyebar
dalam tubuh. Bahkan menyaksikan kekasaran sudah cukup bagi kita untuk
“terinfeksi” secara psikologis, dan selanjutnya kita akan membawanya
bersama kita.
Jika kita
mengalami kekasaran terus-menerus di rumah atau ditempat kerja, maka efek
psikologis seperti stres dapat menyebabkan efek fisik.
Faktanya
sekarang, kita bisa diperlakukan kasar dimana saja, di tempat kerja, di
bandara/stasiun kereta api/bus, di lingkungan tempat tinggal, di WA,
Facebook, Twitter, Instagram dll.
Kadang-kadang
kekasaran yang kita alami terlalu banyak, maka akibatnya kesehatan kita,
baik fisik maupun mental bisa terganggu.
Bagaimana menanggapi kekasaran orang di sosial media ?
•Jangan Bereaksi
Saat ini
kita relatif mudah bertemu orang yang kasar yang menyebabkan detak
jantung berdebar, emosi marah, kesal, ingin menangis dsb.
Jika kita
bereaksi terhadap seseorang yang telah “menganiaya” kita, itu secara tidak
langsung menandakan bahwa kita telah menyatakan “bergabung” dengan dia.
• Sadari bahwa Itu bukan tentang Kita
Hampir
selalu, ketika seseorang bersikap kasar kepada orang lain, itu tidak ada kaitan
langsung dengan pribadi orang yang diserang sama sekali. Orang yang kasar
merasa tidak aman dengan sesuatu dalam hidup mereka sendiri dan lebih mudah
untuk menyerang siapa pun disekitar mereka, apakah mereka mengenal nya atau
tidak.
Tidak ada
gunanya mencoba memperbaiki apa pun yang salah dalam hidup mereka.
• Jaga perasaan positif diri sendiri.
Jika kita
membalas kasar seseorang karena mereka memiliki pendapat yang berbeda
dari kita, maka mereka akan mengatakan kita berpikiran tertutup, tidak mau
menerima masukan atau tidak bisa memahami pendapat mereka.
Hal ini
bisa mengakibatkan munculnya perasaan negatif dalam diri kita.
Oleh
karena itu tidak ada gunanya membalas karena bisa merubah pandangan positif
pada diri sendiri menjadi negatif.
• Pergi
Pilih untuk
“pergi” atau mengakhiri percakapan. Pilih untuk mengakhiri hubungan
dengan orang-orang yang selalu berbicara kasar jika perlu. Jangan biarkan
hal-hal negatif meresapi hidup kita dan jangan biarkan apa pun menahan kita
untuk tidak berhubungan dengan seseorang yang tidak sesuai dengan nilai dan
standar kita.
“Trolling
tidak mengatakan apa-apa tentang orang yang Anda troll, tetapi mengatakan
banyak tentang orang seperti apa Anda. Ini mengekspos Anda, kepribadian
Anda dan hidup Anda. Bagaimana Anda dibesarkan, apa nilai-nilai Anda,
pemikiran, keyakinan dan di mana Anda dalam hidup”
De
filsuf DJ Kyos
Retno Triani Soekonjono - Psikolog
No comments:
Post a Comment