Service
Excellence
Mungkin bermanfaat bagi yang punya bisnis atau masih semangat
nyangkul
Catatan Haridewa temanku, seorang motivator:
Hari ini saya membantu pihak RS Mitra Keluarga Kelapa Gading
untuk merubah mindset karyawan mereka mengenai Pelayanan Prima (Service
Excellence).
Ada 5 sesi yang saya share, yaitu:
Sesi 1. Merubah dari Pelayanan Bermutu menuju ke Pelayanan Prima.
Bedanya dimana sih? Kata kunci pelayanan bermutu adalah
pelayanan kita sudah sesuai dengan harapan pelanggan. Sementara pelayanan
prima adalah melebihi harapan pasien.
Kebanyakan orang ketika ditanya lawan good adalah bad.
Maka ketika pelayanan sudah sesuai dengan harapan pelanggan, maka kita sudah
sering merasa puas. Khan sudah tidak bad lagi. Dalam bukunya “Good to
Great”, Jim Collins mengatakan bahwa lawan goodness bukan badness
melainkan greatness. Maka ketika kita sudah mampu mencapai harapan
pelanggan, tugas kita selanjutnya adalah melebihi harapan pelanggan. Itulah
greatness.
Dalam rangka transformasi ini, saya langsung berikan tips
praktis, yaitu merubah wording mereka ketika melayani pelanggan dari fokus ke want
menuju need. Kalau biasanya mereka mengatakan, 'Apa yang Bapak/Ibu
inginkan?' menjadi 'Apa yang Bapak/Ibu perlukan?'
Want tidak pernah ada batasnya. Maka alih-alih memuaskan
pelanggan, yang ada justru keluhan. Kalau need selalu bisa dirumuskan
batasannya sehingga pengukuran kepuasannya lebih akurat.
Sesi 2. Keahlian berkomunikasi sebagai bagian penting dalam
pelayanan.
Di sini saya membahas mengenai keahlian mendengar yang jarang
diajarkan di kelas manapun.
Keahlian mendengar dibagi 3, yaitu:
A. Keahlian mendengar dengan telinga. Kita hanya menangkap suara yang kita dengar
B. Mendengar dengan mata. Kita sudah
mulai membaca bahasa tubuh. Apa yang tersirat dari yang tersurat.
C. Mendengar dengan hati. Ini keahlian
listening paling ultimate. Kita mengenalnya sebagai empati. Seringkali
kita merasa sudah memberikan empati kepada orang lain. Contoh ketika ada kawan
yang kehilangan keluarga maka spontan kita akan berucap: 'Turut berduka
cita.' Yang namanya empati adalah merasakan apa yang orang lain
rasakan. Perhatikan lagi ucapan di atas. Belum ikut merasakan bukan? Itu baru
simpati.
Maka ucapan empati bisa seperti ini, 'Saya bisa ikut
merasakan kehilangan Anda' Nyess!
Sesi 3. Mastering Emotional Control
Banyak orang yang menyamakan emosi dengan marah. Padahal marah
adalah salah satu bagian dari emosi. Ada 5 emosi dasar manusia yaitu sedih,
bahagia, cinta, marah dan takut. Dalam menghadapi pelanggan yang marah acapkali
kita ikut terpancing emosinya.
Maka berikut adalah tips agar bisa selalu excellent.
A. Kembalikan ke niat awal bekerja. Everything is business,
nothing personal. Pelanggan tidak sedang marah pada Anda. Mereka hanya
kecewa. Dan orang kecewa hanya perlu dimengerti. Maka katakan: 'Saya bisa
mengerti kekecewaan Bapak/Ibu'
B. Menurut Covey, pembeda antara orang reaktif dan proaktif
adalah jeda atau pause. Orang reaktif langsung bertindak ketika
mendapatkan aksi. Orang proaktif akan mengambil jeda sejenak untuk berpikir
sebelum memutuskan tindakan apa yg akan dia ambil. Maka ketika menghadapi
pelanggan sulit ambil jedalah sejenak. Caranya ambil nafas yang daalaaaaaammmm
sampai dada terasa luas baru keluarkan nafas melalui mulut. Cobalah dan rasakan
bedanya
C. Hijrah. Maksudnya geser dikit dari posisi ketika kita kena
semprot pelanggan tadi. Ketika kita gerak maka mood kita ikut gerak.
Bahasa Inggrisnya emosi adalah EMOTION. Maka emotion is created by MOTION.
Sesi 4. Mengukur kepuasan pelanggan dan cara meningkatan kepuasan
pelanggan.
Coba perhatikan tulisan di beberapa RM Padang. Anda puas
ceritakan pada orang lain. Anda tidak puas ceritakan pada kami. Urang awak
sudah paham dengan kesaktian word of mouth. Dalam skala perusahaan maka
diperlukan teknik penanganan complain yang komprehensif. Pada dasarnya orang yang mengeluh
juga hanya ingin dimengerti kok.
Berikut cara kita mengerti mereka:
- Kita akui konsen mereka
- Kita minta maaf
- Berikan pemecahan masalahnya
- Lakukan tindak lanjut
- Berikan kompensasi
Beress
- Kita akui konsen mereka
- Kita minta maaf
- Berikan pemecahan masalahnya
- Lakukan tindak lanjut
- Berikan kompensasi
Beress
Sesi 5. Memahami Bahasa Tubuh
Di dunia ini dikenal ribuan bahasa tubuh. Sayangnya hanya
sedikit dari kita yang mau menyadari kekuatan bahasa tubuh ini. Dalam teori
Powerful Communications porsi Word hanyalah 7%, sementara Tone 38% dan Motion
sebesar 55%. Jadi porsi kata hanya 7%, artinya kombinasi tone dan motion (body
language) adalah 93%. Bayangkan apa yang terjadi ketika kita melayani komplain
pelanggan dengan diam namun cemberut?
Demikian sharing saya hari ini mengenai Service Excellence, yang
sebenarnya intinya adalah sebagai manusia pelanggan itu hanya ingin diuwongke,
alias dimanusiakan. Begitu
Semoga bermanfaat
Tabik, Selamat beraktifitas
Tabik, Selamat beraktifitas
Contact Haridewa :
08179039372
08179039372
No comments:
Post a Comment