TENTANG MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS)
MERS-CoV (Middle East
Respiratory Syndrome CoronaVirus), sebelumnya dikenal sebagai Coronavirus Novel
atau SARS-like virus, adalah anggota dari keluarga Coronavirus.
Coronaviruses biasanya menyebabkan penyakit pernafasan
pada mamalia, termasuk manusia. Coronavirus bertanggung jawab untuk sekitar 1 dari
3 kasus flu biasa (common cold). MERS-CoV jauh lebih mematikan daripada
Coronavirus lain yang dikenal sebelumnya.
Coronavirus dinamai seperti itu karena mereka memiliki gambaran
mahkota pada permukaan mereka. 'Corona' dalam bahasa Latin berarti 'mahkota'
atau 'halo'.
MERS-CoV merupakan strain Coronavirus yang relatif baru.
Ia mulai membuat orang terjangkit di Timur Tengah pada tahun 2012 dan pertama
kali diidentifikasi ketika seorang pria di Arab Saudi dirawat dengan gejala
'SARS-like' virus ini. Dia kemudian meninggal Juni 2012
Beberapa bulan kemudian, seorang pria dari Qatar menderita
sakit dengan gejala yang sama sekembalinya dari perjalanannya ke Arab Saudi. Ia
diterbangkan ke Inggris untuk perawatan lebih lanjut, dimana tes laboratorium mengkonfirmasi
bahwa ia telah terinfeksi dengan MERS-CoV.
KASUS-KASUS MERS SAMPAI
KINI
Per tanggal 7 April 2014, organisasi kesehatan dunia (WHO)
telah menerima laporan tentang total 496 kasus yang telah dikonfirmasi melalui
test laboratorium menderita infeksi MERS. Sebagian besar kasus-kasus ini (sejumlah
229) telah terjadi di Arab Saudi.
Kasus-kasus yang dikonfirmasi terinfeksi MERS telah
dilaporkan dari negara-negara menurut benuanya berikut ini:
TIMUR TENGAH : Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi
Arabia, United Arab Emirates (UAE), Yaman
EROPA : Perancis, Jerman,
Yunani, Italia, Inggris
AFRIKA : Mesir, Tunisia
AMERIKA : Amerika Serikat
(USA)
APA SAJA TANDA DAN GEJALA INFEKSI MERS?
Tidak semua
orang yang terinfeksi mengalami gejala, dengan perkataan lain beberapa individu
mungkin terinfeksi dengan MERS-CoV namun tidak menderita sakit. Seorang yang
terinfeksi MERS di Yordania tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Pasien
terinfeksi mungkin memiliki tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
·
Batuk-batuk
·
Berdahak
·
Sesak napas
·
Malaise -
perasaan lemah dan tidak sehat
·
Sakit dada
·
Demam
·
Diare (dalam
beberapa kasus)
·
Gagal ginjal
(renal failure).
Dokter
menggambarkannya seperti sakit flu dengan tanda-tanda dan gejala radang
paru-paru (pneumonia). Laporan awal menggambarkan gejala sebagai mirip
dengan yang ditemukan dalam kasus SARS-CoV (severe acute respiratory syndrome) Namun, infeksi SARS tidak
menyebabkan gagal ginjal, tidak seperti halnya MERS-CoV.
APA SAJA PILIHAN PERAWATAN UNTUK INFEKSI MERS-CoV?
Menurut Pusat
Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control
and Prevention/CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada perawatan
khusus untuk pasien yang terinfeksi MERS-CoV.
Apa yang
dapat dilakukan oleh para dokter saat ini adalah memberikan perawatan medis
yang suportif untuk membantu meringankan gejala. Perawatan suportif berarti
memberikan pengobatan untuk mencegah, mengkontrol atau mengurangi komplikasi
dan efek samping, serta berusaha untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas
hidup pasien. Perawatan pendukung (terapi suportif) tidak meliputi perawatan
atau perbaikan penyakit/kondisi.
APA KEMUNGKINAN
KOMPLIKASI YANG BERKAITAN DENGAN INFEKSI
MERS-CoV?
§ Pneumonia (radang paru-paru)
§ Kidney failure (gagal ginjal)
§ Kematian – lebih dari 60% pasien yang
terinfeksi meninggal.
SIAPAKAH
YANG LEBIH RENTAN TERHADAP INFEKSI DAN KOMPLIKASI?
Kelompok-kelompok orang berikut
ini lebih rentan terhadap infeksi MERS-CoV dan komplikasinya:
·
Pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit/kelainan jantung
·
Penerima transplantasi organ yang berada dalam pengobatan
imuno-supresif
·
Para pasien lainnya dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,
seperti pasien cancer yang tengah menjalani
pengobatan
·
Dari lebih enam puluh prosen kasus kematian karena infeksi
MERS-CoV yang dikonfirmasikan sejauh ini, sebagian besar adalah laki-laki (dan
ini terlalu dini untuk mengkonfirmasi bahwa laki-laki lebih rentan daripada perempuan)
SEBERAPA
BERBAHAYANYA MERS-CoV DIBANDINGKAN SARS-CoV?
·
SARS-CoV lebih ditularkan melalui manusia daripada
MERS-CoV. Namun, MERS-CoV lebih mematikan:
·
Lebih dari 60% orang yang terinfeksi dengan MERS-CoV
sejauh ini telah meninggal
·
SARS-CoV memiliki tingkat kematian sekitar 10%.
·
Para ahli telah menengarai bahwa MERS-CoV lebih ditularkan
melalui manusia di rumah sakit, tidak sebagaimana diduga sebelumnya,
ditularkan melalui hewan
·
“Kami tahu sedikit tentang MERS-CoV - kita tidak tahu dari
mana asalnya, para
ahli percaya bahwa MERS berasal dari kelelawar. Tidak ada seorangpun yang cukup
yakin berapa banyak orang yang terinfeksi tanpa gejala. Sampai ilmuwan mengetahui
lebih banyak tentang strain virus baru ini, sangat sulit untuk menentukan
apakah itu adalah ancaman bagi kesehatan masyarakat yang serius. Menurut
Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO, '(MERS-CoV) adalah
ancaman bagi seluruh dunia'.
BAGAIMANA SAYA DAPAT
MELINDUNGI DIRI DARI INFEKSI MERS?
Karena
tidak ada yang tahu apa sumber transmisi MERS-CoV, atau tepatnya bagaimana
orang-orang menjadi terinfeksi atau bagaimana modus penularannya, maka siapapun
yang mengatakannya belum dapat memberikan nasihat khusus pencegahan infeksi.
Apakah unta bisa menjadi
reservoir untuk penyebaran coronavirus MERS? - Para peneliti dari Instutut Kesehatan
Masyarakat Nasional Belanda (Dutch National Institute of Public Health)
melaporkan dalam Lancet Infectious Diseases bahwa mereka menemukan
jejak dari antibodi MERS-CoV pada unta di Kepulauan Canary Spanyol dan Oman.
Penulis mengatakan penemuan mereka setidaknya bisa membantu merumuskan
bagaimana virus itu ditularkan kepada manusia.
Jika anda berada di daerah
yang dikenal telah memiliki kasus infeksi MERS-CoV, maka WHO, CDC dan HPA (Badan
Perlindungan Kesehatan Inggris)) menyarankan orang mengambil langkah-langkah pencegahan
untuk setiap jenis penyakit pernapasan, termasuk:
·
Menghindari kontak dengan orang-orang dengan gejala
penyakit
·
Menjaga dan mempertahankan kebersihan tangan dengan baik
·
Hindari sayuran dan buah-buahan yang tidak dicuci alias kotor
·
Hindari makan daging mentah atau kurang matang
·
Pastikan bahwa air yang anda minum benar-benar bersih dan
steril
Orang-orang yang menjadi
sakit selagi dalam perjalanan harus menghindari kontak yang berdekatan dengan
orang lain, mereka harus mengenakan masker medis , dan menutup hidung dan mulut
dengan saputang, lipatan tissue selagi bersin (Pastikan itu dibuang dengan benar setelah penggunaan).
Kecuali bila anda sedang merawat
orang yang sakit dan terinfeksi dengan MERS, risiko tertular virus kecil, kata WHO.
Namun, karena masih sangat sedikit yang diketahui tentang strain virus ini,
saran atau rekomendasi apapun harus dipertimbangkan sebagai bersifat sementara.
Semoga bermanfaat
Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 15 Mei 2014
Written by Christian
Nordqvist - http://www.medicalnewstoday.com/articles/262538.php
Terjemah: Mimuk Bambang Irawan
No comments:
Post a Comment