THE POWER OF BUT
Di bawah ini
ada 2 kalimat yang hampir sama susunan katanya. Cobalah tanpa memikirkan
maknanya, namun carilah sahaja nilai rasanya.
1. Susi
cantik tapi bau.
2. Ani bau tapi cantik.
Sudah? Bagus!
Nah, seandainya malam nanti ada undangan
pesta, Anda akan memilih Susi atau Ani sebagai kawan/pendamping?
Well, saya yakin sebagian besar dari Anda
akan memilih Ani. Apa pasal?
Meski secara
maknawi kedua kalimat di atas terdengar nyaris sama, namun sebenarnya ada
sebuah perbedaan mendasar, yaitu peletakan kata sifat sebelum kata TAPI (BUT).
Kata TAPI di
sini seolah menghapus nilai rasa bahkan makna dari kata sifat yang diletakkan
sebelumnya. Sehingga kedua kalimat di atas seolah memiliki nilai rasa bahkan
makna sbb:
1. Susi bau
2. Ani cantik
Ah masa sih? Mau bukti lain?
Untuk para
istri coba bayangkan ketika pagi hari menyediakan kopi atau teh untuk suami
tercinta, kemudian mendengar komentar dari mereka:
"Ma, kopimu enak sekali", tentu rasanya akan bangga sekali.
Namun ternyata komentar suami belum kelar. Disambung dengan, "tapi kemanisan!"
Apa yang
bakal Anda rasakan wahai para istri? Esok pagi, ketika suami Anda minta kopi
lagi pasti ini jawaban Anda, "Bikin
aje ndiri. Emang aye starbak!" Hehehe...
***
Meski
terkesan sederhana namun nyatanya kelihaian kita dalam memanfaatkan kata hubung
seperti ini mampu meningkatkan kualitas komunikasi kita sehari hari. Berikut
ini beberapa contoh aplikasi kekuatan kata TAPI dalam keseharian kita.
1. Induksi hipnosis
Seperti yang
kita ketahui bahwa syarat seseorang bisa di hipnosis adalah
A. Sukarela
B. Bisa difokuskan
C. Bisa diajak komunikasi
Dalam
beberapa kali melakukan induksi dalam ranah hypno
stage, ada beberapa suyet yang agak bandel. Mereka sengaja ikut maju
menjadi suyet dengan tujuan ingin menguji kita. Maka dalam hatinya dia
sebenarnya melawan semua sugesti kita.
Artinya
syarat pertama menjadi tidak terpenuhi. Apakah kita akan menyerah menghadapi
suyet seperti ini?
Kalau kita
memaksakan teknik induksi kita kepada suyet seperti ini, bisa dipastikan acara
Anda akan gagal total. Maka pahamilah pola pikir yang ada dibenaknya. Dia pasti
senantiasa ingin melawan. Maka biarkanlah dia melawan. Ijinkan dia melawan.
Bahkan arahkan dia agar melawan.
"Baik Fulan. Sebentar lagi saya
akan menghitung satu sampai sepuluh. Tugas Anda adalah menahan untuk TIDAK
TIDUR. Usahakan agar mata Anda TIDAK MENUTUP. TAPI anehnya, semakin Anda
menahan justru rasa kantuk itu semakin menjadi saja. Semakin Anda menahan,
justru mata Anda semakin berat.... "
Sebenarnya
sugesti yang saya berikan di atas adalah dalam
hitungan sepuluh Fulan akan tertidur.
Ah, Anda pasti juga sudah paham bahwa kata
negasi seperti TIDAK dan JANGAN tidak pernah dikenali oleh pikiran bawah sadar
kita. Maka sugesti di atas menjadi dobel
power dan sangat halus dalam memengaruhi suyet.
2. Selling
Apa sih
sebenarnya makna selling itu? Apakah memaksa calon klien untuk membeli produk
kita? Atau memanipulasi pikiran calon klien sehingga mereka membeli produk
kita? Tentu saja bukan!
Kita tahu
bahwa selling adalah sebuah proses
penciptaan kebutuhan pada calon klien sehingga mereka dengan suka rela
serta bahagia membeli produk kita. Dalam proses penciptaan kebutuhan tadi
biasanya terjadi sesi keberatan yang beragam jenis dan faktanya.
Handling objection atau menjawab keberatan-keberatan yang
muncul merupakan salah satu faktor penentu bisa closing atau gagalnya sebuah selling. Prinsipnya calon klien tidak
akan suka jika pendapat mereka dibantah. Untuk mengantisipasi hal ini maka kata
“TAPI” juga sangat powerful
Klien: "Harganya mahal sekali"
Sales: "Betul Pak/Bu, harga kami memang
terkesan mahal, TAPI coba deh
Bapak/Ibu perhatikan fitur serta benefitnya yang kesemuanya lebih bagus
dibandingkan produk lain”
3. Parenting
Di dunia ini
banyak tersedia sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi untuk
pelbagai ilmu pengetahuan. Namun sayang justru untuk pengetahuan dasar menjadi
orang tua malah tidak ada sekolahnya.
Alhasil kita
mendidik anak kita menggunakan cara kita dahulu dididik. Dan seringkali didikan
jaman old lebih banyak melakukan larangan daripada pemberdayaan. Padahal
mendidik anak itu ibarat memainkan layang-layang yang terkadang perlu ditarik
benangnya dan ada kalanya juga perlu diulur.
Anak: "Ma, kakak mau main PS ya"
Mama: "Boleh kok Kak, TAPI setelah belajar dan shalat ashar ya"
***
Dan masih
banyak lagi optimasi kata hubung yang bisa kita pelajari, seperti use of OR (ATAU), use of AND (DAN),
ALTHOUGH (MESKIPUN BEGITU) dan lain sebagainya.
Dimana bisa
belajar optimasi kata kata tersebut?
Ikuti saja Workshop
Find The Hypnotist in YOU!
Hubungi: Hari Dewanto -
Professional Hypnotherapist
Happiness Life Coach
FB: Hari Dewanto
WA: 08179039372
No comments:
Post a Comment