Saya Tak Perlu Pemimpin
Banyak orang sibuk ngomong soal jangan pilih pemimpin non
Muslim, bla bla bla... Logikanya untuk saya mungkin berbeda,
Gubernur DKI itu bukan pemimpin saya... Dia orang yang bekerja
untuk saya, mengurus kota yang anggarannya didapat (sebagian) dari uang saya
(pajak pribadi maupun perusahaan). Gajinya memang nggak kecil tapi juga nggak
besar kalau dibandingkan dengan CEO perusahaan yang mengelola pendapatan dan
anggaran sebesar Rp 100 trilyun lebih per tahunnya seperti DKI ini.
Bagi saya Gubernur DKI bukan untuk dihormat-hormati atau ngimami
sholat saya, bukan juga untuk saya datangi minta restu sebelum saya melakukan
kegiatan.
Saya punya kesibukan; pekerjaan, ngurus anak-anak saya,
pacaran dll. Saya perlu kenyamanan dalam melakukan kegiatan kegiatan
tersebut di kota dimana saya tinggal ini, seperti juga banyak orang di DKI ini.
Saya perlu orang yang dapat dipercaya me-'manage' anggaran (yang ada uang saya
di dalamnya) dengan baik, dibelanjakan sesuai kebutuhan, tidak dikorupsi, dan
menyelesaikan masalah masalah infrastruktur maupun hal-hal lain yang berkaitan
dengan DKI.
Tidak... Saya bukan mencari pemimpin, saya membutuhkan
administrator kota yang dapat dipercaya dalam urusan keuangan dan punya
kemampuan menata kota saya ini.
Insya Allah kalau untuk imam shalat saya akan memilih yang
Muslim (juga Istri) tapi maaf, Gubernur DKI bukan pemimpin bagi saya, melainkan
administrator, seperti admin dalam hal hal lain, dia tak perlu seiman dengan
saya, yang penting ia dapat dipercaya dan memiliki kemampuan... Dan sampai hari
ini Ahok yang terbaik dalam hal ini.
2017 nanti saya akan memilih Ahok sebagai Gubernur lagi. Tapi
kalau sholat pas ada Yusril, saya pastinya akan jadi makmumnya Yusril. Kalau
untuk pemimpin cukup sudah almarhum ayah saya sebagai pemimpin saya, seperti
sekarang saya memimpin anak-anak saya.~
Tulisan:
Cyril R Hakim
No comments:
Post a Comment