Mengenang Sejarah Pemikiran HB IX
Sekilas cerita Abah Abdul Ghonny saksi
sejarah yang tinggal di Gandhekan Yogyakarta tenantg sepak bola di sekitar gedung
society, tepatnya belakang benteng vredeburg yang sekarang menjadi taman pintar.
Arena tersebut merupakan tempat main bola
para pejuang yang dijadikan momentum mengatur strategi dari peledakan gudang
gudang mesiu, pencurian senjata, penyerbuan sekaligus laporan hasil operasi
intelejen para telik sandi pro republiken.
Disitulah HB IX menyempatkan bermain bola dan
membisikkan strategi melawan penjajah dimasa masa revolusi dan ditulis dalam
sambutan peringatan prejuangan Tentara Rakyat Mataram (TRM) sebelum tahun 1988
dg harapan tempat tersebut dijadikan wahana kegiatan pemuda untuk mengisi alam
kemerdekaan sebagaimana para pemuda pejuang saat itu yang memanfaatkan tempat tersebut
sebagai arena pemikiran perjuangan “melawan penjajahan, pembodohan &
penindasan”.
Sepak Bola adalah olah raga terkenal
didunia sejak dulu, termasuk di Hindia Belanda di residen Yogyakarta, dari desa
sampai kota menyukai olah raga ini.
Nampak dalam klub sepak bola Kraton yang
anggotanya adalah anak yang orang tuannya bekerja didalam lingkungan kraton
seperti anak abdi dalem, anak patih dan anak raja pun bersatu padu berkumpul
medirikan klub sepak bola dilingkungan kraton.
Nampak disana beliau Sultan HB IX ketika
masih remaja (13 th) mejadi anggota klub tersebut, beliau suka posisi kiper
(tolak pinggang).
Difoto ini beliau sedang duduk ditanah
mengapit bola dikakinya
No comments:
Post a Comment