By Eko
Kuntadhi
Saya ingat sebuah novel bagus
George Orwell. Judulnya Animal Farm.
Kisahnya tentang sebuah
peternakan. Para binatang ternak merasa bahwa mereka sedang dieksploitasi
pemilik ternak. Meski dikasih makan, minum, kandang yang bagus, tetapi mereka
tidak bebas merdeka seperti hewan lainnya.
Ayam, kambing, kuda, sapi resah.
Babi akhirnya mengambil peran. ia mengkoordinir rekan-rekannya untuk
memberontak pada si peterbak. Tujuannya mengusir peternak itu, agar lahan peternakan
yang luas bisa dikuasai.
Berbagai strategi dan taktik
digunakan. Babi yang sifatnya pemalas hanya sibuk mengatur. Ia memerintahkan
semua hewan-hewan itu untuk menjalankan revolusi.
Akhirnya peternak berhasil
diusir. Lahan peternakan mereka kuasai. Babi tampil sebagai pemimpin. Walhasil,
di bawah kepemimpinan babi, nasib hewan-hewan itu malah tambah melarat. Mereka
dipekerjakan atas nama kepentingan bersama. Padahal sesungguhnya hanya untuk
menyenangkan Babi.
Ada kisah lain. Di tempat yang
lain.
Buruh pada demo, menolak sebuah
UU. Mereka bergerak atas seruan ketua serikatnya. Juga dikomporin para
politisi. Di Bandung, sudah mulai bakar-bakaran.
Jika suasana makin kacau,
pabrik-pabrik pasti ketakutan. Produksi terhenti. Investor pada cabut. Buruh
kehilangan pekerjaan. Anak istrinya merana.
Sementara ketua serikat buruh dan
para politisi menjadikan gerakan mereka sebagai bargaining politik. Menikmati
manfaat banyak dari aksi-aksi yang makin brutal itu. Mereka yang akan maju,
memetik apa saja yang mungkin bisa dipetik.
Sialnya, demo-demo mereka lebih
banyak disebabkan karena hasutan dan berita hoax. UU Ciptakerja yang baru, pada
kluster ketenagakerjaan hanya berbeda sedikit dengan UU sebelumnya. Tapi
diisukan sedemikian rupa, seolah menindas banget. Babi-babi memainkan isu untuk
mengelabui hewan ternak lainnya.
Saya sempat baca beberapa halaman
dari UU yang totalnya 905 halaman itu. Khususnya halaman-halaman soal
tenagakerja.
Upah minimum tetap ada. Pesangon
juga ada. Cuti diatur. Bahkan jika karyawan ditangkap polisi karena pidana,
perusahaan masih wajib membayarkan upah 6 bulan selama dia dalam masa tahanan.
Karyawan yang sakit keras, gak
bisa kerja, perusahaan juga wajib membayarkan upahnya selama setahun.
Belum lagi ada tambahan baru
berupa Jaminan Mendapatkan Pekerjaan, bagi karyawan yang kena PHK.
Bedanya dengan peternakan pada
novel Orwell itu. Yang jadi pemimpin proses sekarang bukannya babi. Tapi sapi.
Nah, sapi-sapi inilah yang
menyebarkan hoax kepada buruh-buruh untuk mereka bergerak. Sapi ini ada yang
jadi ketua serikat, dengan rumah mewahnya. Ada juga yang berposisi sebagai
petinggi parpol.
"Pasti namanya Partai
kesejahteraan sapi, ya mas," ujar Abu Kumkum.
Pinter lu. Tumben...
No comments:
Post a Comment