Kamis 16 July 2020
Oleh :
Dahlan Iskan
Salah satu jadwal saya yang tertunda akibat
Covid-19 adalah Hainan. Itu sebuah pulau di seberang Vietnam bagian utara.
Itulah ''Hawaii-nya Tiongkok.'' Itulah pulau yang disiapkan untuk melebihi
Singapura dan Hongkong. Termasuk di bidang tourism dan pengobatan.
Pulau Hainan adalah sebuah provinsi mandiri. Untuk
persaingan itu seluruh pulau sudah ditetapkan sebagai zona perdagangan bebas.
Baru di Hainan inilah terjadi: satu provinsi penuh
sebagai zona perdagangan bebas. Besarnya pulau Hainan itu 7 kali pulau Bali.
Atau 40 kali pulau Singapura. Atau 400 kali pulau Hongkong.
Masih begitu banyak kawasan kosong di pulau itu.
Untuk bidang kedokteran saja telah ditetapkan satu kawasan tersendiri. Sudah
berdiri 12 rumah sakit baru yang serba modern. Satu penyakit satu rumah sakit
besar. Dengan lingkungan yang dibuat damai. Di dalamnya dan di luarnya.
Semua pusat studi sub bidang kedokteran juga ada di
kawasan itu. Termasuk fakultas-fakultas kedokteran yang berafiliasi dengan
rumah sakit di banyak negara maju. Tiongkok memang gelisah akan besaran angka
penduduknya yang berobat ke luar negeri. Misalnya ke Jepang untuk penyakit
dalam. Ke Amerika untuk jantung. Ke Korea Selatan untuk kecantikan.
Lebih 10 persen turis Tiongkok yang ke luar negeri
ternyata terkait dengan pengobatan dan operasi plastik. Stemcell menjadi salah
satu unggulan kawasan kedokteran baru ini. Satu rumah sakit besar tersendiri
dibangun khusus untuk stemcell. Juga untuk bank tali pusar bayi.
Stemcell center ini sudah dilengkapi dengan 100
fasilitas aliran udara laminar –yang menjamin pelaksanaan stemcell steril 100
persen.
Kapasitas stemcell di rumah sakit itu sudah bisa
mengerjakan 1.000 stemcell setahun. Stemcell juga dikembangkan untuk program
transplant organ. Pembuatan organ dari cell tali pusar dipusatkan di sini.
Prosedur perizinannya dipermudah. Tanpa harus minta persetujuan pusat.
Pembuatan organ-dari-cell-tali-pusar ini dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan
organ tertentu.
Ilmu transplantasi sudah begitu maju. Tapi sering
kali tidak ada orang yang mau mendonorkan organ. Terutama di negara-negara yang
mayoritas menganut agama Islam. Yang masih sering terdengar pengharaman
terhadap donor organ. Maka, bisa jadi, pembuatan organ dari cell tali pusar
ini akan bisa mengatasi persoalan halal-haram di dunia transplantasi.
Di Hainan sudah dikoleksi 3.500 tali pusar bayi.
Sebagai sumber pengambilan bahan baku cell. Dari situ akan bisa dibuat ginjal,
liver, telinga, hidung dan seterusnya. Semua cucu saya, tali pusar mereka juga
disimpan di bank tali pusar di luar negeri. Saat itu belum ada bank serupa di
Indonesia. Itu untuk jaga-jaga, siapa tahu, di masa depan, mereka memerlukan
stemcell untuk mengatasi sakit tertentu.
Pulau Hainan sekarang ini hanya berpenduduk 9 juta
orang. Bandingkan dengan Singapura. Yang wilayahnya hanya 1/40. Penduduknya 5
juta orang. Masih sangat luas daerah kosong di Hainan. Grup Sinar Mas-nya Eka
Tjipta Widjaya memiliki hutan tanaman industri hampir 1 juta hektare di pulau
ini.
Saya sudah tiga kali ke Hainan. Salah satunya
bersama Wakil Presiden (waktu itu) Jusuf Kalla. Yakni ke kota Boao. Beberapa
kepala negara kumpul di kota Boao setiap tahun. Untuk membicarakan isu-isu
dunia di Boao Forum.
Di dekat Boao inilah, di pinggir pantainya yang
indah, pusat pengobatan Hainan dibangun. Termasuk pabrik-pabrik obat terkemuka
dari Eropa dan Amerika. Bebas pajak. Bebas bea.
Boao hampir sama jauhnya dari Haikou dan dari
Sanya. Haikou adalah kota terbesar di Hainan yang juga ibu kota provinsi itu.
Letaknya di pantai utara. Sanya adalah kota terbesar kedua. Kota turis.
Pantainya seperti di Hawaii. Hanya saja masih kalah dengan pantai Kuta di
Bali.
Pantai Sanya inilah yang dikampanyekan sebagai
Hawaii-nya Tiongkok. Pulau Hainan memang pulau tropis. Sudah jauh lebih ke
selatan dibanding Hongkong.
Kepergian saya yang kedua ke Hainan adalah untuk
melihat proyek kabel listrik bawah laut. Jarak pulau itu dengan daratan
Tiongkok (Guangdong), sekitar 500 km. Baru di bawah laut selat inilah digelar
kabel listrik berkekuatan 500 kv.
Tentu setiap kali ke Hainan saya ingin makan nasi
ayam Hainan. Yang sangat terkenal di Indonesia maupun di Singapura itu.
Kecewa.
Ternyata seperti soto Madura dan
nasi Padang. Tidak ada nasi ayam Hainan di Hainan.(Dahlan Iskan)
No comments:
Post a Comment