SANDI, BIARKAN BALI TETAP BALI. JANGAN DIARABISASI..
Mas Sandi, pernah
tinggal di Bali ?
Saya pernah. Dua
tahun saya di sana. Tinggal di Sesetan, Denpasar sebagai pekerja. Sekali-sekali
tinggallah di sana, barang setahun saja. Rasakan aura Bali. Nafasnya,
budayanya, adatnya dan keramahan masyarakatnya. Jangan cuman mampir berlibur
sehari dua dan tinggal di hotel mewah saja.
Dan mas Sandi akan
merasakan ketenangan, kenyamanan dan terutama kekentalan nilai-nilai luhur
Indonesia yang terakit dalam adat dan budaya.
Bali bukan sekedar
pariwisata, mas Sandi. Bali lebih sebagai penjaga budaya negeri ini, yang di
banyak tempat sudah hilang tergerus modernisasi dan arabisasi. Mengagumkan.
Membangun rasa cinta dan selalu menawarkan rasa rindu untuk kembali kesana.
Entah sudah berapa
kali saya mendengar wacana Bali mau disyariahkan, dihalalkan dan entah apa lagi
namanya yang ujungnya selalu membawa agama. Dulu tahun 2015, wacana yang sama
muncul dari Muliaman Hadad, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah. Sekarang, dirimu
Sandiaga Uno, yang kembali ingin menghalalkan Bali.
Alasan kalian berdua
sama. Karena wisata halal berpotensi meraup ribuan triliun rupiah dari tamu di
Timur Tengah
Saya sendiri tidak
paham. Apakah definisi "halal" kalian sama dengan definisi
"halal"nya masyarakat Bali? Halal menurut kalian, belum tentu halal
buat orang Bali. Kalian berpandangan poligami halal tapi belum tentu begitu
dengan Bali. Bali menganggap makan babi halal, dan kalian pun berpandangan
terbalik dengan apa yang diyakini masyarakat Bali.
Jadi halal yang mana
maksudnya ?
Halal dengan konsep
syariah, di mana hotel-hotelnya harus ditempeli edaran "harus punya surat
nikah"? Atau ketika orang-orang dengan cadar hitam seluruh badan
lalu-lalang sibuk menghakimi turis yang setengah telanjang? Atau restoran dan
kafe penuh dengan tulisan Arab yang mengganggu pemandangan? Lalu ke depan sibuk
mengharam-haramkankan perayaan adat di-sana ?
Bali adalah Bali.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan, merekalah wajah Indonesia di luar
negeri. Dari Bali, para wisatawan mengenal Indonesia lebih banyak lagi. Dan
ketika Bali sudah berjasa kepada negeri ini, kalian ingin merusaknya hanya
karena "Bali tidak halal" menurut pandangan kalian yang sempit itu.
Jangan pernah merusak
negeri dengan konsep "syariah", "halal" atau apapun yang
menyinggung masyarakat Bali. Bali sudah sangat terbuka kepada para pendatang
untuk bekerja mencari makan, tanpa memandang dari suku apa kalian, ras apa
kalian bahkan apa pun agamamu di sini.
Lihatlah, berapa
banyak restoran Padang di Bali? Apakah itu bukan restoran halal? Hitung berapa
banyak restoran Jawa dan Surabaya di Bali? Bisakah engkau bilang mereka menjual
makanan yang tidak halal? Lalu, halal yang bagaimana lagi yang harus disepakati
masyarakat Bali yang selama ini hidup tenteram, aman dan loh jinawi?
Singkirkan pikiran
kalian untuk selalu ingin mensyariahkan Bali.
Kenapa kalian tidak
kembangkan saja wisata halal atau syariah di Aceh sana, yang jelas-jelas
menganut hukum syariat? Kenapa mesti Bali? Apa kurangnya tempat wisata di
negeri ini selain Bali? Fokus ke yang belum terjamah, jangan rusak Bali yang
sudah mendunia.
Sudah cukup dengan
konsep arabisasi di negeri ini. Jangan rusak Bali. Karena ketika kalian ingin
memaksakan apa yang ada di pikiran kalian, saya yakin rakyat Bali akan bangkit
berdiri menentang.
Jangankan kalian, mas
Sandi. Bahkan Eropa, Amerika, Jepang dan banyak turis luar negeri yang datang
membawa konsep modernisasi tidak akan pernah mampu menghabisi sisi tradisional
Bali. Karena itulah harta mereka. Kekayaan terbesar mereka. Hidup mereka.
Apakah masyarakat
Bali perduli dengan potensi pendapatan ribuan triliunan rupiah dari turis Timur
Tengah ?
Tidak penting
Kekayaan itu bukan
hanya materi, karena bagi Bali = Jiwa yang merdeka
adalah KEKAYAAN YANG SEJATI
Jangan dipasung
dengan label-label untuk jualan diri .
Bali bukan pelacur, JANGAN
PERNAH kalian perkosa sampai hancur .
Untuk
saudara-saudaraku di sana, sahabat-sahabatku, Gek dan Bli, yang sudah
memperlakukan diriku dengan sangat baik dan terbuka, pertahankan diri kalian dari
ancaman "ideologi" seperti ini .
Aku rindu kalian
untuk tetap seperti ini. BALI HARUS TETAP BALI. Tempat yang nyaman
untuk menikmati secangkir kopi .
Seruput dulu,
Baliku.
Titip salam dan
cintaku .....
Denny
Siregar
Mari
kita PERTAHANKAN Bali dari orang2 yang tak bertanggung jawab, dimana
selama ini Bali telah banyak menghidupi mereka2 ini dari hasil adat budaya dan
pariwisatanya . . . . .
Rahayu Rahayu Rahayu
BHINNEKA TUNGGAL IKA
No comments:
Post a Comment