Penyakit
Alzheimer dan harapan hidup
Penyebab utama penyakit Alzheimer memendeknya
harapan hidup penderita Alzheimer biasanya bukan karena penyakit itu sendiri,
tapi oleh komplikasi yang terjadi karenanya. Saat pasien menjadi kurang mampu untuk
menjaga diri mereka sendiri, maka apapun penyakit yang kemudian berkembang,
seperti infeksi, akan cenderung memburuk dengan cepat. Perawat akan semakin
sulit untuk mengetahui adanya komplikasi karena berkurangnya kemampuan pasien untuk
mengatakan apakah dia sehat, merasa tidak nyaman, atau kesakitan.Radang
paru-paru dan tukak karena tekanan (Ulkus decubitus) adalah contoh umum komplikasi
yang dapat mengakibatkan kematian bagi orang-orang dengan penyakit Alzheimer yang
parah
Apa penyebab
atau faktor risiko penyakit Alzheimer?
Meskipun banyak penelitian telah
dilakukan dan saat ini sedang terus dilakukan untuk menemukan penyebab Alzheimer, para ahli masih belum yakin tentang penyebab mengapa sel-sel otak menjadi rusak. Namun, ada beberapa
faktor yang diketahui berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengidap
penyakit Alzheimer. Ini termasuk:
USIA
Setelah usia 65, risiko untuk
terjadinya Alzheimer menjadi dua kali
lipat setiap lima tahun. Meskipun Alzheimer adalah penyakit yang banyak terjadi
di usia tua, namun beberapa orang muda juga dapat mengembangkan kondisi ini.
Menurut Canadian Medical Association Journal risiko terjadinya Alzheimer adalah
sebagai berikut:
- Usia 65-74, 1 dari 100 orang
- Usia 75-84, 1 dari 14 orang
- Umur lebih dari 85, 1 dari 4
RIWAYAT KELUARGA
Orang yang memiliki anggota keluarga
dekat yang mengembangkan Alzheimer memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk
juga menderita Alzheimer (hanya sedikit lebih tinggi dan tidak secara
signifikan). Hanya sekitar 7% dari semua kasus berkaitan dengan gen yang
menurunkan penyebab timbulnya penyakit sebagai warisan keluarga. Di antara
mereka yang mewarisi kondisi ini, kemungkinan terjadinya Alzheimer bisa mulai
pada usia dini.
DOWN’S SYNDROME
Orang dengan Down’s syndrome memiliki extra-copy
dari kromosom 21, yang mengandung protein yang juga ada di otak orang-orang
dengan Alzheimer. Oleh karena orang-orang dengan Down’s syndrome memiliki sejumlah
besar protein ini dibanding yang lain, maka risiko timbulnya penyakit Alzheimer
pada mereka akan lebih besar.
SABETAN CEMETI DAN CEDERA
KEPALA
Beberapa penelitian telah menujukkan adanya hubungan
antara sabetan cemeti dan cedera kepala dengan risiko yang lebih tinggi
untuk terjadinya Alzheimer. Catatan: sabetan cemeti adalah suatu cara untuk
menghukum anak nakal di masa yang lalu dengan pecutan menggunakan alat,
misalnya ikat pinggan, sapu lidi dan cemeti sungguhan … sadis banget ya)
ALUMINIUM
Satu keterkaitan dalam sebuah teori
yang oleh kebanyakan ilmuwan telah diabaikan. Unsur aluminium ternyata ada dalam bercak-bercak dan kekusutan dalam otak pasien Alzheimer. Beberapa
ahli telah menyatakan bahwa penyerapan aluminium oleh manusia dapat
meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Namun, penelitian tidak berhasil menemukan keterkaitan antara 2 hal tersebut. Aluminium terkandung dalam beberapa makanan dan tanaman. Juga ditemukan dalam beberapa bahan pembuatan panci memasak, obat-obatan dan bahan kemasan. Ilmuwan meragukan adanya keterkaitan
ini, karena tubuh kita hanya menyerap aluminium dalam jumlah minimum dan oleh tubuh
kita dikeluarkan melalui urin
GENDER
Ditemukan persentase yang lebih tinggi
bagi wanita untuk menderita Alzheimer daripada pria. Karena nyatanya perempuan
hidup lebih lama daripada laki-laki, dan risiko Alzheimer seiring dengan usia, maka
ini mungkin merupakan sebagian alasannya.
KERUSAKAN KOGNITIF RINGAN
Orang yang menderita kerusakan
kognitif ringan hanya mengalami masalah ingatan, tetapi bukan Alzheimer.
Ingatannya lebih buruk dibanding orang sehat lain pada usia yang sama.
Persentase yang lebih tinggi untuk terjadinya Alzheimer terjadi pada
orang-orang dengan kerusakan kognitif ringan, dibandingkan dengan orang lain.
Beberapa orang mengatakan bahwa hal ini bukanlah faktor risiko, karena mereka yang
menderita kerusakan kognitif ringan dianggap merupakan tahap sangat awal dari
penyakit Alzheimer yang tidak terdiagnosis. Orang lain tidak setuju dengan hal
ini. Anehnya, penelitian di Inggris menunjukkan bahwa orang dengan kerusakan kognitif
ringan kurang berisiko untuk menderita
demensia sebagaimana diperkirakan sebelumnya.
FIBRILASI ATRIUM (Bergetarnya Serambi Jantung)
Sebuah
penelitian pada lebih dari
37.000 pasien menunjukkan hubungan yang kuat antara fibrilasi atrium dan terjadinya penyakit Alzheimer.
FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG
Orang-orang yang memiliki faktor
risiko penyakit jantung - tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi,
dan diabetes yang kurang terkontrol - juga memiliki risiko lebih tinggi untuk
menderita Alzheimer. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah
tinggi, dan atau diabetes tipe 2 yang kurang terkontrol sebagai hasil dari gaya
hidup, maka factor-faktor itu disebut faktor gaya hidup. Menjalankan diet
seimbang, melakukan banyak latihan, mempertahankan berat badan ideal, dan tidur
antara 7-8 jam setiap malam mungkin dapat menghilangkan faktor-faktor gaya
hidup ini. Jika Anda tidak dapat mengatasi diabetes 2, maka pengendalian
penyakit diabetes yang baik akan membantu.
Kadang-kadang faktor-faktor ini tidak
ada hubungannya dengan gaya hidup, misalnya jika anda mempunyai tekanan darah
tinggi karena sebab yang lain, menderita diabetes tipe 1, atau rentan terhadap terjadinya
kolesterol darah tinggi meskipun berat badan yang sudah tepat, berolahraga, dll.
Kontrol yang baik dan perawatan kondisi membantu memperkecil risiko terjadinya
penyakit Alzheimer (dan penyakit jantung).
TINGKAT PENDIDIKAN
Ada beberapa data yang menunjukkan risiko
lebih tinggi terjadinya Alzheimer antara orang-orang dengan kualifikasi pendidikan
yang lebih rendah, dibandingkan dengan individu yang berkualifikasi pendidikan
yang lebih tinggi. Namun, tak seorang pun benar-benar tahu mengapa hal demikian terjadi.
MAKANAN OLAHAN DAN PUPUK (nitrat)
Penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti di Rhode Island Hospital menemukan hubungan yang signifikan antara
peningkatan kadar nitrat dalam lingkungan dan makanan, dengan peningkatan
kematian karena penyakit, termasuk Alzheimer, diabetes dan Parkinson.
Penelitian ini memperhatikan peningkatan yang progresif dari pemaparan manusia terhadap
nitrat, nitrit dan nitrosamin melalui makanan yang diproses dan diawetkan serta
juga terhadap pupuk.
STRES
Sara Bengtsson dan tim Universitas
Umea, Swedia menemukan bahwa stres dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
Alzheimer.
Dr Simon Ridley, kepala penelitian di
Alzheimer Research UK yang merupakan perkumpulan amal, menunjukkan bahwa
penelitian dilakukan pada tikus, jadi kami tidak dapat memastikan apakah
penemuan-penemuan itu berlaku juga bagi manusia.
Dr Riley berkata: “Beberapa penelitian
telah berhasil menyoroti keterkaitan antara stress yang kronis, penurunan
kognitif dan berkembangnya penyakit Alzheimer, dan dibutuhkan studi lebih
lanjut pada orang untuk dapat menyelidiki keterkaitan ini sepenuhnya. Jika kita
dapat lebih memahami faktor-faktor risiko terjadinya Alzheimer kita juga dapat
memberdayakan orang untuk melakukan perubahan gaya hidup guna mengurangi risiko
mereka.
BEBERAPA PENYAKIT DAN KONDISI LAINNYA
Beberapa penyakit dan kondisi lain telah
dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya Alzheimer.
- Beberapa kondisi peradangan
kronis
- Riwayat adanya episode depresi
klinis
- Stroke dan/atau stroke-mini
- Obesitas/kegemukan/overweight
Pada
bulan Oktober 2012, para peneliti dari Drexel University College of Medicine di
Philadelphia melaporkan dalam PLoS ONE,
bahwa mereka menemukan sebuah mekanisme anti-kanker alami dalam tubuh manusia
yang dapat mendorong terjadinya penyakit Alzheimer.
Seri Artikel TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER
Jakarta, 2 November 2013
By©Mimuk Bambang Irawan