Tuesday, February 11, 2014

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) – Bagian 1

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) – Bagian 1
(Systemic Lupus Erythematosus)

Apakah lupus eritematosus sistemik itu? Apa saja jenis-jenis lupus?

Lupus adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan akut dan kronis dari berbagai jaringan tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sistem kekebalan adalah sistem yang kompleks dalam tubuh yang dirancang untuk melawan zat-zat penular penyebab penyakit, seperti bakteri dan mikroba asing lainnya. Salah satu cara sistem kekebalan tubuh melawan infeksi adalah dengan memproduksi antibodi yang mengikat mikroba. Orang-orang dengan lupus memproduksi antibodi abnormal dalam darah mereka yang mentargetkan jaringan dalam tubuh mereka sendiri, bukan zat-zat asing penyebab infeksi. Antibodi ini dinamakan sebagai auto-antibodi.

Karena antibodi dan sel-sel yang menyertai peradangan dapat mempengaruhi jaringan di mana saja dalam tubuh, lupus memiliki potensi untuk menyerang berbagai wilayah dalam tubuh. Kadang-kadang lupus dapat menyebabkan penyakit kulit, jantung, paru-paru, ginjal, sendi, dan sistem saraf. Bila hanya kulit yang terlibat, kondisi ini disebut lupus dermatitis atau lupus eritematosus kulit. Satu bentuk lupus dermatitis yang dapat diisolasi pada kulit saja, tanpa penyakit internal, disebut lupus discoid. Ketika organ dalam terlibat, kondisi ini disebut sebagai lupus eritematosus sistemik (LES).  
Baik lupus discoid maupun LES lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki (sekitar delapan kali lebih umum). Penyakit dapat mempengaruhi segala usia tetapi paling sering dimulai pada umur 20-45 tahun. Statistik menunjukkan bahwa lupus agak lebih sering diderita orang-orang Afrika Amerika dan keturunan Cina dan Jepang.
Apa penyebab lupus eritematosus sistemik? Apakah lupus merupakan penyakit keturunan?
Penyebab yang tepat untuk autoimunitas yang abnormal penyebab lupus tidak diketahui. Faktor heriditas (keturunan), virus, sinar ultraviolet, dan obat-obatan tertentu semuanya mungkin memainkan beberapa peran.
Faktor genetik meningkatkan kecenderungan berkembangnya penyakit autoimun, dan penyakit-penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis dan gangguan autoimun lebih umum di antara keluarga dari orang dengan lupus dibanding populasi umum. Beberapa ilmuwan percaya bahwa sistem kekebalan tubuh dalam lupus lebih mudah dipicu oleh faktor-faktor eksternal seperti virus atau sinar ultraviolet. Kadang-kadang, gejala Lupus dapat dicetuskan atau diperburuk oleh hanya periode singkat dari paparan sinar matahari
Juga diketahui bahwa beberapa wanira dengan LES dapat mengalami perburukan gejala sebelum periode haid mereka. Fenomena ini, bersama dengan dominasi perempuan terkena LES, menunjukkan bahwa hormon-hormon wanita memainkan peran penting dalam timbulnya LES. Hubungan hormonal ini adalah wilayah aktif studi yang berkelanjutan yang dilakukan oleh para ilmuwan.
Penelitian telah menunjukkan bukti bahwa kegagalan satu enzim kunci untuk menyingkirkan sel-sel mati dapat berkontribusi pada perkembangan LES. Enzim ini, DNase1, biasanya menyingkirkan apa yang disebut “sampah DNA” dan puing-puing selular lain dengan memotong mereka menjadi fragmen-fragmen kecil untuk memudahkan pembuangan. Peneliti mematikan gen DNase1 pada tikus. Tikus tampil sehat pada saat kelahiran, namun setelah enam sampai delapan bulan, mayoritas tikus tanpa DNase1 menunjukkan tanda-tanda LES. Dengan demikian, mutasi genetik pada gen yang dapat mengganggu sistim pembuangan limbah selular tubuh mungkin terlibat dalam inisiasi LES.
Apa yang dimaksud dengan lupus yang terinduksi obat (drug-induced lupus)?
Puluhan obat telah dilaporkan dapat memicu LES. Namun, lebih dari 90% dari kasus 'drug-induced Lupus' terjadi sebagai efek samping oleh salah satu dari enam obat-obatan berikut:
  1. Hydralazine (Apresoline) untuk hipertensi (high blood pressure); 
  2. Quinidine (Quinidine Gluconate, Quinidine Sulfate) dan procainamide (Pronestyl; Procan-SR; Procanbid) digunakan untuk ritme jantung abnormal (abnormal heart rhythms); 
  3. Phenytoin (Dilantin) digunakan untuk epilepsi;
  4. Isoniazid (Nydrazid, Laniazid) digunakan untuk tuberculosis; dan
  5. d-penicillamine (digunakan untuk rheumatoid arthritis).
Obat-obatan ini diketahui merangsang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan LES. Untungnya, drug-induced LES jarang terjadi (hanya kurang dari 5% dari semua orang penderita LES) dan biasanya sembuh ketika obat dihentikan.

ARTIKEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)







No comments:

Post a Comment