REKLAMASI TELUK JAKARTA
Kenapa
saya Tidak Mempersoalkan Reklamasi Teluk Jakarta? - Emmy Hafild
------------------------------
Sebagai mantan
Direktur WALHI dan Greenpeace Southeast Asia, mengapa saya tidak mempersoalkan
reklamasi Teluk Jakarta yang dimulai dimasa Suharto dan diteruskan
pelaksanaannya oleh Gubernur Petahana? Reklamasi ini jadi salah satu point
yang digunakan Cagub DKI No.3 melawan Gubernur Petahana.
Jawaban saya:
1. Teluk Jakarta adalah suatu ekosistem yang
sudah rusak, sudah dalam tahap tidak dapat balik. Untuk memperbaikinya ke
keadaan semula memerlukan biaya yang sangat besar dan hampir mustahil.
2. Sebab-sebab kerusakan:
2.1 Endapan
yang dibawa 13 sungai yang bermuara di sana, dalam jumlah ber ton-ton per hari
selama puluhan tahun telah menutupi dasar laut Teluk Jakarta, sehingga penuh
lumpur puluhan meter tingginya.
2.2 Pencemaran
yang terjadi selama puluhan tahun oleh industri di sepanjang 13 sungai
tsb telah menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat di berbagai titik
sepanjang pantura Jakarta. (BLH DKI). Untuk menormalisasinya, memerlukan
biaya yang sangat besar.
2.3 Penurunan
permukaan
tanah yang terjadi setiap tahun rata-rata 7,5 cm pertahun, di beberapa titik
sampai 17 cm per tahun, akibat penyedotan air tanah berlebihan, telah
menyebabkan daratan Pantura berada di bawa muka air. Banjir rob terjadi setiap
bulan purnama, tanggul pun tidak akan mampu mencegah rob karena tanggulnya juga
ikut turun.
2.4 Reklamasi
yang telah dilakukan di beberapa bagian Pantura seperti di PIK, Pantai Mutiara
dsb, terhadap rawa-rawa yang seharusnya penyerap air banjir, itu telah merusak
kemampuan ekosistem setempat untuk menyerap air.
3. Pantura Jakarta sudah tidak layak huni.
Pilihan bagi Pantura adalah: di tinggalkan (abandoned) atau di lakukan adaptasi
dengan membuat ekosistem baru.
4. Mengevakuasi Pantura berarti mengevakuasi
ratusan ribu orang yang tinggal di sepanjang pantai Pantura. Dan ini hampir
mustahil dan memerlukan biaya yang sangat besar.
5. Pilihan terakhir adalah adaptasi dengan
membuat ekosistem baru sehingga layak dihuni. Hampir tidak ada habitat asli
atau ekosistem yang dapat diselamatkan di Pantura Jakarta.
SOLUSI NCICD
Solusi yang dibuat NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang dibuat dimasa Presiden SBY dan ditandatangani oleh Menko
Perekonomian Hatta Radjasa dan yang diteruskan dengan tindakan yang lebih
menyeluruh oleh gubernur petahana adalah:
1. Menghentikan subsiden (penurunan) muka
tanah dengan menghentikan penyedotan air tanah. Gubernur petahana
merencanakan sekuat tenaga bahwa pada tahun 2019 seluruh Jakarta akan
mendapat air bersih dari PAM. Halangannya adalah negosiasi dengan perusahaan
air yang diswastakan sejak Gubernur terdahulu yang masih belum tuntas.
2. Membuat tanggul besar di seluruh Pantura
untuk mencegah rob. Ini pun tidak mencukupi, karena tanggulpun ikut turun
sesuai dengan muka tanah.
3. Membangun waduk penampung air 13 sungai di
luar tanggul untuk mengatur muka air muara sehingga lebih rendah dari
permukaan tanah agar air sungai dapat mengalir terus. Pada saat musim hujan dan
air berlebih, maka air dikeluarkan ke laut untuk menjaga permukaan air muara
tetap berada di bawah permukaan tanah.
4. Waduk ini juga dapat menjadi sumber air
tawar untuk warga DKI. Untuk itu, maka fasilitas pengolahan limbah B3 dan
pembersihan air dan daur ulang dibangun di dekat waduk. Sehingga air waduk
layak untuk dijadikan sumber air PAM.
5. Sistem sanitasi air limbah rumah tangga
akan dibangun dan akan tersambung dengan waduk, untuk kemudian didaurulang
dan menjadi sumber air bersih. Target Gubernur petahana, tahun 2022 semua air
limbah RT di Jakarta akan didaur ulang.
6. Untuk menghentikan subsiden, perlu untuk
mengisi kembali air tanah Jakarta, maka akan dibuat jutaan sumur resapan di
seluruh Jakarta. Selain itu, kerjasama dengan Pemkab Bogor untuk
membangun waduk yang menampung air limpahan dari Bogor yang disambungkan dengan
jalur-jalur air tanah yang mengalir Jakarta.
7. Semua kegiatan ini memerlukan biaya yang
besar. Untuk itu, maka dibangun perekonomian baru dalam bentuk ekosistem
buatan yaitu pulau-pulau buatan untuk
membiayai adaptasi ini.
8. Tanah dari pulau-pulau buatan ini milik
Pemda DKI , pengembang hanya memiliki HGB. Setiap pengembang menjual tanah,
Pemda DKI mendapatkan 5% dari hasil penjualan. Gubernur petahana ingin menaikkan kontribusi tambahan menjadi 15% dan
itulah yang menyebabkan kasus suap yang terjadi pada anggota DPR DKI.
9. Selain itu, jika
ekonomi terbangun dengan baik, pemda DKI
akan mendapatkan tambahan uang dari pajak dan PBB.
10. Untuk
meningkatkan hunian nelayan agar layak dan mendekatkan mereka kepada laut yang
lebih bersih, maka Pemda akan membangun
kampung nelayan baru, di pulau-pulau buatan itu lengkap dengan Tempat
Pelelangan Ikan. Ini dapat menjadi pusat wisata baru seperti Fishermen
Wharf di Sydney, San Fransisco dan tempat -tempat lain dunia.
Untuk mengadaptasi
ekosistem yang sudah rusak dan tidak dapat balik, adaptasi yang direncanakan
oleh Gubernur petahana adalah yang paling realistis untuk dikerjakan.
Semua kota besar dipinggir laut melakukan
reklamasi, seperti Hongkong, Osaka, Singapura, Dubai, dan Miami dll. Water front areanya menjadi kawasan wisata atau
komersil yang dapat dinikmati oleh warga maupun turis dan menjadi pusat ekonomi
baru yang menghidupi kota dan warganya.
Kalau rencana NCICD
dapat terlaksana, maka Pantura Jakarta akan menjadi kawasan Metropolitan yang
indah, bersih, dengan kawasan dan kehidupan nelayan yang moderen dan sejahtera,
jauh dari kekumuhan.
Yang ingin saya
tambahkan dari rencana ini adalah pembuatan sabuk hijau Teluk Jakarta
dengan membuat ekosistem bakau yang baru di sekeliling tanggul, waduk buatan
maupun di pulau-pulau buatan dan kampung nelayan, untuk menjadi penahan
gelombang ataupun untuk menjadi tempat hidup biota-biota laut yang berguna bagi
nelayan.
Selain itu proses
rembug warga pemda DKI perlu diperbaiki untuk meningkatkan rasa kepemilikan
warga terhadap rencana ini. Beberapa rencana masih dapat disesuaikan dengan
keinginan warga yang tulus.
Menghentikan reklamasi berarti menumpuk
persoalan yang akan menjadi bom waktu yang akan menyengsarakan ratusan ribu
rakyat Jakarta yang hidup di sana.
Pilih #gubernurrealistis.
No comments:
Post a Comment