BABY
BOOMER DAN GENERASI-X BILA DINILAI NEGATIF, AKAN TERPINGGIRKAN OLEH Y DAN Z
PADA 2024, SEBUAH PERSEPSI INTELIJEN
Penulis :
Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen
Penulis kini bergelar Lansia, Young
Old, dan juga Baby Boomer. Sebagai prolog, kemarin ada teman yang
sama-sama alumnus Akabri 1970, korps "the Blues" (TNI AU) yang
berulang tahun ke-73, usianya beberapa bulan lebih tua dari penulis. Selasa
pagi lalu bersama dengan beberapa golfer Laskar Sepuh (LS) ber-golf ria di
Modern Land (Protokol kesehatan tetap ketat, maklum sudah kewut semuanya).
Pagi itu partisipan ada yang
berumur 75 tahun dan bahkan 78, hebat pisan, Penulis adalah manula yang termuda
(72+). Bahkan founder LS sudah berusia lebih 80 tahun, dipanggil Komandan. Kali
ini penulis tidak membahas golf atau Virus Corona, tapi yang dibahas soal
Lansia serta masa depan Indonesia khususnya gambaran sikon 2024 dari persepsi
intelijen dikaitkan dengan perubahan jaman dan teori generasi.
Pengelompokan
Lansia
Menurut Smith (1999), Lansia
adalah mereka yang berusia lanjut diatas 65 tahun. Lansia terbagi dalam tiga
kelompok yaitu Young Old (70-75), Old (75-80) dan Very Old (lebih dari 80). Di sini penulis masih masuk kategori
lansia Young Old.
Menurut WHO lansia adalah pria
dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun. Sementara menurut UU No. 23
tahun 1998, manula adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Menurut C.S. Lewis, penuaan
adalah hak istimewa. Anda tidak pernah terlalu tua untuk menetapkan tujuan lain
atau memimpikan impian lain. Optimisme ini akan sangat dipengaruhi dengan
kondisi sosial lansia serta perubahan jaman akibat kemajuan teknologi.
Pembagian
Generasi Menurut Tahun Kelahiran
Diantara tahun 1944 hingga 1995,
berdasarkan tahun kelahiran, telah dilakukan pembagian kelompok manusia dalam
empat generasi.
Pertama, Generasi Baby Boomer adalah mereka yang
lahir antara tahun 1944 dan 1964. Mereka kini di tahun 2020 berusia antara
56-76 tahun. Menurut data BPS, jumlahnya hanya tinggal 35 juta jiwa atau 13%
dari populasi penduduk Indonesia.
Beberapa tokoh Baby Boomer
di Indonesia yang masih eksis diantaranya adalah, Wapres Prof Ma'ruf Amin lahir
1943 (77 th), Ibu Megawati lahir 1946 (74 th), Jenderal Purn Luhut Panjaitan
lahir 1947 (73 th), Letjen Purn Prabowo S, lahir 1951 (69 th), Presiden Jokowi,
lahir tahun 1961 (59 th), Ketum Golkar Airlangga Hartarto lahir 1962 (58 th),
Ketua MPR Bambang Soesatyo lahir 1962 (58 th), Panglima TNI Marsekal TNI
Hadi Tjahjanto lahir 1963 (56+ th), Jenderal Pol Tito Karnavian lahir 1964 (56
th).
Kedua, Generasi X, adalah mereka yang lahir
antara tahun 1965-1979, saat ini berusia antara 41-55 tahun. Menurut data BPS
jumlahnya 53 juta jiwa atau 20 persen dari populasi penduduk Indonesia pada
tahun 2020 (271 juta). Beberapa tokoh di level nasional diantaranya, Ketum
Partai Demokrat, Agus Yudhoyono lahir 1978 (42 th), Ketua DPR, Puan
Maharani lahir 1973 (47 th), Gubernur Jabar Ridwan Kamil lahir 1971(49 th),
Menteri BUMN Erick Thohir lahir 1970 (50 th), Gubernur DKI, Anies
Baswedan lahir 1969 (51 th), Mantan Cawapres Sandiaga Uno lahir 1969 (51 th),
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo lahir 1968 (52 th), Gubernur Jatim Khofifah,
lahir 1965 (55 th).
Ketiga, Generasi Y, disebut Milenium, atau Millenial, lahir antara tahun 1980 dan 1994. Saat ini mereka
berusia antara 26-40 tahun. Menurut Data BPS (Biro Pusat Statistik), jumlah
penduduk Indonesia berusia 20-40 tahun pada tahun 2020 sekitar 83 juta jiwa
atau 34 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta.
Diantaranya yang mulai menonjol dan berpendidikan tinggi adalah Menteri
Pendidikan Nadiem Makarim 1984 (36 th) dan Wagub Jawa Timur Emil Dardak lahir
1984 (36 th).
Generasi millenial ini banyak
menggunakan teknologi komunikasi instan, seperti : email, SMS, media sosial
(Facebook, twetter dll). Atau dengan kata lain generasi Y adalah generasi yang
tumbuh pada era internet booming (Lyons, 2004).
Keempat, Generasi Z (Pasca Millenial) pertama di Indonesia adalah mereka yang lahir
tahun 1995, dimana saat itu internet sudah hadir di Indonesia. Generasi Z kini
sudah beranjak dewasa, tertua berusia 25 tahun, mencari dan memiliki pekerjaan,
punya kemampuan memengaruhi bidang-bidang dalam kehidupan sehari-hari seperti
ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan lainnya. Mereka selalu terhubung
dengan internet.
Perkembangan
dan Perubahan Jaman
Perkembangan jaman yang semakin
modern di dunia pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempercepat modernisasi di segala bidang yang demikian cepat dan mencengangkan.
Berbagai perkembangan itu semakin maju dengan tuntutan reformasi dan
globalisasi serta mengatasi ancaman profil tinggi dan tak terduga.
Untuk itu mutlak diperlukan
sumber daya manusia yang berkualitas serta berkompeten di segala bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing untuk menghadapi tantangan di era
globalisasi, khususnya dalam berebut ruang hidup. Tanpa mengikuti kemajuan
teknologi dan menyesuaikan dengan perubahan jaman, terlebih apabila pemimpinnya
jadul, maka dipastikan bangsa itu akan tertinggal di dunia internasional.
Kemampuan bersaingnya rendah.
Analisis
Pada saat ini bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dikelola dan dikuasai oleh generasi para Baby
Boomer dan generasi X, sementara konglomerasi masih dikuasai oleh para Baby
Boomer. Tetapi dalam komponen intelstrat politik dan ekonomi, cepat atau lambat
tetapi pasti, kekuatan dan kemampuan generasi Y dan Z akan mampu memengaruhinya.
Banyak dari mereka yang terdidik di negara Barat, terlebih jumlahnya melebihi
dari setengah jumlah penduduk Indonesia. Dalam sistim demokrasi, jumlah besar
berarti peluang keunggulan besar.
Kekuatan generasi Y akan
diperkuat oleh generasi Z, dan diperkirakan pada 2024 akan mampu berkiprah
untuk menguasai panggung politik. Mereka menguasai media sosial dan memiliki
link ke dunia internasional yang kuat. Teknologi informasi jelas akan makin
berkembang dan semakin canggih seiring dengan perubahan jaman. Kemampuan Y dan
Z karena memiliki kecepatan di dunia Maya, akan menyulitkan generasi X dan Baby
Boomer dalam mengontrol dan mengendalikannya. Kekuatan utamanya terletak pada
penguasaan informasi, baik kecepatan maupun akurasi.
Sebagai contoh, pada saat ini
stabilitas apapun di sebuah negara tidak terlepas dari
perkembangan geopolitik dan geostrategi. Indonesia mau atau tidak mau
harus bersikap yang jelas dan terukur di kawasan regional.
Laut China Selatan kini menjadi wilayah konflik keras kepentingan antara
Amerika dengan RRT. Bagaimana respons para pemegang amanah yang bertanggung
jawab dengan diplomasi politik? Nampaknya sense of diplomacy membacanya kurang
tajam. Salah satu signal yang muncul adalah peringatan Menlu AS, Pompeo yang
mantan Direktur CIA beberapa waktu yang lalu.
Nah, dalam waktu yang relatif
pendek menuju 2024, hanya sekitar 3,5 tahun, tugas terpenting bagi generasi
Baby Boomers dan generasi X adalah mewariskan semangat bela negara dan cinta
tanah air kepada generasi penerusnya, bukan mengutamakan ambisi, tetapi
bagaimana menyelamatkan Indonesia. Tidak cukup hanya berupa ucapan saja
(epok-epok lambe), tetapi dibutuhkan contoh yang konkrit, jujur dan transparan.
Bahaya utama dari luar adalah
perebutan ruang hidup, dimana banyak negara lain mengincar untuk menguasai
Indonesia. Kedepan, pengaruh globalisasi berupa budaya luar dengan
gaya hidup yang bebas, individualis, hedonis jelas akan bisa merusak
tatanan budaya, norma serta nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Nah, ini
tugas berat para tokoh Baby Boomer, serta generasi X yang masih eksis dalam
memilah contoh apa yang baik bagi millenial itu, terlebih saat ini masih
gentayanganya ancaman covid.
Bagi Baby Boomer, yang pada 2024
nanti seharusnya sudah pensiun dan menjadi Old, walau ada juga yang bergelar
Young Old, jelas tidak akan mampu ikut campur tangan, sudah tertinggal dalam
dinamika teknologi. Jaman sudah berubah, serba digital, unggah-ungguh
kemungkinan sudah masuk loak. Manusia sudah menyatu dengan internet, berfikir logik,
realistis dan praktis. Baby Boomer diperkirakan sudah tidak berdaya,
terpinggirkan tidak mampu berperan apa-apa, mungkin satu dua yang rekam
jejaknya baik dan mempunyai kharisma.
Kesempatan generasi X bermain
pada 2024 walaupun ada diperkirakan akan semakin menipis, mungkin tersisa
beberapa tokoh saja yang mampu menyesuaikan. Perkembangan teknologi hitunganya
bukan tahun tetapi bulan, dunia semakin tanpa batas. Integritas mereka dalam
3,5 tahun akan direkam dengan transparan oleh generasi Y dan Z. Aib yang
terekam akan mudah ditebar di Medsos. Mr dan Mrs "X" dalam tiga tahun
lagi akan gagap (gaptek) menghadapi cara berfikir dan pengambilan keputusan
cerdas, hasil kolaborasi manusia dan mesin. Dinamika dan keputusan politik akan
jauh berbeda dengan gaya politisi saat ini, semua berubah semakin cerdas,
transparan dan semakin liberal.
Kesimpulan
dan Saran
Kira-kira demikian gambaran
Indonesia pada tahun 2024. Kalau kita cerdas dan mencintai NKRI, jangan lagi
saat ini hanya berfikir demi kepentingan kelompok atau pribadi. Siapkan dan
arahkan rasa cinta bela negara kepada generasi penerus, agar mereka tidak
tergelincir kearah yang salah. Khawatir para founding fathers bangsa ini
nangis berguling-guling dari dunia lain melihat Indonesia bisa terbalik-balik,
berubah namanya menjadi "IRKN Aisenodni".
Penulis pesimis? Oh No, cuma
khawatir saja kalau lihat kelakuan beberapa pemegang amanah, politisi, para
konglo-konglo saat ini yang masih memikirkan diri sendiri, kelompok dan
bisnisnya. Cinta negaranya bisa dinilai tipis, kongkalikong masih ada. Beberapa
waktu lalu kita lihat para pejabat terhormat, bergelar macam-macam, sugih-sugih
dimarahin Pak Presiden. Sudah ngasih contoh yang baik, mas, mbak, Den?
Sudah kerja keras melawan Covid
dan mengatasi kesengsaraan rakyat kecil? Yakin? Kok malah ada yang eker-ekeran,
bikin gerakan politik, bikin RUU yang tidak pas saat presiden sedang prihatin,
pusing memikirkan covid dan beratnya tekanan ekonomi.
Intelijen selalu berfikir dengan
worst condition, kondisi terburuk. Maksudnya bila kondisi buruk itu
terjadi, tokoh-tokoh generasi X dan sebagian Baby Boomer yang mulai beranjak
sepuh dan cinta negara itu tidak terkena unsur pendadakan. Percaya deh, kalau
sekarang kelakuan tidak beres, para Boomers dan X-er akan dibikin tidak berfungsi,
hanya menjadi penonton oleh Mas dan Mbak Y dan Z yang semakin matang dan lihai.
Kalau boleh menyarankan, pada
2024, Baby Boomers yang tersisa tidak usah bermimpi untuk berebut menjadi
pemimpin nasional, jadul, istilah obat sudah expired. Diperkirakan
tokoh-tokoh generasi X yang kini exis, mungkin hanya beberapa saja yang
integritasnya dinilai baik mampu berkiprah. Kepada para tokoh generasi X,
perbaiki kelakuan, dan niat, era baru akan melakukan seleksi ketat kepantasan.
Sebagai penutup, ini berlaku
dimanapun, "Bisnis intelijen adalah pekerjaan yang sulit, dan hanya akan
berakhir menjadi sebuah prediksi". Semoga bermanfaat, Salam Birdie, Pray
Old Soldier