MENGENAL
AUTISME PADA ANAK
APAKAH AUTISME ITU?
Autisme adalah gangguan pada otak yang membatasi kemampuan
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Autisme timbul pada anak-anak
muda, dan termasuk dalam spektrum antara ringan dan berat. Beberapa orang dapat
menjalani dunianya, beberapa yang lain memiliki kemampuan yang luar biasa,
sedangkan yang lain berjuang keras untuk dapat berbicara. Autism Spectrum
Disorders (ASDs) atau gangguan spektrum autisme menyerang satu di
antara 68 anak-anak, dan terjadi pada anak laki-laki lima kali lebih sering
anak perempuan.
TANDA-TANDA AUTISME
Sebelum anak berumur 3 tahun, pengamat yang teliti dapat
melihat tanda-tanda autisme. Beberapa anak berkembang dengan normal sampai usia
18 – 24 bulan, kemudian berhenti berkembang dan kehilangan ketrampilan.
Tanda-tanda seorang anak terkena ASD dapat meliputi: gerakan berulang (bergoyang
atau berputar), menghindari kontak mata atau sentuhan fisik, perlambatan dalam
belajar berbicara, mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia), cepat
merajuk hanya karena perubahan yang kecil. Sangat penting untuk diketahui bahwa
tanda-tanda di atas dapat terjadi juga pada anak tanpa ASD atau anak yang tidak
autis.
TANDA-TANDA DINI AUTISME : TAHUN PERTAMA
Bahkan bayi muda sangatlah sosial, sehingga memungkinkan
untuk melihat tanda-tanda autisme bagaimana bayi berinteraksi dengan dunia
sekelilingnya. Pada usia ini, anak dengan ASD: tidak bereaksi terhadap suara
ibu, tidak bereaksi ketika namanya dipanggil, tidak tersenyum atau bereaksi terhadap
isyarat-isyarat orang lain. Bayi tanpa autisme dapat juga menunjukkan
tanda-tanda seperti itu. Namun sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter
bila terdapat tanda-tanda seperti itu, sekedar untuk memastikan ada atau
tidaknya autisme
TANDA-TANDA DINI AUTISME: TAHUN KEDUA
Tanda-tanda autisme lebih jelas saat anak memasuki usia ke-2.
Jika anak-anak lain mulai membentuk kata-kata dan menunjuk benda-benda yang
diinginkannya, anak dengan autisme tidak berkembang dalam berbicara.
Tanda-tanda autisme meliputi: tidak dapat mengucapkan satu katapun saat berusia
16 bulan, tidak dapat bermain (no pretend games) pada usia 18 bulan, tidak bisa
mengucapkan 2 kata atau kalimat pada usia 2 tahun, hilangnya kemampuan
berbahasa, tidak menunjukkan minat bila seseorang menunjuk satu obyek, misalnya
pesawat yang sedang terbang.
TANDA DAN GEJALA AUTISME LAINNYA
Penderita
autis kadang-kadang dapat menunjukkan gejala fisik termasuk gangguan pencernaan
seperti konstipasi (sembelit) dan gangguan tidur. Anak mungkin mengalami gangguan
koordinasi pada otot-otot besar yang digunakan untuk berlari dan memanjat, atau
otot-otot yang lebih kecil pada tangan. Sekitar sepertiga penderita autis
mengalami serangan kejang.
BAGAIMANA AUTISME MEMPENGARUHI OTAK?
Autisme
mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan emosi, komunikasi dan pergerakan
tubuh. Pada umur balita, beberapa anak dengan ASD memliki ukuran kepala dan
otak yang besar – yang mungkin disebabkan oleh masalah pada perkembangan otak.
Gen abnormal, yang diturunkan melalui keluarga, dikaitkan pada gangguan fungsi
pada beberapa bagian otak. Para peneliti mengharapkan adanya cara untuk
mendiagnosa autisme melalui scanning otak.
SCREENING DINI UNTUK AUTISME
Banyak anak tidak terdiagnosa dengan gangguan autisme sampai
usia pra-sekolah/TK atau bahkan saat mengikuti kelompok bermain (playgroup),
dan banyak anak kehilangan pertolongan yang mereka butuhkan di tahun-tahun
pertama. Oleh karena itu ada petunjuk yang mengharuskan anak pada usia 9 bulan
yang mengalami perlambatan dalam ketrampilan dasar untuk menjalani screening.
Pemeriksaan khusus untuk ASD diperlukan pada usia 24 bulan bagi anak dengan
perilaku yang tidak lazim atau adanya riwayat keluarga dengan autisme.
DIAGNOSA AUTISME: PROBLEM BERBICARA
Pada pemeriksaan biasa, dokter akan memeriksa bagaimana bayi
anda bereaksi terhadap suara, senyum atau ekspresi anda lainnya. Apakah ia
menggeram atau mengoceh? Masalah atau perlambatan dalam berbicara merupakan
petunjuk untuk berkonsultasi dengan seorang terapis bicara. Test pendengaran
juga mungkin diperlukan. Kebanyakan anak dengan autisme pada akhirnya akan bisa
berbicara, namun lebih lambat dibanding anak-anak lainnya. Melakukan
pembicaraan dengan anak autis bisa sangat sulit. Anak dengan autisme juga bisa
berbicara dengan nada menyanyi atau bicara seperti robot.
DIAGNOSA AUTISME: KURANGNYA KETRAMPILAN SOSIAL
Masalah dalam berhubungan dengan orang lain merupakan
petunjuk penting untuk gangguan spektrum autisme. Seorang psikolog dengan
latihan khusus dapat membantu menemukan masalah hubungan sosial sedini mungkin.
Anak menghindar untuk menatap mata seseorang, termasuk kepada orang tuanya
sendiri. Mereka bisa sangat fokus pada sesuatu, sambil mengabaikan hal-hal lain
di sekitar mereka untuk waktu yang lama. Mereka tidak menggunakan bahasa dan
sikap tubuh, atau ekspresi wajah untuk berkomunikasi
DIAGNOSA AUTISME: EVALUASI
Tidak ada tes medis khusus untuk autisme, namun beberapa
pemeriksaan dapat membantu untuk mengesampingkan hilangnya pendengaran (tuli),
kesulitan berbicara, keracunan timbal, atau masalah dalam perkembangan yang
tidak berkaitan dengan autisme. Para orang tua diminta untuk menjawab
serangkaian pertanyaan – yang disebut ‘screening tool’ – untuk menilai perilaku
dan ketrampilan berkomunikasi sang anak. Pemberian pengobatan dini, sebaiknya
sebelum usia 3 tahun, dapat sangat meningkatkan perkembangan seorang anak.
Penderita dengan sindroma Asperger tidak memliki intelegensia
yang rendah ataupun masalah dalam berbicara. Pada kenyataannya, mereka bahkan
memiliki kemampuan verbal yang mumpuni. Namun mereka dengan sindroma Asperger bisa
bersikap aneh secara sosial dan menghadapi kesulitan untuk memahami isyarat
non-verbal seperti ekspresi wajah. Mereka bisa fokus secara intens pada satu
topik yang mereka minati, namun bermasalah dalam berteman atau berhubungan
dengan orang.
PENGOBATAN AUTISME: PROGRAM PERILAKU
Terapi perilaku digunakan secara luas untuk membantu
anak-anak dengan ASD belajar berbicara dan berkomunikasi, berkembang secara
fisik, dan berhubungan lebih efektif dengan orang lain. Secara bertahap,
program intensif ini – yang dikenal dengan Applied Behavior Analysis (ABA) –
mendorong kegiatan yang positif dan menghilangkan pelilaku negatif. Pendekatan
yang lain, disebut dengan Floortime, bekerja pada ranah emosi dan ketrampilan
sosial. Program TEACCH menggunakan kartu bergambar dan tanda-tanda visual
lainnya.
PENGOBATAN AUTISME : EDUKASI
Di Indonesia sistim pendidikan umum belum memberikan
pelayanan yang dapat membantu anak dengan autisme untuk belajar dan berkembang.
Yang ada adalah sekolah khusus untuk anak-anak autis yang telah didiagnosa
menderita kelainan ini.
Lain halnya dengan di Amerika, sekolah umum menyediakan kelas
khusus bagi anak autis untuk belajar dan berkembang. Dalam sistim ini dilakukan
terapi bicara dan terapi okupasional. Sekolah-sekolah diwajibkan untuk
menerapkan Indivisualized Education Program (IEP) untuk setiap anak. Anak
dengan autis berhak untuk menjalani pelayanan intervensi dini atau tahun ajaran
sekolah yang diperpanjang.
PENGOBATAN AUTISME: TERAPI OBAT-OBATAN
Tidak ada terapi obat-obatan khusus untuk autisme, namun
obat-obatan dapat membantu untuk mengurangi beberapa gejala. Obat-obatan
anti-psikotik diberikan pada pasien dengan masalah perilaku yang serius. Dalam
kategori obat ini terdapat Risperdal® yang memperoleh persetujuan FDA
(BPOM Amerika) untuk kasus autisme dengan agresi, kecenderungan melukai diri
sendiri dan tantrum. Jika serangan kejang menjadi gejala, maka pemberian
anti-konvulsan dapat membantu. Obat-obatan untuk mengobati depresi
kadang-kadang diberikan. Respon si anak terhadap obat-obatan yang diberikan
harus dipantau secara seksama.
PENGOBATAN AUTISME: INTEGRASI SENSORIK
Anak autis dapat sangat peka terhadap suara, sentuhan, rasa,
penglihatan atau bau – ini sama dengan satu keadaan yang dikenal dengan kelainan
integrasi sensorik (sensory integration disorder). Sebagai contoh:
anak autis akan merasa sangat terganggu oleh pancaran sinar yang terang atau
suara lonceng sekolah. Suatu penelitian kecil di Universitas Temple oleh para
peneliti menemukan bahwa membantu anak autis untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai sensasi menyebabkan berkurangnya sikap autistik dan membaiknya
perilaku.
AUTISME DAN TEKNOLOGI PENUNJANG
Anak-anak non-verbal dapat berbicara dengan alat-alat baru
yang di desain untuk merubah gambar atau teks menjadi suara yang mengucapkan
kata-kata. Dalam teknologi ini termasuk peralatan ukuran saku, dan aplikasi
untuk smartphones dan tablets.
AUTISME DAN DIET
Masalah pencernaan merupakan hal yang umum diderita anak
autis, dan sekitar 30% dari anak-anak itu bisa makan sesuatu yang bukan
makanan, seperti misalnya kotoran atau kertas. Beberapa ortu mencoba untuk
memberikan diet bebas gluten (yang terdapat dalam gandum) dan kasein (satu
protein susu). Perubahan diet lainnya, termasuk pemberian suplemen B6 dan
magnesium juga pernah diberikan. Sejauh ini tidak ada cukup bukti yang
menunjukkan bahwa program diet apapun berhasil. Dokter harus mensupervisi
berbagai diet percobaan untuk memastikan kondisi gizi yang baik dari anak autis.
PENGOBATAN NON-ORTODOKS
Internet penuh dengan pengobatan autis yang tidak lazim yang
ditawarkan kepada para orang tua yang putus asa. Untuk mengetahui suatu
pengobatan itu aman dan efektif, maka pastikan keamanannya dengan team
kesehatan anak. The Autism Society of America memiliki daftar pertanyaan yang
bagus untuk ditanyakan kepada para penyelenggara pengobatan non-ortodoks atau
pengobatan cara baru. Beberapa di antaranya bisa berbahaya, termasuk terapi
chelation.
APA PENYEBAB AUTISME?
Para ahli belum mengetahui dengan pasti apa penyebab autisme,
namun sejak kelainan ini ditemukan dalam keluarga, maka gen mungkin memegang
peranan. Penelitian sedang berlangsung untuk melihat apakah bahan kimia dalam
lingkungan hidup atau infeksi sebelum kelahiran menjadi penyebabnya. Autisme
lebih sering ditemui di antara orang-orang dengan kelainan genetik, seperti
Fragile-X dan Tuberous sclerosis. Minum Valporic-acid atau Thalidomide selama
masa kehamilan meningkatkan resiko anak terkena ASD.
VAKSIN TIDAK MENYEBABKAN AUTISME
Tidak ditemui adanya kaitan antara vaksin dengan autisme,
walaupun begitu banyak penelitian telah dilakukan. Para peneliti telah
mengobrak-abrik vaksin pencegah Measles, Mumps dan Rubella (MMR Vaccine)
setelah suatu laporan dari Inggris di tahun 1998 mencurigai vaksin itu sebagai
penyebab autisme. Laporan itu di bantah oleh journal kedokteran Lancet karena
kurang ilmiah dan dianggap fraud. Thimerosol®, suatu vaksin yang
mengandung merkuri, dicoret dari daftar vaksinasi untuk anak di tahun 2001
sebagai kehati-hatian, walaupun tidak ada bukti yang kuat bahwa vaksin ini
terkait dengan autisme.
AUTISME DALAM KELUARGA BERSAUDARA
Menurut satu penelitian, keluarga yang memiliki satu anak
dengan autisme, memiliki 19% kemungkinan anak yang lain menderita autis juga.
Bila 2 anak menderita autisme, maka resiko bagi anak ke-tiga makin besar untuk
terkena. Satu penelitian anak kembar menemukan bahwa bila salah satu anak
kembar fraternal menderita autisme, maka ada 31% kemungkinan anak kembar yang
satu lagi juga akan terkena autisme. Bila autisme mengenai anak laki kembar
identikal, maka ada 77% kemungkinan kedua anak laki kembar itu akan terkena
ASD.
Sumber:
What
is Autism – WebMD
Terjemah:
Mimuk Bambang Irawan
http://www.webmd.com/news/breaking-news/20150302/autism-early-diagnosis
No comments:
Post a Comment