Sangarnya Jokowi Di Dunia, PBB Pusing Banyak Negara
Belum Vaksin, Kita Kipas-Kipas!
Ninanoor - Maret 01, 2021
Ketika
Presiden Jokowi sudah menjalani vaksinasi Covid, sebagai yang pertama. Ketika
banyak pejabat negara juga sudah menjalaninya. Disusul dengan para tenaga
kesehatan, lalu para pedagang di Tanah Abang dan di wilayah-wilayah lainnya
juga mulai mendapatkannya. Ketika para lansia juga sudah mulai antri
mendapatkan vaksin, dan ternyata baik-baik saja. Suara-suara anti-vaksinasi pun
langsung tenggelam. Yang ada adalah antusiasme warga mendapatkan vaksinasi.
Berbagai inovasi pun diciptakan untuk mempercepat proses vaksinasi. Misalnya
ada model drive thru dan adanya mekanisme untuk perusahaan yang ingin melakukan
vaksinasi massal buat karyawan masing-masing. So far so good. Kita sedang
bergerak maju melawan pandemi.
Ketika
Indonesia memulai program vaksinasi, ternyata ada warga negara lain yang
memperhatikan kemajuan ini. Pertama adalah para warga Malaysia. Di media sosial
ramai beredar kritik warga Malaysia terhadap pemerintah Malaysia. Karena
keduluan Indonesia menggelar program vaksinasi ketimbang Malaysia. Mereka pun
ramai-ramai protes sama pemerintahnya. Tidak hanya Malaysia, warga Jerman pun
memuji program vaksinasi Indonesia. Ini dari komentar netizen di postingan
Instagram media Jerman Sumber
Bangga?
Iya dong. Kalau bukan karena pemerintahan Presiden Jokowi yang gercep (gerak
cepat) mendapatkan vaksin, kita akan bernasib seperti warga Malaysia. Atau
seperti ratusan negara lain yang hingga kini belum mendapatkan vaksin. Haaaah?
Ratusan? Serius? Wong saya yang menulis juga kaget kok, ketika membaca soal
banyaknya negara yang belum mendapatkan vaksin satu dosis pun.
Negara
kita di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, termasuk negara yang berhasil
“mengamankan” vaksin Covid dalam jumlah besar, dengan cepat. "Teman-teman
pasti lihat WA group dari orang-orang Malaysia yang protes sebab enggak dapat.
Kita beruntung kita sudah kunci sampai 600 juta sehingga kondisi indonesia aman,
" kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Kalau waktu itu
kita sampai telat memesan vaksin, apa akibatnya? “Dibutuhkan 3,5 tahun untuk
negara yang telat atau telat booking untuk bisa menyuntikan rakyat. Sebab semua
negara maju sudah pesan," kata Menkes Sumber. Wadauuu! Kebayang kalau kita
sampai telat kan?
Saat
ini soal distribusi vaksin Covid di dunia sudah bikin PBB pusing. Bahkan sampai
dibahas di Dewan Keamanan PBB. Terutama untuk membantu distribusi vaksinasi di
wilayah-wilayah negara yang dilanda konflik. Apa yang bikin PBB pusing? Karena
75% dari semua dosis vaksin yang tersedia sudah dipesan oleh beberapa negara
saja. Sementara, hingga kini, masih ada 130 negara yang belum menerima satu
dosis pun vaksin Covid. Oleh sebab itu, Sekjen PBB sampai melontarkan kritik
terhadap distribusi vaksin yang sangat tidak merata dan tidak adil. Padahal
menurut data global, virus Covid sudah menginfeksi 109 juta orang dan
menewaskan sedikitnya 2,4 juta orang. Sementara itu, lebih dari 160 juta orang
berisiko tidak mendapatkan vaksinasi, karena mereka tinggal di negara-negara
yang dilanda konflik dan ketidakstabilan, termasuk Yaman, Suriah, Sudan
Selatan, Somalia, dan Ethiopia. Sumber Sumber
Catet
ya. Jika dapat vaksin pun, misalnya dibantu oleh negara lain, soal distribusi
masih akan jadi masalah besar buat negara-negara yang dilanda konflik.
Beruntung lah kita. Indonesia yang wilayahnya luas dan penduduknya buanyak ini
tidak sedang dilanda konflik. Ini juga menunjukkan busuknya para kadrun yang
menginginkan negara ini pecah dalam perang saudara. Yang mengusung kekhilafahan
buat menggantikan dasar negara Pancasila. Betapa ngerinya, jika sampai bangsa
Indonesia terbawa arus perpecahan macam di Suriah. Jahatnya mereka yang
menginginkan perpecahan. Betapa beruntungnya kita sekarang ini, ketika
pemerintahan Presiden Jokowi dengan solid menjaga keamanan dan ketertiban di
dalam negeri. Tentunya didukung oleh mayoritas masyarakat yang cinta NKRI.
Fakta-fakta
global soal vaksinasi ini juga mencerminkan bahwa seorang Jokowi adalah
pemimpin negara yang “sangar”. Soal saingan mendapatkan vaksin Covid sudah
dipikirkan dengan matang. Dengan gercep memesan vaksin. Anak buah Presiden
Jokowi pun disebar untuk melobi dan bernegosiasi. Kalau nggak gercep ya nggak
bakal dapet hingga 600 juta dosis. Kalau bukan karena kerja keras Presiden
Jokowi, rakyat Indonesia tidak akan seberuntung ini dalam persaingan global
mendapatkan vaksin. Kita sudah dibawa Presiden Jokowi beberapa langkah lebih
maju ketimbang ratusan negara lain. Di balik sosok yang sederhana itu, ada
kesangaran yang sudah dipertontonkan Presiden Jokowi di mata dunia. Terima
kasih, Pak Jokowi!
https://seword.com/politik/sangarnya-jokowi-di-dunia-pbb-pusing-banyak-ncjvLy5UsQ
No comments:
Post a Comment