HYPNOWRITING DAN CROC BRAIN
Ada
hal menarik yang saya temukan dalam Expert Sharing tentang Literasi
Digital di kantor Kementerian Kominfo beberapa waktu lalu, dimana saya
menjadi salah satu pembicaranya.
Seluruh
hadirin di
ruang pertemuan tersebut adalah Sarjana dari berbagai Universitas ternama di
Indonesia. Tentu
saja mayoritas hadirin adalah Alumni Universitas Gadjah Mada, karena acara tersebut
sebenarnya digagas hanya untuk anggota grup Kagama Virtual saja.
Jika
pada akhirnya mengundang peserta dari luar grup, semata karena Kementerian
Kominfo tertarik
dengan materi yang akan kami sharingkan dan memutuskan untuk menanggung seluruh
biaya pelaksanaannya.
Nah,
apa yang menarik bagi saya?
Ternyata
100 orang lebih di ruangan tersebut, bahkan
sesama Pembicara lain juga, tidak-menyadari bahwa sebagian terbesar
status-status atau meme-meme di media-sosial yang menimbulkan kontroversi; memang di-desain secara
khusus untuk memicu perdebatan, percekcokan, silang sengkarut orang ramai.
Targetnya
menciptakan segregasi
sosial berdasarkan
kelompok; membangun dan mengentalkan sikap ingroup-outgroup dalam masyarakat.
Tujuan
akhirnya?
Menciptakan
Kelompok Pendukung Politik yang Fanatik, pemarah dan 'Kebal terhadap Data dan
Fakta' yang disodorkan kepadanya.
Kok
bisa? Bisa saja..., bisa sekali !
Dengan
cara bagaimana? Menggunakan teknik
Hypnowriting!
Bagaimana
saya bisa bicara demikian? Karena
saya mengetahui teknik tersebut, menguasainya dengan baik dan sudah lama
menggunakannya untuk keperluan wawancara investigasi.
***
Pertanyaan
berikutnya, siapa
orang-orang yang menggunakan Teknik Hypnowriting di atas?
Para
Cyber-Army kedua Kubu-Politik yang bersaing, baik di Kubu-Pemerintah maupun
Oposisi !
Mereka
(para Cyber Army) bisa; Relawan bisa pula orang Profesional, Tentara-Cyber
Sewaan, Cyber-Mercenaries.
Tentang
mereka, saya pernah menulisnya dalam thread tersendiri di grup ini.
Apa
yang disasar?
CROC BRAIN
manusia, di mana
Security/Insecurity Feeling berada.
Kedua
jenis 'Perasaan' tersebut adalah Basic-instinct, Landasan Spirit Survival
Manusia.
Cara
menguliknya bagaimana?
Dengan
mendesain narasi-narasi
dan gambar-gambar yang disisipi
pesan Subliminal, yakni 'Pesan Tersembunyi'.
Pesan
yang tidak-akan ditangkap oleh
Neo-Cortex dimana pikiran Kritis dan Logika berada, namun langsung menusuk ke
Croc Brain!
Contoh
nyata, apa
(yang jadi) target menggembar-gemborkan isu 10 juta naker-Cina masuk ke
Indonesia? Rasa takut kehilangan pekerjaan, rasa takut tidak-kebagian lapangan
kerja, rasa takut menganggur.
Konsekuensinya?
Reaksi-Primitif
pun akan langsung terpicu pada saat Croc Brain merasa terancam.
Dan
hampir semua orang tidak paham, REAKSI PRIMITIF CROC BRAIN
TIDAK DAPAT DIHADAPI DENGAN DATA.
Silakan
Anda berbusa-busa menyangking data satu becak dari
sumber-sumber yang kredibel..., percumaaaa Saudara...
Kenapa?
Karena,
DATA, hanya Bisa di-Cerna oleh Otak
Modern, Neo Cortex,....
tapi
Bukan oleh Croc Brain.
Jadi,
terjawab sudah keheranan Anda soal kebal-data
itu kan?
***
Lalu
bagaimana menghadapinya?
Silakan
Anda sajikan data,
ga-masalah.
Hanya
saja sejak sekarang, sebaiknya Anda mesti Membangun Kesadaran bahwa; Data
tersebut Tidak untuk mereka! namun untuk memelihara ke-Warasan orang-lain yang
masih mengedepankan Neo Cortex-nya untuk berpikir.
Itu
target yang harus Anda bidik.
Cinere,
11 Juni 2018
Haryoko R. Wirjosoetomo
Catatan: Tulisan
ini pada awalnya saya buat khusus untuk kerabat Kagama Virtual. Atas permintaan
rekan-rekan grup tersebut, saya tulis di wall pribadi agar bisa dishare kepada
kerabat lain yang bukan alumni UGM.
Mulai
ngerti kan kita kenapa orang2-pinter bisa kena hal-hal yang gak masuk akal ?!
No comments:
Post a Comment