MENCEGAH TIDAK KATARAK: BISA BERHEMAT SAMPAI Rp 15 JUTAAN
Katarak umum terjadi. Yang terkena lensa bolamata (lihat gambar
di bawah). Lensa berubah menjadi keruh. Lebih sering terjadi pada usia
lanjut. Tapi apakah semua orang harus kena katarak, tentu saja tidak perlu
harus terjadi. Bahwa benar dengan bertambah laju proses penuaan, katarak salah
satu masalah yang biasanya timbul. Melhat sejumlah penyebab katarak lainnya,
bukan saja karena faktor usia tua, kita masih dapat melakukan sesuatu untuk
mencegahnya agar kita tidak perlu mengalami katarak.
Kecuali yang sebab faktor genetik, katarak masih mungkin kita
cegah. Kelainan genetik distrofi
mioklonik, galaktosemia, atau neuroblastoma, misalnya, biasanya disertai
dengan kelainan katarak sejak lahir. Selain faktor genetik ada juga faktor
bawaan atau congenital. Bila terjadi infeksi campak jerman (rubella) sejak di
kandungan, bayi berisiko katarak juga. Mencegah bayi terkena katarak sebab
rubella bila dilakukan pemeriksaan TORCH ibu sebelum kehamilan, bila ternyata
positif bisa diobati dulu rubella-nya. Itu berarti penyebab katarak bukan sebab
faktor genetik, melainkan oleh faktor lain masih mungkin untuk dicegah.
FAKTOR-FAKTOR
RESIKO TERKENA KATARAK SELAIN FAKTOR GENETIKA
Polusi udara, atau terpapar cahaya matahari untuk waktu yang
lama, hal yang paling banyak dan sering terjadi di Indonesia. Pekerja di outdoor yang terpapar matahari
siang hari, lebih berisiko kena katarak, selain pada mereka apabila ada
riwayat kerentanan terkena katarak dalam garis keluarga.
Demikian pula faktor diabetik. Mereka yang diabetik lebih berisiko kena katarak, termasuk mereka
yang hipertensi, pernah ada infeksi bolamata, pernah trauma bolamata baik
akibat cedera, atau pernah ada riwayat operasi bolamata sebelumnya.
Mereka yang sering menggunakan obat golongan steroid
(corticosteroid untuk radang sendi, penyakit otoimun) berisiko kena katarak
juga. Begitu juga bila memakai obat penuras kencing (diuretik). Kekurangan zat
gizi dalam diet harian disebut juga mengurangi ketahanan lensa. Jangan lupa
faktor asap rokok, asap selama memasak di dapur, banyak minum alkohol perlu
mewaspadai kemungkinan kena katarak.
Apabila secara berangsur penglihatan mulai berkabut seperti
sedang melihat jendela kaca berembun, atau melihat bola lampu seperti ada
bayangan halo di sekelilingnya, atau terganggu saat menyetir malam hari, mudah
silau waktu melihat siang hari, atau melihat bayangan ganda (double vision)
perlu dipikirkan kemungkinan ini gejala awal katarak.
Satu hal yang kerap terjadi tanpa kita sadari, yakni apabila
sering berganti kacamata, waspada kemungkinan sudah katarak, selain bila pada
mereka yang sudah usia lanjut mendadak rabun jauh. Kita tahu rabun jauh
biasanya dialami sewaktu masih usia muda, keadaan ketajaman penglihatan menurun
saat melihat jauh. Tapi kalau rabun jauh baru muncul di usia lanjut, harus
dipikirkan kemungkinan suatu katarak.
Jadi sesungguhnya ada sebagian besar kejadian kena katarak yang masih mungkin kita cegah
sebagaimana sudah disebut di atas. Kendalikan diabetik dan hipertensi agak
tidak merusak lensa, hindarkan pemakaian obat steroid sekiranya masih
memungkinkan, jauhkan paparan cahaya matahari siang untuk waktu lama, termasuk
asap rokok (di bar dan cafe), serta paparan asap akibat sering memasak di
dapur, dan di industri.
Betul katarak sekarang dengan mudah dikoreksi dengan operasi
ganti lensa buatan. Tapi kalau masih mungkin dicegah, kita tidak perlu keluar
ongkos untuk itu yang bila membayar sendiri sekarang ongkosnya bisa sampai Rp
15 jutaan, selain kita tahu bahwa operasi katarak sendiri bukan tanpa risiko.
Sekali lagi saya perlu mengingatkan, sebetulnya dibandingkan
katarak lensa jauh lebih penting kita memelihara retina, bagian belakang
bolamata lapisan bolamata yang penuh persarafan untuk menerima bayangan dari
kornea dan lensa.
Bila retina sudah bermasalah, biasanya seiring dengan bertambahnya
umur yakni keadaan ARMD (Age Related Macular Degeneration) penglihatan juga sama-sama menjadi
rabun seperti gejala katarak, namun yang ini terkait hanya oleh umur lanjut,
yang sukar dikoreksi kalau sampai terjadi. Penyebabnya karena retina kekurangan
gizi selama masa muda.
Kelainan ARMD tidak bisa dikoreksi seperti katarak, maka penting
memerhatikan kecukupan gizi dalam menu harian. Termasuk zat yang menyehatkan
retina seperti lutein, xantin, vitamin A dan semua antioxdant. Ada vitamin
khusus untuk retina yang mestinya sudah menjadi suplemen sejak usia belum tua
untuk mencegah agar rabun bukan sebab katarak masih mungkin kita cegah.
Kalau ada yang bertanya apakah benar sehabis dioperasi katarak
bisa melihat istri menjadi lebih cantik dari sebelumnya? Jawabnya tergantung
apakah istri sudah operasi plastik ataukah belum. Selama istrinya masih seperti
yang dulu (sambil nyanyi lagu Dian Pisesa "Aku Masih Seperti Yang
Dulu"), walau sudah berapa kali diganti lensa mata pun tetap saja tidak bakal melihat wajah istri
menjadi lebih indah dari aslinya. Wassalam.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL
No comments:
Post a Comment