LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) – Bagian 4
Apa saja pengobatan untuk lupus
eritematosus sistemik?
Tidak ada obat yang
permanen untuk LES. Tujuan terapi adalah untuk meringankan gejala dan
melindungi organ dengan mengurangi peradangan dan/atau tingkat aktivitas
autoimun dalam tubuh. Pengobatan yang tepat diputuskan secara individual.
Banyak orang dengan gejala-gejala ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan
atau hanya minum obat anti-inflamasi secara periodik. Mereka dengan penyakit
yang lebih serius yang melibatkan kerusakan organ-organ internal mungkin
memerlukan kortikosteroid dosis tinggi dalam kombinasi dengan obat lain yang berkhasiat
menekan sistem kekebalan tubuh.
Orang dengan LES perlu lebih banyak istirahat selama
periode penyakit yang aktif. Para peneliti telah melaporkan bahwa kualitas
tidur (LESep) yang
buruk adalah faktor penting dalam terjadinya kelelahan pada orang dengan LES.
Laporan-laporan ini menekankan pentingnya bagi orang-orang dan dokter untuk memperhatikan
kualitas tidur dan efek yang mendasari depresi (depression), kurang olahraga (exercise), dan strategi perawatan diri-sendiri untuk kesehatan
secara keseluruhan. Selama periode ini, arahan latihan dari dokter masih
penting untuk menjaga tonus otot dan berbagai lingkup gerakan persendian.
Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) sangat membantu dalam mengurangi
peradangan dan nyeri otot, sendi dan jaringan lain. Contoh OAINS termasuk
aspirin, ibuprofen (Motrin), naproxen (Naprosyn) dan sulindac (Clinoril). Karena
respon individu terhadap OAINS bervariasi, maka umumnya seorang dokter akan
mencoba obat OAINS yang berbeda untuk menemukan yang paling efektif dengan efek
samping yang paling sedikit. Efek samping yang paling umum adalah perut tidak
nyaman, sakit perut, tukak, dan bahkan perdarahan tukak. Obat OAINS biasanya diminum
bersama makanan untuk mengurangi efek samping. Kadang-kadang, obat untuk
mencegah ulkus saat minum OAINS, seperti misoprostol (Cytotec), diberikan
secara bersamaan
Kortikosteroid lebih kuat daripada OANIS dalam hal mengurangi peradangan dan
mengembalikan fungsi bila penyakit ini aktif. Kortikosteroid sangat membantu bila ada organ dalam yang terkena. Kortikosteroid
bisa diberikan per-oral (diminum), disuntikkan langsung ke sendi dan jaringan lainnya,
atau diberikan intravena. Sayangnya, kortikosteroid memiliki efek samping yang serius
bila diberikan dalam dosis tinggi untuk jangka waktu yang panjang, dan dokter
akan mencoba untuk memonitor aktivitas penyakit agar didapat dosis terendah
yang aman. Efek samping dari kortikosteroid meliputi naiknya berat badan, penipisan
tulang dan kulit, infeksi, diabetes, wajah bengkak (moon-face), katarak, dan matinya jaringan (nekrosis) pada sendi-sendi besar.
Hydroxychloroquine (Plaquenil) adalah obat anti malaria yang ditemukan efektif
terutama bagi penderita LES dengan kelelahan, keterlibatan kulit dan penyakit
sendi. Secara konsisten minum Plaquenil dapat mencegah terjadinya flare-up pada
pasien lupus. Efek samping jarang ditemukan,
tetapi dapat meliputi diare, sakit perut, dan perubahan pigmen mata. Perubahan
pigmen mata jarang terjadi, tetapi memerlukan pengawasan oleh dokter mata
(spesialis mata) selama pengobatan dengan Plaquenil. Para peneliti telah
menemukan bahwa Plaquenil secara signifikan menurunkan frekuensi penggumpalan
darah yang abnormal pada penderita lupus sistemik. Selain itu, efek ini tampaknya
independen dari penekanan imunitas, yang menyiratkan bahwa Plaquenil langsung
berkhasiat pada pencegahan penggumpalan darah.
Penelitian yang menarik ini menekankan betapa pentingnya
bagi penderita dan dokter guna mempertimbangkan Plaquenil untuk penggunaan
jangka panjang, terutama bagi orang-orang LES yang berisiko untuk terjadinya
pembekuan darah di vena dan arteri, seperti mereka dengan antibodi fosfolipid
(antibodi cardiolipin, antikoagulan lupus, dan tes penyakit seksual menular
positif palsu pada laboratorium penelitian). Ini berarti bahwa Plaquenil tidak
hanya mengurangi kemungkinan terjadinya flare kembali pada LES, tetapi juga
bermanfaat untuk mengencerkan darah guna mencegah terjadinya pembekuan darah
abnormal yang berlebihan. Plaquenil biasanya digunakan dalam kombinasi dengan
pengobatan lain untuk lupus.
Untuk penyakit kulit yang resisten, obat antimalarial
lainnya, seperti klorokuin (Aralen) atau quinacrine, dianggap dan dapat
digunakan dalam kombinasi dengan hydroxychloroquine. Obat-obat Alternatif untuk
penyakit kulit meliputi dapsone dan
retinoic acid (Retin-A). Retin-A seringkali
efektif untuk penyakit kulit lupus yang tidak lazim berbentuk seperti kutil.
Untuk penyakit kulit yang lebih parah, penggunaan obat imunosupresif sebagaimana dijelaskan di bawah.
Obat-obatan yang menekan kekebalan tubuh (obat
imunosupresif) juga disebut obat-obatan sitotoksik. Obat imunosupresif
digunakan untuk merawat pasien dengan manifestasi LES yang lebih parah, seperti
kerusakan organ-organ dalam. Contoh obat imunosupresif: methotrexate (Rheumatrex, Trexall), azathioprine (Imuran), cyclophosphamide (Cytoxan), chlorambucil (Leukeran), dan siklosporin
(Sandimmune). Semua obat imunosupresif dapat menekan jumlah sel darah dengan serius dan meningkatkan
risiko infeksi dan perdarahan. Obat imunosupresif tidak boleh diminum selama
kehamilan (pregnancy) atau konsepsi karena berisiko
bagi janin. Efek samping lain berbeda-beda untuk masing-masing obat. Sebagai
contoh, Rheumatrex dapat menyebabkan toksisitas hati, sementara Sandimmune
dapat mengganggu fungsi ginjal.
Dalam beberapa tahun terakhir, mycophenolate mofetil
(CellCept) telah digunakan sebagai obat yang efektif untuk lupus, terutama bila
dikaitkan dengan penyakit ginjal. CellCept telah membantu membalikkan penyakit
ginjal lupus aktif (penyakit ginjal lupus) dan mencegah serangan ulang setelah
keadaan tenang. Efek sampingnya yang lebih rendah merupakan keunggulan
dibanding obat-obatan imunosupresif tradisional lainnya.
Pada pasien dengan LES otak (lupus cerebritis) atau penyakit
ginjal (Nefritis lupus) yang serius, Plasmaperesis kadang-kadang digunakan
untuk menyingkirkan antibodi dan zat kekebalan lain dari darah untuk menekan
kekebalan. Plasmaperesis adalah proses pengambilan dan penyaringan darah dengan
cara melewatkannya melalui mesin penyaringan darah, kemudian darah yang bersih
tanpa antibodi dialirkan kembali ke tubuh. Jarang, orang-orang dengan LES mengalami keadaan
rendah trombosit yang serius, sehingga meningkatkan risiko pendarahan spontan
dan berlebihan. Karena limpa diyakini menjadi tempat utama penghancuran trombosit,
operasi pengangkatan limpa kadang-kadang perlu dilakukan untuk meningkatkan
trombosit. Perawatan lainnya termasuk Plasmaperesis dan penggunaan hormon
laki-laki. Plasmaperesis juga telah digunakan untuk menyingkirkan protein (kryoglobulin)
yang dapat menyebabkan vaskulitis. Kerusakan ginjal stadium akhir dari LES
memerlukan dialisis dan/atau transplantasi ginjal.
Penelitian terbaru menunjukkan manfaat rituximab (Rituxan) dalam mengobati lupus. Rituximab adalah infus antibodi
intravena yang menekan sel darah putih tertentu, yakni sel B, dengan mengurangi
jumlah mereka dalam sirkulasi darah. Sel B telah ditengarai memainkan peran
sentral dalam kegiatan lupus, dan jika mereka ditekan, penyakit cenderung menunjukan perbaikan. Hal ini mungkin sangat
bermanfaat bagi orang-orang dengan penyakit ginjal.
Pengobatan B-sel-supresan yang baru adalah belimumab (Benlysta). Belimumab memblokir stimulasi sel B (satu B-lymphocyte
stimulator atau BLyS-spesifik inhibitor) dan diindikasikan untuk pengobatan
pasien dewasa dengan autoantibodi positif aktif, lupus eritematosus sistemik
yang diberikan terapi standar. Hal ini penting untuk dicatat bahwa kemanjuran
belimumab belum dievaluasi pada pasien dengan lupus nefritis aktif yang parah
atau lupus sistem saraf pusat aktif yang parah juga. Belimumab belum dtelitii
dalam kombinasinya dengan intravenous cyclophosphamide atau terapi biologik lainnya
Para ilmuwan juga telah
menemukan bahwa dosis rendah suplementasi diet dengan minyak ikan omega-3 dapat
membantu pasien lupus melalui penurunan aktivitas penyakit dan kemungkinan
mengurangi risiko penyakit jantung.
ARTIKEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)
No comments:
Post a Comment