Saudara
Vs Persaudaraan
Jika ada yang bertanya, adakah kaitan antara saudara dan
kebahagiaan, jawabannya mungkin akan mengagetkan:
Tidak ada kaitannya!
Saudara tidak akan membuat kita bahagia. Yang membuat kita
bahagia adalah persaudaraan.
Saudara adalah orang-orang yang terhubung dengan kita karena
pertalian darah, berdimensi fisik.
Sementara persaudaraan adalah orang-orang yang terhubung dengan
kita karena pertalian hati, berdimensi spiritual.
Jika menilik sejarah, banyak kejahatan yang dilakukan oleh saudara
kepada saudaranya sendiri. Kisah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia,
antara Qabil dan Habil, dilakukan oleh saudara atas saudaranya sendiri.
Begitu pula dalam kisah konspirasi saudara-saudara Nabi Yusuf
untuk melenyapkannya.
Jika dalam kasus Qabil dan Habil berlaku kejahatan oleh saudara
one-on-one, dalam kisah Nabi Yusuf yang terjadi adalah persekongkolan jahat
oleh sesama saudara.
Kisah-kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa saudara yang
bertali secara darah (fisik) bisa menjadi musuh saat tidak ada pertalian hati
(spiritual).
Ada 4 tipe manusia dalam konteks saudara dan persaudaraan:
#1. Saudara yang menunjukkan persaudaraan. Inilah surga.
#2. Bukan saudara namun menunjukkan persaudaraan. Ini adalah
kebahagiaan (happiness)
#3. Bukan saudara dan tidak menunjukkan persaudaraan. Ini
disebut ketidak-bahagiaan (unhappiness)
#4. Saudara tapi tidak menunjukkan persaudaraan. Inilah neraka.
Jika ada orang yang bukan saudara dan dia tidak menunjukkan
persaudaraan kepada kita, kita bisa dengan mudah menghindarinya. Kita bisa
memilih komunitas lain tanpa harus bertemu dengannya.
Namun akan lebih berat bagi kita jika yang tidak menunjukkan
persaudaraan itu adalah saudara kita sendiri.
Disinilah kita perlu memaknai setiap kondisi yang kita hadapi
agar tidak mengalihkan kita dari kebahagiaan.
Kepada mereka yang tidak menunjukkan persaudaraan, kita bisa
memaknainya sebagai cara Tuhan untuk menjadikan diri kita agar menjadi manusia
yang lebih baik. Hilangnya rasa persaudaraan dari saudara kita tidak boleh
menjadi penghalang bagi kita untuk merayakan setiap momentum dalam hidup kita.
Lantas, apa yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa persaudaraan
khususnya antara sesama saudara? Kata kuncinya adalah connectedness,
rasa terhubung satu sama lain, rasa bahwa kita adalah satu tubuh.
Disaat ada bagian dari tubuh kita yang sakit, maka seluruh tubuh
akan merasakannya. Demikian pula sebaliknya, saat bagian tubuh yang sakit itu
pulih, seluruh tubuh merasakan kesegaran.....
WA Group adalah salah satu upaya untuk menyatukan hati.
Ada 2 ciri connectedness:
Kita merasa senang jika saudara kita mendapatkan kebaikan, dan
kita merasa sedih saat saudara kita mendapatkan keburukan. Inilah yang
dianalogikan sebagai satu tubuh.
Kita selalu berhubungan dengan saudara kita meski kita sedang
tidak membutuhkannya.
Semoga bisa jd inspirasi agar bisa menjadi saudara yg baik dan
menjaga persaudaraan....
No comments:
Post a Comment