Kenapa Orang Panjang Umur Sementara
yang Lain Tidak?
Oleh: Chappy Hakim
Beberapa tahun belakangan ini saya diajak bergabung dengan
komunitas wartawan senior yang sebagian besar adalah mantan wartawan Kantor
Berita Antara. Pada umumnya mereka adalah sahabat almarhum ayah dan ibu saya,
yang tentu saja usia mereka sudah tidak muda lagi.
Mereka sudah masuk golongan octogenarian (berusia di sekitar
80-an tahun), walau banyak juga beberapa yang turut bergabung yang masih
berusia lebih muda dari itu.
Yang istimewa adalah satu di antaranya pada bulan April yang
lalu akan memasuki usia ke-99 tahun. Sangat luar biasa, karena bila Tuhan
mengijinkan, In syaa Allah maka itu berarti beliau akan memasuki usia 100 tahun
pada tahun depan.
Beliau masih sehat walau sudah berada di kursi roda, terlihat
bahagia hidupnya yang terpancar dari sinar mata dan air mukanya yang sangat
bersahabat sekaligus memancarkan semangat hidup yang sama sekali belum redup
dimakan usia.
Ingatannya masih sangat baik dan kemampuan berkomunikasinya
masih prima yang bahkan terkadang kerap menggunakan bahasa Belanda, bahasa yang
memang digunakan oleh generasi ayah dan ibu saya sebagai bahasa sehari-hari.
Tidak semua orang berkesempatan dapat hidup bahagia hingga usia
yang menjelang 100 tahun. Lalu apa sebenarnya kunci dari menjalani hidup ini
agar dapat tetap bahagia dan sehat dengan usia yang panjang.
Untuk membahas ini, saya ingin menggaris-bawahi beberapa catatan
psikiater yang juga Direktur Harvard Study of Adult Development bernama
Robert Waldinger. Studi ini menjadi sangat menarik karena merupakan
penelitian terpanjang yang pernah dilakukan dalam hitungan waktu (dimulai tahun
1938 dan hingga saat ini masih berlanjut) dan juga terlengkap dalam aspek
penelitian tentang bagaimana dan mengapa orang bisa mencapai kebahagiaan dan
umur panjang dalam perjalanan hidupnya.
Robert Waldinger, direktur yang ke-4 dalam perjalanan studi ini,
mengatakan, dari hasil penelitian yang telah berlangsung selama 75 tahun itu
menunjukkan satu bukti, "Good relationships keep us happier and
healthier”. (Hubungan baik akan membuat seseorang menjadi lebih bahagia dan
lebih sehat.)
Studi ini pada awalnya melibatkan 724 orang di tahun 1938 dan
kini masih ada lebih dari 60 orang dengan usia di sekitar 90 tahun yang masih
hidup dan masih terus menjalani penelitian.
Studi ini bahkan tengah melanjutkan penelitian terhadap 2000
anak-anak yang berasal dari 724 orang tersebut. Orang yang memiliki hubungan
sosial yang baik dalam keluarga, dengan teman dekat dan dengan komunitas
ternyata membuat mereka lebih bahagia dan lebih sehat serta panjang umur.
Kesepian "membunuh"
Sementara mereka yang kurang berkomunikasi dengan baik dan
cenderung kesepian akan menjadi kurang bahagia. Kesehatan fisiknya menjadi
lebih cepat menurun, demikian pula fungsi otaknya menjadi berkurang serta
membuat mereka menjadi sakit-sakitan dan berumur pendek.
Kesepian ternyata “membunuh”. Orang bisa saja kesepian di
tengah-tengah keramaian atau juga dapat mengalami kesepian dalam kehidupan
rumah tangganya. Hidup di tengah konflik adalah sangat berbahaya bagi kehidupan
seseorang. Konflik juga sangat memudahkan mengantar orang menuju kesepian.
Penelitian ini juga membuktikan, kekayaan seseorang atau menjadi
terkenal atau bekerja keras mengejar karier tidak merupakan jaminan seseorang
itu akan berbahagia dan sehat serta berusia panjang.
Studi ini menekankan fakta bahwa hubungan baik dalam keluarga,
dengan sahabat dekat dan dengan komunitas membuat seseorang menjadi bahagia,
lebih sehat dan berumur panjang.
Dalam usia 50 tahunan, seseorang yang bahagia walau tidak bisa
menghindar dari penyakit-penyakit degeneratif (kolesterol, asam urat dan
sebagainya) yang dialaminya mereka tetap bisa menikmati hidup.
Mereka dapat menerima dan tetap mejalani hidupnya tanpa beban.
Sebaliknya yang tidak atau kurang bahagia, penyakit degeneratif yang dialaminya
akan bertambah parah dengan beban dari emosi pribadinya, antara lain sebagai
akibat “kesepian” dan frustrasi yang dideritanya.
Hubungan baik tidaklah tergantung kepada jumlah banyaknya teman,
akan tetapi sangat tergantung kepada kualitas dari hubungan baik itu sendiri.
Hubungan sosial yang bagus di dalam rumah tangga dengan temen dekat dan dengan
komunitas, tidak hanya baik untuk kesehatan fisik akan tetapi ternyata juga
melindungi fungsi otak dari kecenderungan untuk menjadi pikun.
"Good Life is built with good relationship" (Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang dibangun dari
hubungan yang baik)
Mendalami kehidupan selalu saja akan berhadapan dengan banyak
pertanyaan yang terkadang sulit untuk memperoleh jawaban yang memuaskan. Apa
yang paling penting dalam hidup ini?
Audrey Hepburn, bintang film kesohor mengatakan, "The most
important thing is to enjoy your life – be-happy– its all that matters”.
(Yang paling penting adalah untuk menikmati hidup anda, dengan bahagia, itu yang penting.)
(Yang paling penting adalah untuk menikmati hidup anda, dengan bahagia, itu yang penting.)
Semua catatan Waldinger pada hasil penelitiannya agaknya memang
sejalan dengan apa yang telah menjadi kebiasaan dari sang wartawan senior yang
berulang tahun ke-99 pada bulan ini.
No comments:
Post a Comment