Bagaimana Penyakit Alzheimer Didiagnosa?
Dokter
dapat mendiagnosa kebanyakan kasus Alzheimer. Namun, tak seorang pun dapat menjadi 100%
yakin sampai setelah kematian, yakni ketika pemeriksaan autopsi mikroskopis otak mendeteksi adanya
bercak-bercak (plak) dan kekusutan. Tidak ada pengujian dasar, seperti tes
darah, tes urine, biopsi atau gambar scan untuk mendiagnosa penyakit Alzheimer.
Scan otak mungkin dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam otak.
Cakrawala
Tes darah untuk Alzheimer - Ilmuwan dari Saarland University dan Unit Perawatan Kesehatan Siemens melaporkan
dalam Genome Biology bahwa mereka telah mengidentifikasi tes darah baru yang
mungkin pada suatu hari dapat mendiagnosa penyakit Alzheimer secara akurat jauh
lebih awal. Mereka menambahkan bahwa tes darah ini juga mungkin berguna dalam
mendiagnosis gangguan degeneratif lainnya.
Menyingkirkan kondisi lain
Menyingkirkan kondisi lain
Dokter biasanya akan melakukan
beberapa pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi lain yang biasanya memiliki
gejala yang juga ada pada Alzheimer. Berikut adalah beberapa contoh dari
penyakit dan kondisi yang harus disingkirkan:
- Kecemasan/anxietas
- Tumor otak
- Depresi
- Infeksi
- Masalah tiroid
- Kekurangan Vitamin
Pemeriksaan berikut mungkin akan dilakukan:
#1 - Pemeriksaan darah: - untuk melihat jika pasien memiliki
gangguan tiroid atau kekurangan vitamin
#2 - Pemeriksaan neuropsikologis - ini mencakup penilaian yang ekstensif tentang daya kognitif (berpikir)
dan keterampilan mengingat. Ini memerlukan beberapa jam. Jenis-jenis
pemeriksaan ini sangat berguna dalam mendeteksi Alzheimer maupun demensia
lainnya secara dini.
#3 - Scan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) – Suatu
medan magnet yang kuat diciptakan dengan mengalirkan arus listrik melalui loop
kawat. Sementara itu, kumparan lainnya dalam medan magnet mengirim dan menerima
gelombang radio. Ini memicu proton dalam tubuh untuk mensejajarkan diri.
Setelah sejajar, gelombang radio akan diserap oleh proton, yang memicu terjadinya
putaran. Energi kemduian dilepaskan setelah 'menarik' molekul, yang pada
gilirannya memancarkan energi sinyal yang ambil oleh kumparan. Informasi ini
kemudian dikirim ke komputer yang memproses semua sinyal dan menghasilkan
sebuah gambar. Produk akhir merupakan representasi gambar 3-D dari daerah yang sedang
diperiksa; yang dalam hal ini adalah otak.
#4 - Scan PET (Positron Emission
Tomography) – Ini menggunakan
radiasi, atau nuclear medicine imaging, untuk menghasilkan gambar berwarna 3-dimensi
dari proses fungsional dalam tubuh manusia. Hal ini sangat berguna dalam
membantu dokter mendiagnosa penyakit Alzheimer. Sebuah studi mengungkapkan
bahwa scan PET yang mengukur penyerapan gula di otak secara signifikan
meningkatkan akurasi diagnosis satu jenis dementia yang sering keliru dianggap
penyakit Alzheimer.
#5 - CT (computerized
tomography) scan - Perangkat
ini menggunakan pengolahan geometri digital untuk menghasilkan gambar 3-dimensi
(3-D) dari bagian dalam sebuah objek. Gambar 3-D dibuat setelah banyak gambar
2-dimensi sinar-X diambil sekeliling satu sumbu rotasi - dengan kata lain,
banyak gambar dari daerah yang sama yang diambil dari berbagai sudut dan
kemudian ditempatkan bersama-sama untuk menghasilkan gambar 3-D.
#6 - Apakah perbedaan antara
PET, CT scan atau MRI? Sebuah CT scan atau MRI dapat menilai ukuran dan bentuk organ tubuh dan
jaringan. Namun, mereka tidak bisa menilai fungsi. PET scan melihat pada
fungsi. Dengan kata lain, MRI atau CT scan memberitahu kita seperti apa tampilannya,
sementara PET scan dapat memberitahu kita bagaimana ini bekerja.
Seri Artikel TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER
- Tentang Penyakit Alzheimer Bagian 1 – Pendahuluan, apa penyakit
Alzheimer itu dan mengapa dinamakan Alzheimer
- Tentang Penyakit Alzheimer Bagian 2 – Gejala -gejala penyakit
Alzheimer dan 7 Tahap perkembangannya
- Tentang Penyakit Alzheimer Bagian 3 – Harapan hidup penderita
Alzheimer, penyebab dan
faktor-faktor resiko terjadinya penyakit Alzheimer
- Tentang Penyakit Alzheimer Bagian 4 – Cara mendiagnosa penyakit
Alzheimer, Jenis pemeriksaan terhadap pasien Alzheimer
Jakarta, 2 November 2013
By©Mimuk Bambang Irawan
By©Mimuk Bambang Irawan
No comments:
Post a Comment