Hanya Lansia dan Peserta Miskin BJPS Kesehatan yang Dapat Vaksin Booster Gratis
Kompas TV - 2021/11/08 17:14
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi
Sadikin mengatakan pemerintah akan memberikan dosis ketiga vaksin Covid-19 atau
vaksin booster pada kelompok tertentu peserta BPJS Kesehatan di 2022.
Kelompok pertama yang
berkesempatan menerima vaksin booster adalah warga lanjut usia (lansia).
Lalu, warga miskin yang terdaftar sebagai penerima
bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan pun akan menerima vaksin booster secara
gratis.
"Kita sudah bicarakan dengan Presiden,
prioritas booster vaksin itu lansia dulu. Baru nanti yang akan ditanggung oleh
negara adalah peserta PBI,” kata Menkes Budi Gunadi dalam rapat kerja Komisi IX
DPR RI, Senin (8/11/2021).
Sementara, masyarakat umum, termasuk anggota dewan
mesti membayar vaksin booster ini.
“Jadi nanti, anggota DPR yang penghasilannya cukup,
bayar sendiri vaksin booster,” ujar Budi.
Masyarakat yang membayar dapat memilih sendiri
merek vaksin Covid-19 di antara Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan
Sinopharm.
"Itu nanti akan dibuka boleh pilih (vaksin)
yang mana," ucap Budi.
Budi menambahkan, pihaknya bersama para peneliti
dari universitas di Indonesia masih melakukan riset untuk mengetahui dapat
mencampur vaksin (heterologous) atau menggunakan merek sama (homologous).
"Jadi diharapkan akhir Desember 2021 bisa
selesai. Jadi contohnya Sinovac, Sinovac, Sinovac, dibandingkan dengan Sinovac,
Sinovac, Astrazeneca. Dibandingkan dengan Sinovac, Sinovac, Pfizer,"
paparnya.
Di sisi lain, penyuntikan booster ini sendiri masih
menjadi kontroversi di internasional karena terjadi ketidak-adilan jatah vaksin
Covid-19.
“Ini sensitif, karena di dunia orang bilang masih
banyak orang Afrika yang belum dapat, kenapa negara maju dikasih booster,"
jelas Menkes Budi.
Untuk itu, pemerintah mempertimbangkan dinamika
dunia di mana salah satu kesepakatan vaksinasi booster adalah 50 persen
populasi penduduk di suatu negara harus sudah menerima suntikan dosis kedua
atau vaksin lengkap.
"Semua negara yang memulai booster itu
dilakukan sesudah 50 persen dari penduduknya disuntik dua kali," katanya.
Di Indonesia, kata Budi, 50 persen vaksinasi dosis
lengkap diperkirakan terealisasi pada Desember 2021.
"Hitung-hitungan kami kan di akhir Desember
itu mungkin 59 persen kita bisa capai vaksin dua kali dan 80 persen sudah dapat
vaksin pertama," ucap Budi
"Kami memperkirakan akan terjadi di bulan
Desember, karena kalau terlalu cepat nanti kita akan dilihat sebagai negara
yang tidak memperlihatkan itikad baik untuk kesamaan hak atas vaksin,"
imbuhnya
No comments:
Post a Comment