Penyebab penyakit rheumatoid
arthritis belum diketahui. Bahkan zat-zat penyebab infeksi seperti virus, bakteria
dan jamur telah lama dicurigai sebagai penyebabnya, namun hingga kini belum
terbukti bahwa zat-zat itulah penyebabnya. Penyebab rheumatoid arthiritis
merupakan wilayah penelitian global yang sangat aktif. Beberapa ahli meyakini
bahwa kecenderungan untuk mengidap rheumatoid arthritis mungkin diturunkan
secara genetis.
Dicurgai bahwa beberapa
penyakit infeksi tertentu atau adanya faktor dalam lingkungan memicu sistim pertahanan
tubuh kita untuk menyerang jaringan tubuh sendiri yang mengakibatkan berbagai
organ tubuh seperti paru-paru dan mata mengalami peradangan.
Apapun pemicunya, hasilnya
adalah sistim kekebalan tubuh yang bekerja meningkatkan peradangan sendi dan
kadangkala jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel pertahanan tubuh yang kita kenal
dengan limposit, diaktifkan dan zat pengantar kimia (Cytokines, seperti Runor
Necrosis Factor/TNF dan interleukin-1/IL-1) dipercepat kerjanya di
daerah-daerah yang terkena radang.
Faktor lingkungan tampaknya
juga berperan dalam terjadinya rheumatoid arthritis. Baru-baru ini para ahli
melaporkan bahwa mengisap tembakau alias merokok meningkatkan resiko terjadinya
rheumatoid arthritis
APA GEJALA-GEJALA RHEUMATOID
ARTHRITIS?
Gejala rheumatoid arthritis
hilang timbul, tergantung dari tingkat peradangan jaringan. Pada saat jaringan
tubuh terkena peradangan, maka penyakitnya menjadi aktif. Dan bila peradangan
jaringan mereda, maka penyakitnya dalam keadaan tidak aktif (dalam remisi). Remisi bisa terjadi secara
spontan ataupun saat menjalani pengobatan, dan bisa
berlangsung berminggu-minggu sampai bertahun-tahun.
Dalam periode remisi ini,
gejala penyakitnya menghilang dan pasien pada umumnya merasa sehat. Bila
penyakitnya menjadi aktif kembali (relaps), maka gejala-gejala muncul kembali. Kejadian
kembalinya serangan aktif dan gejala-gejala rheumatoid arthritis dikenal dengan
nama FLARES. Perjalanan penyakit
rheumatoid arthritis berbeda-beda pada satu pasien ke pasien lainnya, di mana
periode flareS dan remisi tampak khas untuk setiap pasien.
Bila penyakitnya aktif maka
gejala yang timbul bisa berupa kelelahan, hilang nafsu makan, demam yang tidak
tinggi, rasa sakit dan kaku pada otot dan persendian. Kekakuan otot dan
persendian biasanya paling menonjol pada saat pagi hari atau setelah lama tidak
melakukan pergerakan. Radang sendi (arthritis) umumnya terjadi pada periode
flares. Pada saat flares ini persendian menjadi merah, bengkak, nyeri dan
lunak. Ini terjadi karena bagian dalam selaput kantong sendi (synovium)
mengalami peradangan, mengakibatkan produksi cairan sendi (synovial fluid) yang
berlebihan. Kantong sendi juga menebal akibat peradangan (synovitis)
Pada rheumatoid arthritis,
sendi-sendi mengalami peradangan dengan pola simitris (kedua sisi tubuh
mengalami serangan). Biasanya yang terkena adalah persendian kecil dari kedua
tangan dan pergelangan tangan. Gerakan sederhana dalam aktifitas sehari-hari,
seperti membuka tombol pintu atau memutar tutup stoples menjadi sulit saat
terjadinya flares. Sendi-sendi kecil pada kedua kaki juga cukup sering terkena
serangan.
Kadangkala hanya satu sendi
yang mengalami peradangan. Bila ini terjadi, maka peradangan bisa menyamai
radang sendi lainnya seperti yang disebabkan oleh gout atau infeksi persendian.
Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, tulang rawan dan
tulang keras. Ini akan mengakibatkan hilangnya tulang rawan, erosi dan
perlemahan baik tulang maupun otot. Yang terjadi kemudian adalah perubahan
bentuk sendi (deformasi), pengrusakan dan hilangnya fungsi tubuh.
Walaupun jarang terjadi,
rheumatoid arthritis dapat menyerang sendi-sendi yang berfungsi untuk
mengencangkan pita suara untuk mengatur nada suara kita, yaitu sendi
crico-arytenoid. Bila sendi ini yang terserang maka suara kita menjadi serak.
Karena rheumatoid arthritis
merupakan penyakit sistemik, maka peradangan bisa mengenai organ atau bagian
tubuh lain di luar sendi. Peradangan kelenjar mata dan mulut dapat
mengakibatkan kekeringan pada bagian tubuh ini dan dikenal sebagai Sindroma
Sjogren.
Peradangan rheumatoid pada
selaput paru-paru (pleuritis) mengakibatkan rasa sakit dada saat mengambil
nafas yang dalam atau saat batuk. Jaringan paru-paru sendiri bisa terserang
radang dan kadangkala timbul benjolan radang (rheumatoid nodules) dalam
paru-paru. Peradangan selaput luar jantung (perikarditis) dapat mengakibatkan
sakit dada yang secara khas berubah intensitasnya saat berbaring atau
membungkuk ke depan
Penyakit rheumatod dapat
menurunkan jumlah sel darah merah (anemia), dan sel darah putih. Penurunan
jumlah sel darah putih berkaitan dengan pembesaran limpa (dikenal dengan Sindroma
Felty) dan dapat meningkatkan resiko terkena infeksi. Benjolan di bawah
kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi di keliling siku dan jari-jari yang
sering mengalami tekanan. Walaupun tonjolan-tonjolan ini biasanya tak
menimbulkan gejala, namun kadang-kadang bisa terkena infeksi
Suatu komplikasi yang jarang
terjadi, biasanya pada penyakit rheumatoid yang lama, yakni terjadinya
peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat berakibat berkurangnya
pasokan darah ke jaringan-jaringan tubuh dan berakhir pada kematian jaringan.
Gejala ini sering muncul di saat awal-awal sebagai daerah berwarna hitam pada
kuku atau sebagai tukak pada kaki.
No comments:
Post a Comment