LUPUS
ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) – Bagian 3
Bagaimana lupus eritematosus sistemik didiagnosis?
Karena individu dengan LES
bisa memiliki berbagai gejala dan kombinasi keterlibatan organ yang berbeda,
tidak ada hanya satu pemeriksaan yang dapat menegakkan diagnosis Lupus
sistemik. Untuk membantu dokter meningkatkan ketepatan diagnosis LES, 11
kriteria ditetapkan oleh American Rheumatism Association. Ke-11 kriteria ini
berhubungan erat dengan gejala-gejala yang dibahas di atas. Beberapa orang yang
dicurigai menderita LES tidak pernah memiliki kriteria yang cukup untuk
menegakkan diagnosis yang pasti. Sedangkan orang lain mengumpulkan cukup
kriteria hanya setelah beberapa bulan atau tahun pengamatan. Ketika seseorang
memiliki empat atau lebih dari kriteria, maka diagnosis LES bisa
direkomendasikan. Walaupun demikian, diagnosis LES dapat dilakukan dalam
beberapa pengaturan pada beberapa orang hanya menggunakan beberapa kriteria
klasik ini, dan kadang-kadang pengobatan mungkin dapat diberikan pada tahap
ini. Ada orang-orang dengan kriteria yang minimal, yang kemudian mungkin
mengembangkan kriteria lain, tetapi banyak yang tidak.
Berikut ini adalah 11 kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis lupus
eritematosus sistemik:
- 'Ruam kupu-kupu’ di atas pipi
wajah
- Ruam kulit discoid (bercak
kemerahan di sana-sini dengan hiperpigmentasi dan hipopigmentasi yang
dapat menyebabkan jaringan parut )
- Fotosensitifitas (ruam kulit
karena reaksi terhadap paparan sinar matahari/sinar ultraviolet)
- Tukak lapisan mukosa (tukak
spontan atau borok pada lapisan mulut, hidung, atau tenggorokan )
- Arthritis (dua atau lebih sendi
ekstremitas yang membengkak dan nyeri)
- Pleuritis atau perikarditis
(peradangan pada jaringan selaput luar jantung atau paru-paru, biasanya
berhubungan dengan nyeri dada saat bernapas atau perubahan dari posisi
tubuh)
- Kelainan ginjal (sejumlah protein
urin abnormal atau gumpalan elemen selular yang disebut cast dapat dideteksi
dengan sebuah analisa urin). Catatan:
Pada pasien dengan penyakit ginjal karena lupus eritematosus sistemik
(lupus nefritis), biopsi ginjal mungkin akan diperlukan baik untuk
mendefinisikan penyebab penyakit ginjal sebagai keadaan yang berhubungan
dengan lupus maupun untuk menentukan tahap penyakit ginjal untuk mendapatkan
acuan pengobatan yang optimal. Biopsi ginjal biasanya dilakukan
menggunakan jarum halus yang mengarah ke ginjal di bawah bimbingan
radiologi, namun dalam keadaan tertentu, biopsi ginjal dapat dilakukan
saat melakukan operasi perut terbuka.
- Iritasi otak (ditunjukkan dengan adanya kejang-kejang dan/atau
psikosis, yang disebut sebagai “lupus cerebritis”)
- Kelainan hitung sel darah: Hitung sel darah putih (WNC), sel darah
merah (RBC) maupun trombosit rendah pada pemeriksaan darah lengkap rutin.
- Gangguan immunologis (tes imun
abnormal meliputi anti-DNA atau anti-Sm (Smith) antibodi, tes darah
positif palsu untuk sifilis, antibodi antikardiolipin, antikoagulan lupus,
atau tes LE prep positif)
- Antibodi antinuklear (tes antibodi ANA [= antibodi antinuklear dalam
darah]) positif
Selain untuk ke 11
kriteria, tes lainnya dapat membantu dalam mengevaluasi orang dengan LES untuk
menentukan keparahan organ yang terlibat. Hal ini termasuk tes darah rutin
untuk mendeteksi peradangan (contohnya, tes yang dinamakan sedimentation rate dan C-reactive protein), tes kimia darah,
analisis langsung atas cairan tubuh internal, dan biopsi jaringan. Kelainan
pada cairan tubuh (cairan sendi atau serebrospinal) dan sampel jaringan (biopsi
ginjal, kulit, dan saraf) bisa merupakan dukungan lebih lanjut untuk
mendiagnosa LES. Pemeriksaan yang sesuai prosedur dipilih secara individual
bagi pasien oleh dokter.
ARTIKEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)
No comments:
Post a Comment