Jakarta, CNN Indonesia
Para peneliti di seluruh dunia sedang mengembangkan
lebih dari 160 vaksin melawan virus corona. Dari ratusan vaksin itu, sekitar
23 vaksin Covid-19 sedang
dalam tahap uji coba pada manusia.
Pandemi Covid-19 memaksa para peneliti bekerja
ekstra keras untuk segera menghasilkan vaksin yang aman dan ampuh pada 2021.
Padahal, vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan
pengujian selama 10 hingga 15 tahun. Waktu selama ini dibutuhkan untuk
memastikan vaksin aman dan tidak memberikan efek samping kepada sebagian besar
penggunanya.
Tahap
pengujian pun terdiri dari tahap pra-klinis dan klinis. Tahap pra klinis,
pengujian dilakukan kepada hewan. Sementara tahap klinis berarti vaksin diuji
coba pada manusia.
Fase I
Pada Fase
I, vaksin akan diuji sekelompok kecil sukarelawan manusia (<100), untuk
keamanan efek samping dan respons imun.
Fase II
Pada Fase
II, tes vaksin dilakukan untuk ratusan orang (100-300). Mereka dibagi
dalam grup, seperti anak-anak dan orang tua untuk mengetahui apakah ada
perbedaan reaksi tergantung umur.
Vaksin
juga diberikan pada mereka yang memiliki karakteristik (umur dan kondisi fisik)
yang serupa dengan komunitas yang disasar. Uji coba ini adalah tes lanjutan
keamanan vaksin dan respons imun.
Fase III
Pada Fase
III, pengetesan dilakukan pada ribuan orang (2.500-10 ribu). Peneliti
akan melihat apakah orang-orang yang diberikan vaksin terinfeksi Covid-19 atau
tidak.
Vaksin
diberikan secara acak, ada yang disuntik vaksin yang diuji dan ada yang di
suntik plasebo (obat kosong) . Fase ini akan menguji keampuhan vaksin dalam
menangkal virus.
1. University of Oxford/AstraZeneca
(Fase III)
Vaksin
yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford ini didasarkan pada
adenovirus simpanse yang disebut ChAdOx1.
Vaksin
ini dalam uji coba Fase II / III di Inggris dan uji coba Fase III di Brasil dan
Afrika Selatan. Proyek ini dapat memberikan vaksin darurat pada bulan Oktober.
Pada bulan Juni, AstraZeneca mengatakan total kapasitas produksi adalah dua
miliar vaksin.
2. Wuhan Institute of Biological
Products/Sinopharm (Fase III)
Perusahaan
asal China Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopharm menemukan bahwa
vaksin inactivated aman dan memicu respons kekebalan.
Oleh
karena itu, kedua perusahaan meluncurkan uji coba Tahap III pada bulan Juli di
Uni Emirat Arab (UEA). Di UEA, vaksin akan diuji kepada 15 ribu orang.
3. Moderna (Fase III)
Dilansir
dari Livemint,
perusahaan asal Amerika Serikat, Moderna juga berencana untuk memulai uji coba
tahap akhir bulan ini.
Moderna
adalah perusahaan Amerika pertama yang menguji vaksin ke manusia. Vaksin
ini menggunakan messenger RNA (mRNA) untuk memproduksi protein virus.
Moderna
menerbitkan hasil Tahap I yang menjanjikan pada 14 Juli. Uji coba fase III akan
dimulai 27 Juli. Perusahaan akan menyiapkan vaksin pada awal 2021.
4. Sinovac (Fase III)
Dilansir
dari New York Times,
perusahaan swasta China Sinovac Biotech sedang menguji vaksin yang tidak aktif
yang disebut CoronaVac. Pada bulan Juni perusahaan mengumumkan bahwa uji coba
Fase I / II tidak menemukan efek samping yang parah dan menghasilkan respons
kekebalan pada 743 sukarelawan.
Sinovac kemudian
meluncurkan uji coba Fase III di Brasil pada bulan Juli. Perusahaan juga
membangun fasilitas untuk memproduksi hingga 100 juta vaksin per tahun.
5. CanSino Biological
Inc./Beijing Institute of Biotechnology (Fase II, Persetujuan terbatas)
Perusahaan
asal China, CanSino Biologics mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus yang
disebut Ad5. Pada bulan Mei, perusahaan menerbitkan hasil yang menjanjikan dari
uji coba keselamatan Fase I.
Kemudian
data yang tidak dipublikasikan dari uji coba Fase II menunjukkan vaksin
menghasilkan respon kekebalan yang kuat.
Meski
baru lewati uji klinis tahap II, tapi pada 25 Juni lalu, pemerintah China telah
mengizinkan vaksin ini digunakan untuk kalangan terbatas bagi militer China
selama setahun.
Menurut
penelitian, hampir setengah dari penerima vaksin Ad5-nCoV
melaporkan efek samping demam, 44 persen kelelahan, dan 39 persen merasakan
sakit kepala. Secara keseluruhan, 9 persen pasien melaporkan efek samping yang
cukup parah sehingga berpotensi mengganggu aktivitas.
Pengembangan vaksin di Indonesia
Tak hanya
di Brasil, vaksin buatan Sinovac juga akan diuji klinis di Indonesia. Tim
riset Fakultas
Kedokteran Universitas Pajajaran bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech,
Tiongkok, sedang menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19.
Vaksin
asal Tiongkok ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota
Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin.
Indonesia
juga sedang mengembangkan vaksin Merah
Putih untuk melawan virus corona (Covid-19). Uji coba vaksin segera
selesai dan hasilnya pada 2021.
Menteri
Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang
Brodjonegoro mengatakan vaksin ini dipimpin oleh Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman dan melibatkan Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan
Kementerian BUMN.
No comments:
Post a Comment