SELALU ADA YANG TAK HAPPY
(Dari keberhasilan Indonesia menguasai 51,2% saham PT
Freeport Indonesia (PT FPI)
Mengapa?
Ini
penjelasan Rhenald Kasali, Guru
besar FEB Universitas Indonesia.
1. Freeport itu PT. Sedangkan alam itu tanah, emas dll. tanahnya tetap dikuasai NKRI, dan dari dulu Indonesia dapat uang konsesi, pajak dll. Itu adalah hak atas tanah yang dikuasai asing yang di dalamnya ada emas, perak dan tembaganya.
1. Freeport itu PT. Sedangkan alam itu tanah, emas dll. tanahnya tetap dikuasai NKRI, dan dari dulu Indonesia dapat uang konsesi, pajak dll. Itu adalah hak atas tanah yang dikuasai asing yang di dalamnya ada emas, perak dan tembaganya.
2. Yang
namanya PT itu berbeda dengan tanah yang dijamin konstitusi. Di dalam PT itu
ada aset, ada modal, saham2, R&D, ada team direksi, expertise,
brand, technology, market channel dll. Ada harta2 kelihatan dan ada
intangiblesnya. PT ini bukan milik kita. Itu dibawa asing ke tanah Indonesia
dan kalau mereka diusir, pasti aset2nya itu diangkut semua keluar dan kita
pasti tak bisa olah emas itu dengan cara2 konvensional. Jadi kalau mau diambil,
ya harus bayar kompensasinya. Kalau mau tanahnya saja, usir saja PT-nya, lalu bangun sendiri PT baru. Butuh 20-30 tahun dan
sangat mahal untuk bisa membentuk itu semua.
3.
Hanya saja memang dulu pejabat2 kita senang terima bagian besar buat
dirinya sendiri atau kelompoknya, sehingga dikasih kecil buat negaranya mereka
OK saja.
Jokowi
sebaliknya. Dia rela compang-camping dihina para mafioso yang berada dibalik
kuasa itu. Dia bereskan dengan tenang untuk dapat bagian dari PT-nya yang lebih
besar dan fair, yaitu bayar yang menjadi hak orang lain dan sebaliknya mereka
harus bayar lebih baik yang menjadi hak kita
4. Ada
yang bilang itu memang sudah saatnya beralih. Ya begini, sekarang semua orang
bisa bilang sudah saatnya. Tetapi menentukan saatnya sebelum waktunya tiba
itulah leadership. Dan jangan lupa ide itu murah karena tak beresiko apa2,
tetapi implementasi itu mahal karena yang menjalankan akan babak belur.
Maka
jangan heran pemimpin2 yang dulu selalu memundurkan action karena kurang berani
atau mereka kurang pandai bertempur, kurang gigih dll. Meraka selalu geser ke
belakang begitu saatnya tiba di tangan leadership mereka.
Akibatnya
saat Jokowi eksekusi, Jakarta selalu digoyang. Amerika marah besar bahkan
sempat kirim pasukan yang merapat di Australia. Namanya juga negara adikuasa.
Pakai psy-war adalah hal biasa dalam mengawal kepentingannya. Belum lagi
penembakan2 di Papua, begitu negosiasi mencapai kesepakatan.
Mafioso
biayai preman2 jalanan dan oknum aparat serta oknum2 politisi untuk
memutarbalikkan cerita yang sebenarnya. Alhamdulillah Tuhan mencintai
Indonesia. Semua rintangan alhamdulilah kita bisa atasi.
5.
Yang kita beli dan ambil alih itu
sahamnya, saham PT-mya (bukan tanah Papua yang sudah milik NKRI)) sehingga
kita bisa menjadi pemegang saham mayoritas supaya bisa dapat bagian lebih besar
dan bisa pegang kendali, dari pengolahan dan teknologi yang kita gak kuasai....
kita bisa belajar alih teknologi dan skill.
6. Mengapa kita harus jual global bond
untuk biayai pengambilalihan saham PT FPI? Karena kita tidak mau cadangan dolar kita tergerus lagi. Nilai rupiah bisa
tertekan lagi kalau diambil dari lokal. Sebab PT FPI maunya dibayar pakai dolar,
bukan rupiah. Jadi kita harus cerdik sedikit, jual global bond supaya
dapat dolar. Tinggal bagaimana
hitung2annya. Itu harus berhitung
7. Yang
kita perkukan surat hutang yang tenornya panjang, bahkan ada yang 30 tahun.
Supaya apa? Supaya hasil Freeport bisa segera dinikmati bangsa ini. Kalau
dihitung, kita baca laporan keuangannya, maka tampak EBITDA-nya PT FPI setahun
sekitar 4 Billion dolar. Net
profitnya saja sekitar 2 Billion
dolar. Kalau jangka pendek, jelas
memberatkan.
8.
Karena kini kita berhasil memiliki sahamnya sebesar 51,2%, saja dalam setahun
Indonesia bisa menikmati 1 Billion dolar
lebih. Itu duit gede boz!
9. Jadi
kalau kita mau, hanya dalam 4 tahun global bond itu beres dan setelah itu
kita dapat duit gede seterusnya selama 50 tahun. Sebab jumlah surat hutang itu
ya hanya sekitar 4 Billion
dolar sebagai kompensasi yang kita
bayar ke PT FPI. Aneh kalau kehebatan ini disalah-salahkan.
10.
Maka, hanya orang-orang bodoh saja yang menyalah2kan
bangsa Indonesia. Dan orang seperti
itu akan selalu ada di negeri ini. Mereka senang memakai kacamata
buram, dan selalu hanya mencari kesalahan. Sebab sebagian orang menikmati
rezekinya dengan cara demikian. Ada profesi bayaran untuk menciptakan
ketidak-stabilan atau ketidak-percayaan. Ada juga yang menderita luka batin,
kecewa, tak mendapat bagian, tidak dilayani atau pernah diberhentikan.
Begitulah kehidupan demokrasi.
Begitulah
pula orang mencari makan, mencari kehormatan, mendapatkan kompensasi mental
atas kekecewaaannya atau membangun jati dirinya.
Sementara,
dunia justru sedang memuji betapa lihai dan pandainya pemimpin Indonesia.
11.
Orang yang susah melihat bangsa ini senang sebagian mungkin memang mewarisi
darah penghianat yang kalau ditelusuri ada DNA yang begitulah...yang
membuat VOC bisa
menjajah kita berabad-abad...
So, faktanya kini kita bisa menutup akhir tahun dengan banyak senyum. Saat kita bisa berlibur menikmati ribuan kilometer jalan-jalan baru baik antar kota maupun antar desa. Saat warga desa menyewakan homestaynya melalui platform airbnb dll. Saat kita merayakan banyak keberhasilan....
So, faktanya kini kita bisa menutup akhir tahun dengan banyak senyum. Saat kita bisa berlibur menikmati ribuan kilometer jalan-jalan baru baik antar kota maupun antar desa. Saat warga desa menyewakan homestaynya melalui platform airbnb dll. Saat kita merayakan banyak keberhasilan....
Salam
akhir tahun... Kita rayakan dengan senyum. Ayo ajak kaum nyinyir liburan
sekalian cuci DNA... Cheers!!!
No comments:
Post a Comment