Proses produksi madu merupakan bagian dari
kegiatan memelihara lebah. Kegiatan ini sebetulnya seperti menjalankan sebuah
usaha dengan manajemen yang sederhana tapi solid. Di sini ada ‘pabrik’ madu
dengan ribuan pekerja, yaitu para lebah pekerja dan anda sendiri di puncak
organisasi yang sekaligus adalah manajer pabrik, manajer pemasaran dan
penjualan dan mungkin juga manajer keuangan dan administrasi…
Sebagai suatu bisnis, maka tujuan utama anda
adalah memproduksi dan menjual madu yang berkualitas bagus. Seperti kita tahu,
madu sudah dikonsumsi manusia sejak dahulu kala karena bernilai gizi tinggi
dengan banyak manfaat. Penggunaan madu memiliki sejarah yang panjang bukan
hanya sebagai makanan bergizi tinggi, namun juga kegunaan lain yang mencerminkan
manfaatnya dalam berbagai budaya dan agama.
Kualitas produksi madu tergantung pada
beberapa factor yang pada dasarnya berkaitan dengan sumber nektar atau jenis
bunganya. Faktor-faktor lain yang menentukan kualitas madu adalah pemrosesan
dan pengemasan madu. Jenis bunga asalnya menentukan rasa dan aroma madu, serta
kandungan air dan kejernihannya. Berdasarkan jenis bunganya maka bahan madu
bisa berasal dari jenis bunga tertentu ataupun campuran dari beberapa jenis
bunga.
Kebanyakan madu yang beredar di pasaran
merupakan madu campuran yang dibuat
dari nektar berbagai jenis bunga yang berbeda-beda rasa, warna, kekentalan dan
asal daerahnya. Juga
dikenal madu polifloral atau campuran
nektar yang berasal dari berbagai bunga liar. Oleh karena itu besar kemungkinan
kita bisa menemukan madu polifloral yang tidak konsisten dalam hal rasa, aroma
dan bau yang tergantung dari jenis bunga yang dominan.
Jika anda ingin memproduksi madu monofloral, yaity dengan cara mengumpulkan madu yang berasal dari nektar satu jenis bunga saja, anda
perlu mengatur agar lebah madu anda memiliki akses ke hanya satu jenis bunga,
yang sebenarnya cukup sulit untuk dilakukan. Kenyataannya, anda tidak akan
mungkin mengendalikan semua lebah anda.Beberapa lebah akan mengumpulkan nektar
dari bunga lainnya, dan ada kemungkinan besar bahwa madu monofloral anda
mungkin mengandung sejumlah kecil nektar dari jenis bunga lainnya.
Mari kita perhatikan bagaimana para lebah yang rajin itu
terlibat dalam proses produksi madu, mulai dari dikumpulkannya nektar dari
bunga yang ada disekelilingi sarang mereka. Segera setelah para lebah tiba di
sarang mereka, mereka akan mengosongkan perut mereka sepenuhnya dengan memuntahkan
nektar kemudian menelan dan memuntahkannya kembali untuk beberapa kali sampai mereka
mendapat madu yang telah dicerna sebagian. Ini adalah benar-benar proses
transformasi dari nektar menjadi madu. Lebah akan melakukan proses muntah dan
menelan secara bersama-sama untuk beberapa kali sampai mencapai kuantitas yang
dibutuhkan yang kemudian mereka dimasukkan ke dalam sisiran madu (honey comb)
yang disediakan dalam sarang mereka.
Nektar yang baru disimpan ini masih mengandung banyak air
dan beberapa ragi alami yang dapat menyebabkan fermentasi kandungan gula dalam
nektar. Secara alami lebah akan mengipas-ngipas sayap mereka untuk menghasilkan
aliran udara di atas sarang untuk memudahkan penguapan air dari dalam nektar.
Hal ini menghasilkan gula dengan konsentrasi yang lebih tinggi, yang akhirnya
akan mencegah terjadinya fermentasi. Ini adalah proses alamiah dari produksi
madu yang dilakukan oleh lebah madu sehari-hari. Madu kemudian
akan disimpan sebagai sumber makanan selama masa sulit seperti musim dingin.
Tugas seorang pemelihara atau petani lebah adalah
memaksimalkan produksi madu dengan mendorong lebah untuk menghasilkan madu
lebih daripada apa yang dibutuhkan oleh lebah. Kelebihan produksi madu oleh
lebah seperti ini akan bermanfaat baik untuk lebah mapun si petani lebah.
Pada akhir proses produksi madu, kita akan mendapatkan madu
matang yang berupa cairan kental, lengket dan manis. Ini mengandung banyak
fruktosa dan glukosa dengan sejumlah kecil kandungan sukrosa dan maltosa.
Meskipun penyajian umum dari madu adalah bentuk cair dalam botol, tetapi ada
bentuk-bentuk lain dari madu yang mengalami berbagai metode pengolahan madu.
Penerapan jenis metode yang akan digunakan adalah sepenuhnya kebijaksanaan
pemelihara lebah.
Untuk menyebutkan beberapa varietas yang dapat
dikembangkan lebih lanjut: madu murni, madu yang disaring, madu ultra-filtered,
madu yang dipasteurisasi, madu kristalisasi, madu ultra sonicated, madu kocok,
madu kering, bongkahan madu dan madu sisir. Masing-masing varietas memiliki
manfaat dan tujuan, yang dapat dipasarkan menurut segmen pasar tertentu.
Nah, dengan begitu banyak jenis produksi madu, seorang
peternak lebah akan memiliki banyak pilihan dan tantangan untuk memenuhi
beberapa kebutuhan pasar dan ini tentu saja, harus menjadi pekerjaan utama
seorang petani pertenak lebah
No comments:
Post a Comment