17 October 2020
Oleh : Dahlan Iskan
Di Amerika kini lagi ramai dengan berita peluncuran
iPhone 12.
Di Tiongkok kini juga lagi ramai:
orang antre untuk bekerja membuat iPhone 12.
Meski berita perang dagang dua
negara itu seperti membuat langit mau runtuh tapi yang harus terjadi
terjadilah.
Tetap saja iPhone terbaru pun
dibuat di Tiongkok. Minggu ini, stasiun kereta api di kota Zhengzhou penuh
dengan orang yang akan bekerja di pabrik iPhone. Tiap hari.
Di sana lagi ada
pendaftaran pekerja besar-besaran. Tiap hari akan diterima sebanyak 2.000
karyawan baru.
Sebenarnya jumlah itu masih
kurang. Tapi perusahaan outsourcing yang mendapat kontrak mengadakan tenaga
kerja itu hanya mampu menyeleksi 2.000 orang per hari.
Padahal jumlah keseluruhan tenaga
kerja yang diperlukan sampai 250.000 orang. Persyaratannya sederhana: usia
antara 16 sampai 36 tahun. Sehat fisik. Juga pernah bekerja di pabrik.
Setidaknya pernah mendapat pelatihan kerja. Pelatihan apa pun. Sampai-sampai
ada calon pekerja yang sebelumnya hanya mendapat pelatihan untuk menjadi bidan.
Pabrik iPhone itu dimiliki oleh
perusahaan Taiwan. Nama perusahaan itu Foxconn. Yang kalau di Tiongkok dikenal
dengan nama Hong Hai. Yang pemiliknya bernama Terry Gou (郭台銘). Yang
tahun lalu menjadi salah satu calon presiden Taiwan – tapi akhirnya tidak ada
partai yang mau mengusung.
Padahal ia sudah telanjur mundur
sebagai CEO Foxconn. Itu sesuai dengan janjinya kepada partai: mundur dari
eksekutif di bisnisnya itu.
Konglomerat kelas dunia seperti
Terry Gou pun ternyata pernah kena PHP politikus. Tapi ia juga pernah mem-PHP
orang. Yang kena PHP seorang presiden. Presiden Amerika Serikat pula, Donald
Trump.
Nama Terry Gou pernah sering
disebut dalam pidato Presiden Trump. Di awal masa jabatannya 4 tahun lalu.
Terry Gou pun diundang ke Gedung
Putih. Dipuji setinggi langit. Sebagai orang yang akan investasi sebesar gajah
bengkak: Rp 150 triliun.
Trump bangga setinggi langit. Ia
merasa menjadi presiden yang mendapat dukungan para investor. Janji kampanyenya
untuk cipta kerja pun terpenuhi. Dari Foxconn saja akan terbuka 13.000 lowongan
kerja baru.
Datangnya investor raksasa ini
dianggap sebagai hadiah bagi negara bagian Wisconsin. Trump baru saja menang
tipis di situ. Padahal biasanya partai Republik kalah di Wisconsin.
Maka Trump sendiri yang
meresmikan peletakan batu pertama pabrik itu. Bersama gubernur Wisconsin. Trump
pidato lagi. Menyanjung Gou lagi – disamping menyanjung dirinya sendiri dengan
sanjungan lebih tinggi.
Sampai hari ini, hampir empat
tahun kemudian, pabrik itu masih bersifat PHP. Sampai gubernur Wisconsin
dianggap penipu. Sampai ia pun gagal terpilih kembali dua tahun lalu. Jabatan
itu kembali ke tangan Partai Demokrat.
Mungkin Trump juga akan kalah di
negara bagian ini.
Terry punya alasan tersendiri. Ia
mengatakan: tidak segera membangun pabrik LCD baru itu karena tidak mendapat
fasilitas pajak. Rupanya rakyat Wisconsin tidak rela kalau Foxconn mendapat
fasilitas yang berlebihan.
Saya tidak heran.
Begitulah investor besar. Dulu
Foxconn juga akan investasi di Indonesia. Tapi fasilitas yang diminta sangat
berlebihan. Presiden SBY, waktu itu, tidak mau memberi.
Tahun ini Terry Gou genap 70
tahun. Masih sehat, kuat dan bergairah. Istrinya yang sekarang 24 tahun lebih
muda: Delia Tseng (曾馨瑩), seorang koreografer tari.
Istri pertamanya, Serena Lin (林淑如),
meninggal karena kanker payudara.
Serena pernah stress karena sang
suami jadi objek pemerasan. Yakni ketika sang suami kedapatan main dengan
seorang gadis bar, Chen Chung-mei. Sampai ada videonya. Lalu seseorang
memerasnya.
Terry Gou menyanggupi membayar
gadis bar itu. Di hari pembayaran yang ditentukan si pemeras ditangkap polisi
bersama si gadis bar.
Di Tiongkok Foxconn punya pabrik
yang besar sekali. Di dua tempat pula: di Shenzhen dan Zhengzhou. Total
pekerjanya 1 juta orang.
Biarpun ada perang dagang kontrak
lama Foxconn dengan iPhone tidak terusik. Mau tidak mau iPhone harus dibuat di
Tiongkok. Tenaga kerjanya –meskipun kian mahal– tetap jauh lebih murah dari di
Amerika Serikat.
Yang kini lagi antre mendaftar di
Zhengzhou itu, misalnya, bergaji setara 4 dolar/jam. Tidak sampai separo di
Amerika.
Zhengzhou adalah ibu kota
provinsi Henan. Letaknya di tengah-tengah antara Beijing dan Wuhan. Satu
provinsi ini saja penduduknya 120 juta orang. Ia salah satu provinsi yang
termiskin di Tiongkok. Dulu. Antara lain akibat banjir terus menerus dari
sungai Huanghe yang melintasinya.
Pabrik itu sendiri terletak di
pinggir selatan kota Zhengzhou. Masih sekitar satu jam naik mobil dari stasiun
kereta cepat kota itu.
Hong Hai memang mendapat
fasilitas macam-macam dari Tiongkok. Kasarnya, apa pun yang diminta akan diberi
–meski Foxconn tidak sampai minta omnibus law.
Mungkin Gou membayangkan
fasilitas seperti itu bisa didapat untuk masuk ke Indonesia atau pun ke Wisconsin.
Tanpa fasilitas dari Tiongkok
seperti itu harga iPhone 12 akan sangat berat. Padahal iPhone 12 punya pesaing
yang perbedaan teknologinya tidak berbeda jauh. Misalnya Samsung Galaxy Note
20, Galaxy S20, Xiaomi Mi 10, Oppo X2, Huawei Mate 40, hingga OnePlus 8.
Di Amerika dan Indonesia orang
antre membeli iPhone.
No comments:
Post a Comment