Kebohongan Ketua BPK
Copas dari Rasyad: Kebohongan Terbaru Ketua BPK Soal RS Sumber
Waras
Dalam wawancara di TV One, Kamis 14 April 2016, Ketua BPK Harry
Azhar Aziz menyatakan bahwa pembayaran lahan RS Sumber Waras dari Pemprov DKI
ke Yayasan Sumber Waras sebesar Rp. 750 Miliar dilakukan secara tunai
(cash) pada malam tahun baru. Berikut kutipannya "Ini mau tahun baru
tiba-tiba ada pembayaran tunai, ada apa ini?"
Sebelum kita cek data dan dokumen, akal sehat kita pasti
bertanya-tanya: masuk akal kah uang sebesar Rp.750 Miliar dibayar tunai?
Menurut ekonom Poltak Hotradero dan Peneliti di Bursa Efek
Jakarta, ucapan Ketua BPK itu tidak masuk akal.
Pertama. Uang tunai Rp 750 Miliar dalam
bentuk pecahan 100 ribu, beratnya akan mencapai 7,5 Ton. Belum termasuk bungkus
dan brankas-nya. Bagaimana pengirimannya, pengamananya dan penggudangannya?
Kedua. Menghitung uang tunai Rp. 750
Miliar yang setara 75000 gepok, bila rata-rata butuh waktu 15 detik per gepok,
akan menghabiskan waktu sekitar 13 hari non-stop.
Ketiga. Dari mana bisa ngambil uang tunai
Rp. 750 Miliar? Cuma bisa dari Bank Indonesia. Dan pasti akan menjadi
pertanyaan BI, untuk apa uang dalam volume sebesar itu.
Keempat. Dari data dokumen, pembayarannya
memang pakai cek no CK 493387 perpindahan antar rekening di Bank DKI. Tanggal
deposit ceknya 30 Desember 2014 dan masuk rekening RS Sumber Waras tanggal 31
Desember 2014 sebesar Rp.717.905.072.500 Miliar. Bersama itu pula dibayarkan
untuk pajak dengan cek no CK 493388 sebesar Rp. 37.784.477.500. Tapi Ketua BPK
bilang setoran uang tunai berlangsung pada malam hari 31 Desember 2013.
Maka, Ketua BPK telah melakukan kebohongan publik dalam dua
hal:
(1) Iia menyatakan pembayaran Rp750 Miliar dengan tunai yang
bertentangan dengan akal sehat dan dokumen yang ada
(2) Ia menyatakan tanggal pembayaran pada malam hari menjelang
tahun baru (31 Desember) yang benar tanggal 30 Desember 2014.
Hal ini membuktikan kredibilitas, integritas dan marwah
BPK semakin terpuruk, karena Ketuanya masuk dalam Skandal Panama Papers, melakukan
kebohongan publik, juga hasil audit BPK atas pembelian lahan RS Sumber Waras
bertentangan dengan dokumen-dokumen yang ada.
Publik pun bertanya-tanya, ada apa dengan BPK, khususnya Ketua
BPKnya? Apakah mau menggunakan isu RS Sumber Waras untuk menutupi skandal
pribadinya?
Ahokers
Narahubung: Nong Darol Mahmada 08161142714
Narahubung: Nong Darol Mahmada 08161142714
No comments:
Post a Comment