DIFTERI
Buat para eyang yang punya
cucu dan orang tua yang punya anak balita.....
Berita mengenai
wabah/kejadian luar biasa (KLB) difteri merebak beberapa hari terakhir. Inilah
rilis resmi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait difteri di Indonesia.
Himbauan IDAI Tentang
Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Kasus Difteri
Sehubungan dengan
peningkatan kasus difteri di beberapa wilayah Indonesia, maka Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan bahwa:
Ø Penyakit difteri sangat menular dan dapat menyebabkan
kematian. Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai
jadwal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Ø Imunisasi adalah perlindungan terbaik terhadap
kemungkinan tertular penyakit difteri, dan dapat diperoleh dengan mudah di
berbagai fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.
Ø Lengkapi imunisasi DPT/DT/Td anak anda sesuai jadwal
imunisasi anak usia Kementeria Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Imunisasi difteri lengkap adalah sebagai berikut:
Ø Usia kurang dari 1 tahun harus mendapatkan 3 kali
imunisasi difteri (DPT).
Ø Anak usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan imunisasi
ulangan sebanyak 2 kali.
Ø Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri
melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) siswa sekolah dasar (SD)
kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 atau kelas 5.
Ø Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10
tahun, termasuk orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, segera
lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.
Ø Kenali gejala awal difteri. Gejala awal difteri bisa
tidak spesifik, seperti:
·
Demam
tidak tinggi
·
Nafsu
makan menurun
·
Lesu
·
Nyeri
menelan dan nyeri tenggorok
·
Sekret
hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah
·
Namun
memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorok atau hidung,
yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut sebagai bull neck.
Ø Segera ke fasilitas kesehatan terdekat apabila anak
anda mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok
(stridor) atau pembesaran kelenjar getah bening leher, khususnya anak berumur
< 15 tahun.
Ø Anak harus segera dirawat di rumah sakit apabila
dicurigai menderita difteri agar segera mendapat pengobatan dan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan apakah anak benar menderita difteri.
Ø Apabila anak anda didiagnosis difteri, akan diberikan
tatalaksana yang sesuai termasuk perawatan isolasi
Ø Untuk memutuskan rantai penularan, seluruh anggota
keluarga serumah harus segera diperiksa oleh dokter dan petugas dari Dinas
Kesehatan, serta mendapat obat yang harus dihabiskan untuk mencegah penyakit,
apakah mereka juga menderita atau karier (pembawa kuman) difteri dan mendapat
pengobatan.
Ø Anggota keluarga yang tidak menderita difteri, segera
dilakukan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia.
Ø Laksanakan semua petunjuk dari Dokter dan Petugas
Kesehatan setempat
Ø Setelah imunisasi DPT, kadang-kadang timbul demam,
bengkak dan nyeri ditempat suntikan DPT, yang merupakan reaksi normal dan akan
hilang dalam 1-2 hari. Bila anak mengalami demam atau bengkak di tempat
suntikan, boleh minum obat penurun panas parasetamol sehari 4 x sesuai umur,
sering minum jus buah atau susu, serta pakailah baju tipis atau segera berobat
ke petugas kesehatan terdekat.
Ø Anak dengan batuk pilek ringan dan tidak demam tetap
bisa mendapatkan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia. Jika imunisasi tertunda atau
belum lengkap, segera lengkapi di fasilitas kesehatan terdekat.
https://www.facebook.com/Ikatan-Dokter-Anak-Indonesia-1608972579344722/
No comments:
Post a Comment