EUREKA
Eureka, eureka', teriak Archimedes
ketika merasa berhasil menemukan rahasia tumpahan air dari bath up-nya. Kita
semua tentu mengenal sejarah ditemukannya hukum Archimedes tersebut. Seruan
yang kurang lebih sama juga disuarakan Sir Isaac Newton ketika berhasil
menemukan hukum gravitasi. Kala itu Newton sedang bercengkrama di bawah sebuah
pohon apel. Dan ketika angin berhembus agak kencang sebuah apel terjatuh
mengenai tubuh Newton.
Persamaan dari kedua kisah di atas
adalah timbul sebuah pertanyaan di benak kedua orang jenius tadi. 'Kenapa setiap aku masuk ke bath up kemudian
sejumlah air meleber keluar bath up?', pikir Archimedes. Dan, 'Kenapa setiap benda yang dilempar ke atas akan terjatuh
lagi ke bumi, seperti halnya buah apel tadi?', tanya Newton dalam hatinya.
Keahlian Bertanya
Kalau kita perhatikan hampir semua
proses penemuan di muka bumi ini diawali dengan rasa penasaran sang penemu,
maka kemudian mereka akan menanyakannya minimal dalam hati mereka. Kemudian
mereka akan mencari tahu jawabannya dengan bertanya ke sana kemari. Terlihat
seolah sederhana, namun ternyata keahlian bertanya ini perlu dilatih dan diasah
agar pada akhirnya kita menemukan rahasia dari alam semesta ini (baca:
menemukan kebahagiaan). Bukan hanya para penemu yang membutuhkan keahlian ini,
pebisnis ulungpun ternyata dituntut menguasainya. Meski sederhana namun kita
mesti jeli menggunakan kata tanya ini. Salah mengatur sebuah tanya ternyata
akan memberikan hasil berbeda yang mungkin tidak kita inginkan.
***
Why
Kata tanya mengapa/kenapa biasa
digunakan untuk perumusan sebuah situasi. Atau mencari sebab terjadinya
sesuatu. Namun kita tidak bisa berhenti pada kata tanya ini.
"Kenapa aku
harus mengalami kebangkrutan ini?"
"Mengapa dia
pergi meninggalkan aku?"
"Kenapa bukan aku yang dipromosikan?"
Selain perumusan sebuah situasi, apa
yang Anda rasakan ketika kata tanya tersebut Anda gunakan?
When/Where
Kata tanya ini berguna untuk
memposisikan sebuah situasi. Baik posisi secara waktu maupun tempat. Untuk
menemukan rahasia alam semesta, kita juga tidak boleh berhenti pada kata tanya
ini.
"Kapan ya
pemerintah akan serius berpihak pada rakyat?"
"Dimana ya aku harus membeli BBM murah?"
Selain memposisikan sebuah situasi,
apa yang Anda rasakan ketika kata tanya tersebut Anda gunakan?
Silakan Anda perhatikan dan rasakan
pengaruh kata tanya di atas? Apakah Anda merasa nyaman? Apakah Anda merasa
berdaya? Atau sebaliknya, Anda merasa tidak nyaman karena hanya menjadi
korban (sebuah situasi)?
What & How
Maka agar kita merasa berdaya dan
kemudian berhasil menguak rahasia alam semesta ini cobalah rumus berikut ini:
What/How + I + Verb
"Apa yang bisa
aku lakukan untuk mengatasi kebangkrutan perusahaan ini?"
"Bagaimana aku
bisa memberikan kontribusi positif pada pemerintah agar rakyat makin
sejahtera?"
"Apa yang bisa
aku berikan kepada keluargaku agar mereka bahagia?"
"Apa yang harus aku lakukan agar aku dipromosikan?"
Coba Anda buat sendiri kalimat Anda
dengan rumus sederhana tadi. Berfokuslah pada kata Saya dan kata kerja positif
setelah kata tanya Apa dan Bagaimana.
Yakinlah bahwa kita akan berhasil
menguak rahasia alam semesta ini.
Semoga bermanfaat.
Tabik
- haridewa -
Professional Hypnotherapist
Happiness Coach
@haridewa91
08179039372
No comments:
Post a Comment