KARTEL
Sehabis nonton film Narcos Mexico, baru terang dalam pikiran saya bagaimana
kartel itu bekerja..
Film seri produksi Netflix itu menceritakan tentang seorang bernama Felix
Gualardo yang membangun ladang ganja seluas 400 hektar dan bekerjasama dengan
para "plaza" yaitu bos-bos di berbagai daerah. Dia memasok dan
membangun jalur distribusi melalui para bos-bos itu.
Dengan bersatunya mereka menguasai pasar Meksiko dan Amerika, maka tidak
ada lagi persaingan harga. Harga produksi ganja yang hanya 30 ribu per gram
misalnya, mereka jual dengan harga 300 ribu. Tidak ada yang bisa mengalahkan
mereka, karena begitu kuatnya jaringan itu. Pemasok kecil yang tidak
bekerjasama dengan mereka bisa dipastikan hancur, bangkrut atau bahkan mati.
Dari sini saya bisa memahami betapa sulitnya pemerintahan Jokowi memerangi
kartel pangan, pupuk, migas bahkan sampai tanah. Kartel menguasai pemerintahan
dengan menggaji para pejabat korup di istana bahkan para Gubernur daerah.
Kartel di Indonesia sudah berdiri puluhan tahun lamanya, begitu juga para
pejabat yang ada.
Jadi kita juga harus memahami, mengapa harga daging kita lebih mahal dari
banyak negara lain. Itu karena rantai panjang dan rumit proses daging yang
sudah dikuasai kartel berpuluh tahun lamanya. Kartel menguasai mulai makanan
ternak, penjagalan sampai distribusi. Dan mereka menentukan harga seenaknya
mereka untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat.
Sejak dulu senjata pemerintah untuk menstabilkan harga adalah dengan impor.
Jika harga pangan melonjak, pemerintah terpaksa harus mendatangkan barang dari
luar berharga murah untuk perang harga dengan kartel. Tapi ketika impor juga
dikuasai para kartel yang terjadi malah impor-impor itu hanya mendukung
keuntungan kartel saja.
Berapa keuntungan kartel
dari pangan?
Waw, tidak main-main. Sebagai contoh dari bawang putih saja, kartel
mendapat keuntungan 19 triliun rupiah pertahun. Bayangkan jika digabungkan
dengan keuntungan beras, daging, cabe dan lain-lain.
Begitu kuat dan kayanya jaringan mereka, mereka bisa menjatuhkan
pemerintahan suatu negara. Seperti misalnya, mereka menaikkan harga beras di
seluruh negeri supaya orang berdemo. Atau mereka menjatuhkan harga cabe di
seluruh negeri, supaya petani yang demo.
Selain masalah pangan, kartel juga bermain di pertanahan. Sebagai contoh
ketika pemerintah menetapkan rencana pembangunan jalan tol di ruas-ruas
tertentu, maka serentak harga tanah di sekitar yang akan dilalui pembangunan
dibeli oleh kekuatan kartel besar dengan harga murah dari pemilik tanah dan
dijual dengan harga sangat tinggi kepada pemerintah.
Jadi paham kan kenapa jalan tol seperti Bocimi (Bogor, Ciawi, Sukabumi)
yang baru diresmikan hari ini, sebenarnya sudah ditetapkan sejak tahun 1997,
tetapi baru dibangun tahun 2015 sesudah BUMN atas perintah Jokowi mengakuisisi
saham tol.
Dan dengan pintarnya ia mengambil jalur-jalur baru sehingga tidak melewati
jalur yang dirancang sejak lama dengan harga tanah yang melambung karena
dikuasai kartel.
Kartel akan mati dengan sendirinya jika pemerintahan bersih, karena yang
bisa melawan kekuatan kartel hanyalah pemerintahan yang tidak korup. Dan untuk
membersihkan pemerintahan kita yang berpuluh tahun korup ini bukan waktu yang
sebentar karena sudah mengakar.
Itulah kenapa kita harus mendukung Jokowi untuk menuntaskan kepemimpinannya
satu periode lagi, sebab perjuangan dia melawan kartel di segala bidang jauh
dari selesai.
Jika Jokowi tidak terpilih lagi, maka yang rugi bukan dia karena dia pasti
akan dengan senang kembali menjadi orang biasa. Yang merugi adalah Indonesia
karena akan kembali dirampok habis-habisan dan dibonsaikan supaya tidak tumbuh
besar yang mengancam dominasi negara tetangga yang sudah mapan duluan seperti
Malaysia dan Singapura..
Para kartel ini tidak perduli apakah negeri ini pecah atau dijajah, karena
buat mereka uang dan kekuasaan adalah hal yang utama.
Seruput dulu kopinya..
Denny Siregar
No comments:
Post a Comment