Monday, May 28, 2018

SELAMAT DATANG HARI ESOK

SELAMAT DATANG HARI ESOK
SELAMAT DATANG HARI ESOK YANG CERAH DENGAN TEHNOLOGI CANGGIH
Beberapa Prediksi Sangat Menarik:
1. Bengkel-mobil akan hilang.
2. Mobil memiliki 20.000 bagian individual. Mobil listrik memiliki 20. Mobil listrik dijual dengan jaminan seumur hidup dan hanya diperbaiki oleh dealer. Hanya butuh 10 menit untuk melepas dan mengganti motor listrik.
3. Motor listrik rusak tidak diperbaiki di dealer tetapi dikirim ke bengkel reparasi regional yang memperbaiki mereka dengan robot.
4. SPBU (pom Bensin /Gas ) akan hilang.
5. Meter Parkir akan digantikan oleh meter yang mengeluarkan listrik. Perusahaan akan memasang stasiun pengisian ulang listrik; sebenarnya, mereka sudah mulai.
6. Pabrikan-pabrikan otomotif yang visioner telah menyiapkan dana untuk mulai membangun pabrik-pabrik baru yang hanya membangun mobil listrik.
7. Industri Batubara akan hilang. Perusahaan bensin/minyak akan hilang. Pengeboran minyak akan berhenti. Jadi ucapkan selamat tinggal pada OPEC!
9. Homes akan memproduksi dan menyimpan lebih banyak energi listrik di siang hari dan kemudian mereka gunakan dan akan menjualnya kembali ke grid. Grid menyimpannya dan membagi-bagikannya ke industri yang merupakan pengguna listrik tinggi. Adakah yang melihat atap Tesla ?
9. Kedepannya hanya akan melihat mobil pribadi di museum. MASA DEPAN mendekati lebih cepat dari yang bisa kita tangani.
10. Pada tahun 1998, Kodak memiliki 170.000 karyawan dan menjual 85% dari semua kertas foto di seluruh dunia. Hanya dalam beberapa tahun, model bisnis mereka menghilang dan mereka bangkrut. Siapa yang mengira hal itu pernah terjadi ?
11. Apa yang terjadi pada Kodak dan Polaroid akan terjadi di banyak industri dalam 5-10 tahun ke depan ... dan kebanyakan orang tidak melihatnya datang.
12. Apakah Anda berpikir pada tahun 1998 bahwa 3 tahun kemudian, Anda tidak akan pernah mengambil gambar di film lagi ? Dengan ponsel cerdas saat ini, yang bahkan memiliki kamera hari ini ?
13. Namun kamera digital diciptakan pada tahun 1975. Yang pertama hanya memiliki 10.000 piksel, tetapi mengikuti hukum Moore. Jadi seperti halnya semua teknologi eksponensial, itu adalah kekecewaan untuk beberapa waktu, sebelum menjadi lebih unggul dan menjadi mainstream hanya dalam beberapa tahun yang singkat.
14. Sekarang akan terjadi lagi (tetapi jauh lebih cepat) dengan Kecerdasan Buatan, mobil kesehatan, otonom dan listrik, pendidikan, pencetakan 3D, pertanian dan pekerjaan.
15. Lupakan buku, "Shock Masa Depan", selamat datang di Revolusi Industri ke-4.
16. Perangkat Lunak telah terganggu dan akan terus mengganggu sebagian besar industri tradisional dalam 5-10 tahun mendatang.
17. UBER hanyalah alat perangkat lunak, mereka tidak memiliki mobil, dan sekarang perusahaan taksi terbesar di dunia ! Tanyakan supir taksi apa pun jika mereka melihat itu datang.
18. Airbnb sekarang adalah perusahaan hotel terbesar di dunia, meskipun mereka tidak memiliki properti apa pun. Tanyakan Hilton Hotel jika mereka melihat itu datang.
19. Kecerdasan buatan. Komputer menjadi lebih baik secara eksponensial dalam memahami dunia.
Tahun ini, komputer mengalahkan Go-player terbaik di dunia, 10 tahun lebih awal dari yang diperkirakan.
20. Di AS, pengacara muda sudah tidak mendapatkan pekerjaan. Karena IBM Watson, Anda dapat memperoleh nasihat hukum (sejauh ini untuk saat ini, hal-hal mendasar) dalam hitungan detik, dengan akurasi 90% dibandingkan dengan akurasi 70% saat dilakukan oleh manusia. Jadi, jika Anda belajar hukum, segera hentikan. Akan ada 90% lebih sedikit pengacara di masa depan, (apa yang dipikirkan!) Hanya spesialis maha tahu yang akan tetap ada.
21. Watson sudah membantu perawat mendiagnosa kanker, 4 kali lebih akurat daripada perawat manusia.
22. Facebook kini memiliki perangkat lunak pengenalan pola yang dapat mengenali wajah lebih baik daripada manusia. Pada 2030, komputer akan menjadi lebih pintar dari manusia.
23.  Mobil otonom: Pada tahun 2018 Mobil self-driving pertama sudah ada di sini. Dalam 2 tahun ke depan, seluruh industri akan mulai terganggu. Anda tidak akan ingin memiliki mobil lagi karena Anda akan memanggil mobil dengan telepon Anda, itu akan muncul di lokasi Anda dan mengantar Anda ke tujuan Anda.
24. Anda tidak perlu memarkirnya, Anda hanya akan membayar untuk jarak yang digerakkan dan Anda dapat menjadi produktif saat mengemudi. Anak-anak yang sangat muda saat ini tidak akan pernah mendapatkan SIM dan tidak akan pernah memiliki mobil.
25. Ini akan mengubah kota-kota kita, karena kita akan membutuhkan 90-95% lebih sedikit mobil. Kami dapat mengubah bekas ruang parkir menjadi taman.
26. Sekitar 1,2 juta orang meninggal setiap tahun dalam kecelakaan mobil di seluruh dunia termasuk mengemudi terganggu atau mabuk. Kami sekarang memiliki satu kecelakaan setiap 60.000 mil; dengan mengemudi mobil  otonom yang akan turun menjadi 1 kecelakaan dalam 6 juta mil. Itu akan menyelamatkan satu juta jiwa ditambah di seluruh dunia setiap tahun.
27. Kebanyakan perusahaan mobil tradisional pasti akan bangkrut. Perusahaan mobil tradisional akan mencoba pendekatan evolusi dan hanya membangun mobil yang lebih baik, sementara perusahaan teknologi (Tesla, Apple, Google) akan melakukan pendekatan revolusioner dan membangun komputer di atas roda.
28. Lihatlah apa yang sedang dilakukan Volvo saat ini; tidak ada lagi mesin pembakaran internal di kendaraan mereka mulai tahun ini dengan model 2019, menggunakan semua listrik atau hibrida saja, dengan maksud menghilangkan model hybrid secara bertahap.
29. Banyak insinyur dari Volkswagen dan Audi; benar-benar takut pada Tesla dan seharusnya begitu. Lihatlah semua perusahaan yang menawarkan semua kendaraan listrik. Itu tidak pernah terdengar, hanya beberapa tahun yang lalu.
30. Perusahaan asuransi akan mengalami masalah besar karena, tanpa kecelakaan, biayanya akan menjadi lebih murah. Model bisnis asuransi mobil mereka akan hilang.
31. ;Real estate akan berubah. Karena jika Anda dapat bekerja saat Anda pulang pergi, orang akan pindah lebih jauh untuk tinggal di lingkungan yang lebih indah atau terjangkau.
32. Mobil listrik akan menjadi mainstream sekitar 2030. Kota-kota akan kurang bising karena semua mobil baru akan berjalan dengan listrik.
33. Kota akan memiliki udara yang lebih bersih juga. (Bisakah kita mulai di Los Angeles, tolong?)
34. Listtik akan menjadi sangat murah dan bersih.
35. Perusahaan Solar telah berada pada kurva eksponensial selama 30 tahun, tetapi Anda sekarang dapat melihat dampak yang berkembang. Dan itu baru saja digenjot.
36. Perusahaan energi fosil berusaha mati-matian untuk membatasi akses ke grid untuk mencegah persaingan dari instalasi matahari rumah, tetapi itu tidak bisa terus - teknologi akan mengurus strategi itu.


37. Kesehatan : Harga Tricorder X akan diumumkan tahun ini. Ada perusahaan yang akan membangun perangkat medis (disebut "Tricorder" dari Star Trek) yang berfungsi dengan telepon Anda, yang mengambil pemindaian retina, sampel darah Anda, dan Anda menarik napas ke dalamnya. Kemudian menganalisis 54 bio-penanda yang akan mengidentifikasi hampir semua Penyakit. Ada puluhan aplikasi telepon di luar sana sekarang untuk tujuan kesehatan

Thursday, May 24, 2018

REPRESENTATIONAL SYSTEM

REPRESENTATIONAL SYSTEM 
"Eh, gua mah ga bisa lho kalau diminta ngebayangin sesuatu, secara gua khan bukan orang visual" 
"Ayahbunda yang berbahagia, jangan paksa ananda belajar seperti dulu ayahbunda belajar, karena belum tentu tipe ananda sama dengan ayahbunda. Kalau dulu ayahbunda senang mendengar musik, itu menandakan ayahbunda orang auditori. Jika ananda senang belajar sambil bergerak, biarkan saja, karena itu tandanya dia adalah anak kinestetik" 
Sidang Pembaca yang berbahagia, pernahkah Anda mendengar statement seperti kalimat di atas? Pernah? Atau malah statement tersebut keluar dari mulut Anda sendiri? 
Kalau iya, emang kenapa? Apa hak Anda bertanya seperti itu? 
Nah, maka dari itu kita perlu mengkaji ulang pemahaman yang selama ini sudah kita yakini. 
***
'SISTEM RE-PRESENTASIONAL' 
Manusia menangkap informasi dari dunia eksternal melalui lima inderanya:
 - Visual (penglihatan), 
 - Auditory (pendengaran), 
 - Kinesthetic (perasa), 
 - Olfactory (pembauan) dan 
 - Gustatory (pengecap). 
Dan semua informasi tadi akan di-presentasi-kan ulang di dalam pikiran dalam bentuk sesuai dengan indera yang menerimanya.  Informasi tadi entah  berbentuk visual yang bisa dipahami atau bisa disimpulkan sebagai sesuatu, atau bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.
Ketika kualitas dan kuantitas stimulus terhadap indera tadi berbeda, berbeda pula pengalaman yang terjadi, dan konsekuensi logisnya,  akan berbeda pula 'state' (kondisi pikiran/perasaan) yang muncul. 
Berbagai perilaku dan perasaan kita terhadap sesuatu atau seseorang, dipengaruhi bagaimana kita merepresentasikan sesuatu atau seseorang di pikiran kita. Berarti, apabila kita mengubah representasi kita terhadap sesuatu atau seseorang, sikap kita pun akan ikut berubah.
Di antara pintu gerbang informasi yang 5 tadi, setiap manusia memiliki kecenderungan yang berbeda (dominan) ketika menerima informasi. Kecenderungan inilah yang disebut sebagai 'Sistem Preferensi' (disebut juga Primary System). Karena jarang digunakan secara terpisah untuk membangun representasional internal, maka Olfactory dan Gustatory sering dilebur ke dalam sistem kinestetik sebagai sensasi rasa. 
Jadi dalam pembelajaran Sistem Representasional selanjutnya kita hanya akan membahas 3 preferensi saja, yaitu:
1. Preferensi Visual
2. Preferensi Auditori
3. Preferensi Kinestetik
Kenapa kok istilahnya adalah preferensi yang memiliki kata dasar 'prefer', yang maknanya adalah 'lebih menyukai'
Ya karena pada dasarnya setiap manusia memiliki ketiga (baca ke-5) sistem representasi tersebut, hanya dalam penggunaan hariannya, manusia memilih untuk dominan dalam menggunakan salah satunya sahaja. 
Kenapa pula demikian? Ya karena mereka lebih suka menggunakan salah satu dari Reps System tadi. 
Dan kenapa pula mereka lebih suka salah satunya? Ho ho ho, kalau masalah satu ini, Anda tidak berhak mempertanyakannya. Tanya saja kepada rumput yang bergoyang, hehehe.
Dari uraian sederhana ini, maka satu hal yang selama ini kita yakini perlu diperbaharui, yaitu tidak ada orang bertipe visual, auditori, maupun kinestetik!
Yang ada adalah orang dengan preferensi visual, preferensi auditori dan preferensi kinestetik.
***
'Cara Mengetahui Preferensi' 
Kita dapat mengetahui sistem preferensi seseorang melalui 3 cara, yaitu:
1. LINGUISTIK 
Dalam linguistik sendiri kita masih bisa melihatnya dari 2 segmen:
A. Cek predikat yang sering digunakan:
a. Visual: melukiskan, membayangkan, melihat, cerah, kabur, … dll.
b. Auditori: suara, membisikkan, teriakan, merdu, mendengar,  dll.
c. Kinestetik: halus, hangat, panas,  menggenggam, merasa, wangi, harum
pahit, kecut, mencicipi… dll
B. Cek intonasi saat mereka berbicara:
a. Visual: bicaranya cepat; karena mereka berusaha mengejar gambar yang ada dalam pikiran mereka
b. Auditori: berbicara dengan intonasi berirama; karena telinga mereka menikmati irama tersebut
c. Kinestetik: bicaranya lambat; karena setiap kata akan memunculkan sensasi tersendiri di dalam diri mereka
2. BODY LANGUAGE 
Cek gerakan tubuh seseorang ketika berkomunikasi dengan Anda
a. Visual: cenderung mengambil jarak; karena mereka ingin melihat gambaran besar dari lawan bicara mereka. Gerakan tangan mereka cepat, dinamis, dan terstruktur.
b. Auditori: mendekat saat berkomunikasi; karena mereka perlu mendengar dengan lebih jelas setiap kata yang meluncur dari kawan bicara mereka. Gerakan tangan mengikuti irama bicaranya.
c. Kinestetik: kerap kali melakukan kontak fisik, sentuhan-sentuhan kecil; karena dengan cara inilah mereka mendapatkan informasi lebih jelas. Gerakan tangan mereka cenderung lambat
3. EYE MOVEMENT 
Cek kemana arah bola mata ketika mereka mengucapkan kata atau kalimat tertentu. Perhatikan dengan seksama ke arah mana bola mata tersebut bergerak paling dominan.
a. Visual: ke atas, ke kiri atau kanan
b.Auditori: mendatar, ke kiri atau kanan
c. Kinestetik: ke bawah, ke kiri atau kanan.
Setelah melakukan cek pada ketiga aspek di atas, lakukanlah kalibrasi.
Jika ketiga aspek menunjukkan kecenderungan V, maka dipastikan orang tersebut memiliki preferensi Visual. Demikian juga ketika terdapat 2 aspek yang sama, maka itulah preferensinya. Misal si Fulan, aspek Linguistiknya (L) V, Body Language (BL) V,  sementara Eye Movement (EM)  A, maka preferensi Fulan adalah V. Si Anu, L-nya K, BL-nya V, EM-nya K, maka preferensi Anu adalah K. 
Bagaimana jika ketiga aspeknya menunjukkan hal yang berbeda. Contoh, si Inu, L-nya A, BL-nya K, EM-nya V? Ditilik dari jaraknya dengan otak  yang mengatur subconscious mind, dan mata adalah aspek dengan lokasi paling dekat, maka aspek inilah yang paling akurat dan jauh dari bias. 
Mulut bisa dilatih untuk berbohong, bahasa tubuh juga bisa dibiasakan dengan kondisi yang diharapkan, namun mata tak pernah ingkar janji. Dengan demikian kita bisa menentukan bahwa preferensi Inu adalah V. 
Sekali lagi saya tandaskan, ini adalah preferensi, bukan absolut.
 ***
'Manfaat Preferensi' 
Sidang Pembaca yang berbahagia, ternyata penting juga ya bagi kita memahami preferensi ini. Kalau begitu, apa saja sih manfaatnya? 
1. Untuk Diri Sendiri
Manfaat mengetahui preferensi tentunya untuk pemberdayaan diri kita sendiri dulu. 
Dengan menyadari konsep ini maka tidak akan ada lagi ujaran seperti contoh pertama di atas, yang alih-alih memberdayakan justru memperdayakan. Mengacu pada satu presuposisi yaitu semua orang sudah memiliki sumber daya untuk sukses, yang perlu dilakukan hanyalah mengenali, memperkuat dan mengurutkan, maka ketika kita merasa tidak visualpun, sebenarnya kemampuan visual itu tetap kita miliki. Pertanyaannya adalah, sudahkan kita mengenalinya, atau bahkan memperkuatnya. Kalau demi pencapaian sebuah goal, tentunya tidak ada lagi istilah prefer atau tidak. Suka tidak suka, sebenarnya kita mampu kok mengenali dan memperkuatnya. 
Contoh sederhana lain, bagi kita yang 'right handed' alias tidak kidal, maka kita akan melakukan banyak hal menggunakan tangan kanan. Menulis, makan, menyikat gigi, menggunting, membubuhkan tanda tangan dll dengan mudah akan kita lakukan. Kita sadar bahwa kita juga memiliki tangan kiri, namun atas dasar banyak pertimbangan (salah satunya adalah moral dan agama) maka penggunaan tangan kiri sebatas pada istinja'. Mungkinkah suatu saat kita membutuhkan tangan kiri lebih dari sekedar untuk urusan bebersih diri tadi? Sangat mungkin! 
Bayangkan saja ketika tangan kanan Anda mengalami celaka sehingga mesti diperban, maka kemampuannya otomatis akan menurun bahkan lenyap. Saat itulah, prefer or not, Anda akan mengenali tangan kiri Anda, menguatkan dan mulai menggunakannya. 
2. Untuk Melakukan Pacing
Kegunaan lain mengenal preferensi adalah untuk melakukan pacing kepada orang lain. Dengan memahami ketiga aspek penentu preferensi di atas (L, BL, EM) maka agar mendapatkan trust dari kawan bicara, kita bisa melakukan mirroring dan matching. Dan hal ini akan sangat bermanfaat dalam selling, coaching, parenting maupun teaching. 
***
'Learning STYLE' 
Sidang Pembaca yang berbahagia, tahukah Anda bahwa sistem preferensi ini erat kaitannya dengan cara belajar seseorang. Setiap preferensi memiliki gaya belajarnya masing-masing. 
Karena gerbang masuknya informasi memang telah dipilih oleh masing-masing preferensi, maka ketika seseorang menggunakan gerbang yang paling disukainya, informasi yang tercerap akan lebih banyak, sehingga map yang terbentuk juga lebih lengkap. Berikut saya kutip dari materi pelatihan Kang Surya Kresnanda mengenai cara memfasilitasi pembelajaran masing-masing preferensi:
A. Visual
- Gunakan gambar, video dan media peraga
- Puaskan dengan warna (tapi jangan berlebihan) 
- Gunakan predikat visual 
- Optimalkan bahasa tubuh untuk menunjuk dan menggambar
- Atur jarak menjauh agar mereka bisa melihat lebih banyak 
B. Auditori
- Perbanyak menjelaskan, atau beri mereka kesempatan untuk menjelaskan ulang
- Gunakan predikat auditori
- Perdekat jarak agar mereka bisa mendengar lebih jelas 
- Atur intonasi mendayu dan gerak tubuh yang menyesuaikan suaranya
C. Kinestetik
- Ijinkan mereka menyentuh dan meraba seperlunya
- Gunakan alat peraga 3 dimensi.
- Gunakan predikat kinestetik
- Atur intonasi lambat dan dalam
- Gunakan bahasa tubuh lambat
- Sentuh seperlunya (dan sopan) 
Oo ternyata itu to maksud dan manfaat Reps System? Kalau begitu ujaran kedua tadi itu benar atau salah?
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, bukan salah namun perlu diluruskan pada judgement VAK, menjadi preferensi VAK. Dan meskipun kita sudah paham mengenai sistem preferensi serta gaya belajar masing-masing preferensi, namun ketika kondisinya hanya mendukung pada pemenuhan salah satu preferensi saja, atau terdapat hal yang tidak ekologis, ya perkuat saja sistem preferensi lain yang masih memungkinkan.
Contoh seorang anak dengan preferensi kinestetik sedang bermain di taman kaktus, apakah akan kita biarkan dia menyentuh kaktusnya? Tentu tidak bukan? Ajarkan saja dia dengan apa yang dia lihat, karena di dalam dirinya toh juga terdapat kemampuan visualnya. 
Karena adanya Bandler dan Grinder menciptakan NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah untuk memudahkan hidup kita. Jangan karena terjebak oleh teknik atau dikotomi metodologinya, justru kita mengabaikan sisi ekologis sekitar kita, sehingga hidup kita makin susyah gegara eN eL Peh. 
Sila tebar jika manfaat

Tabik 
-haridewa-
Happiness Life Coach

Sunday, May 20, 2018

YUDHISTIRA MOKSA

YUDHISTIRA MOKSA
Mari kita coba baca teks kuno dari Mahabharata ini. Episode ini  jarang dilihat orang, tapi maknanya top markotop
CUPLIKAN MAHABHARATA - kandha-14
Yudhistira Moksa
Beberapa tahun setelah darah mengering di medan Kurusetra, Hastinapura menjelma menjadi negara yang agung di bawah pimpinan Prabu Parikesit.  
Saat itulah Yudhistira merasa tugasnya telah selesai. Maka ia mengutarakan keinginannya untuk mencari kesejatian, kembali kepada “Sangkan Paraning Dumadi” dengan mendaki Gunung Himawan/Mahameru
Keempat saudaranya, dan Drupadi, terkesiap. Mereka tak mau ditinggalkan di istana.
Aku tak punya siapa-siapa lagi, Kakang…” isak Drupadi “Aku hanya punya dirimu dan Pandhawa…”.
Drupadi benar. Seluruh keluarganya terbunuh di Bharatayudha. Ayahnya, Drupada tewas di tangan Dorna. Drestajumena, adiknya, yang disusupi roh dendam kesumat Ekalaya berhasil membunuh Dorna. Namun hanya dalam hitungan hari Asuatama menuntut balas membantai Drestajumena.
Bersimpuh di kaki suaminya, Drupadi meleleh mengenang nasibnya yang remuk. Nun di balairung Hastinapura kemolekan tubuhnya nyaris terumbar oleh tangan mesum Dursasana ketika ksatria ini mempertaruhkan dirinya di meja dadu.
Yudhistira terdiam mendengar isak Drupadi, Namun keputusannya telah bulat. Ia harus pergi, tugasnya di dunia telah selesai.
Maka berangkatlah Pandhawa Lima dan Drupadi menuju pegunungan Mahameru. Tak lupa mereka membawa serta seekor anjing putih kecil.
Perjalanan sangat berat. Medan dan cuaca yang ganas membuat Drupadi mulai mengeluh. Berkali-kali Yudhistira berusaha memapahnya agar terus berjalan. Tapi Drupadi tak sanggup meneruskan langkahnya dan terjatuh.
“Aku tak sanggup lagi, Kakang..” ia merintih.
Yudhistira memutar kembali ingatannya. Bertahun-tahun ia meredam perih tatkala mendapati bahwa selama ini sebenarnya Drupadi mencintai Arjuna. Bukan dirinya. Drupadi jualah yang membuat Adipati Karna mabuk kepayang hingga ajal menjemput diujung Pasopatinya Arjuna. Dan kini, "belahan jiwa" itu sekarat di lengannya ketika mereka baru mencapai kaki Gunung Himawan.
Berlima mereka meneruskan langkah di tengah cuaca yang kian mendera. Panas yang mengelupas kulit berubah dingin yang mendera tulang. Sadewa mulai limbung. Ia menguat-nguatkan dirinya agar mampu mengikuti langkah kakak-kakaknya.
“Kakang… tolonglah aku” keluh Sadewa. Ia mencoba merangkak tapi seluruh persendiannya seakan terlepas. Nafasnya tersengal-sengal dan tak sanggup meneruskan perjalanan. Sadewa tewas ketika perjalanan baru mencapai lereng.
Kematian Sadewa ternyata baru awal. Tak lama kemudian menyusul satu demi satu Nakula dan Arjuna. Bima menggeram. "Kenapa adik-adikku harus mati dengan cara yang mengenaskan, Kakang, aaarrrgggh!”
“Bima…” suara Yudhistira bergetar “Tuhan tidak menyukai kesombongan. Sadewa merasa dirinya paling tampan. Nakula mengangap dirinya paling pandai. Sedang Arjuna, hmmm….”
Yudhistira menerawang. “Kesaktian Arjuna setingkat Dewa” ujar Yudhistira. “Ia gemar tapabrata dan kekasih Hyang Batara Indra. Tapi ia jumawa. Masih ingatkah kau ketika adikmu itu menggugat darah balas darah, pati balas pati tatkala puteranya gugur? Ia bersumpah akan membalas kematian Abimanyu sebelum matahari lengser. Ternyata ia tidak menepati janjinya. Tuhan tidak suka.”
Sekuat tenaga mereka berdua meneruskan langkah. Puncak Gunung Himawan temaram di antara halimun.
Bima mulai gontai. Terseok-seok ia berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya beberapa langkah di belakang Yudhistira. Tapi ia semakin tertinggal jauh. Hingga akhirnya tubuh raksasa itu berdebam jatuh menimpa bumi.
“Kakang… aku tak sanggup lagi… ” teriak Bima._
Yudhistira menghentikan langkahnya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pahlawan Bharatayudha itu.
Batinnya bergumam. “Wahai Putera Bayu kesayangan Dewa Ruci… engkau jumawa dan merasa dirimu tak terkalahkan oleh siapapun. Bicaramu kasar, dan engkau tak pernah merasa bersalah. Selamat jalan, pergilah, adikku…”
Yudhistira meneruskan langkahnya ditemani anjing putih yang setia itu. Hingga sampailah keduanya di puncak Gunung Mahameru.
Suasana hening. Siluet tubuh Yudhistira tampak merunduk menghitam dilatari salju. Rambut sebahu yang puluhan tahun disemati makuta berlian itu lusuh memburai.
“Semua telah pergi. Sebentar lagi giliranku. Duh Yang Maha Agung… terimalah adik-adik hamba…” Ia menarik nafas panjang, lalu membungkukkan badan berbicara kepada anjingnya. “Aku gundah bukan karena harus menghadapi ajalku. Namun aku tak tega meninggalkanmu sendirian di puncak gunung ini…”
Tiba-tiba anjing putih itu lenyap menjadi asap bergulung. Yudhistira terdongak mendengar suara gemuruh di angkasa. Dari balik awan Betara Indra muncul mengendarai kereta kencana yang dihela delapan kuda sembrani putih. Berhenti tepat di hadapan putera sulung Pandu Dewanata ini.
“Samiaji… ujar Betara Indra “adik-adikmu gagal karena hidup mereka sarat dengan pamrih. Mereka merasa bahwa dirinya “penuh berisi” padahal sejatinya “kosong”. Sedang engkau sebaliknya. Engkau “mengisi”, dengan “mengosongkan” dirimu”.
Betara Indra mengangsurkan tangannya “Ayo. Naiklah ke atas keretaku... kuantar engkau ke surga karena keutamaanmu”.
MORAL OF THIS STORY
Saudaraku. Kita tak harus menjejali diri penuh-penuh untuk “mengisi” diri kita, namun dengan "mengosongkan" hati. Percayalah... Sang Maha Pemberi akan mengisinya.

Semoga bermanfaat cuplikan-cuplikan dari Mahabharata yang tak lekang oleh waktu..

Wednesday, May 16, 2018

STATUS TERAKHIR

STATUS TERAKHIR
Bagus untuk d baca, renungan di pagi hari
Tulisan status terakhir Yockie Suryo Prayogo (musisi legendaris Indonesia) di FB tgl. 1 November 2017 (sebelum meninggal dunia Senin tgl 5 Februari 2018 kemarin)
Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu
Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan
Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat
Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu.
Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui Sedangkan engkau tidak mengetahui.
Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah
Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan.
Perbanyaklah bersyukur,  Alhamdulillah,  itu yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
Jangan selalu melihat ke belakang karena di sana ada masa lalu yang menghantuimu.
Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah.
Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.
Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer, singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian. Tapi kawanan domba selalu bergerombol.
Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol dia yang paling jauh diantara keempat itu.
Namun perhatikan engkau akan terkejut kalau semua jari-jari itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang sendiri, yang jauh dari mereka.
Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu akan tetapi banyaknya cinta dan manfaat yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.
Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan
Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa rumus kegagalan adalah sikap "asal semua orang"
Teman itu seperti anak tangga, boleh jadi ia membawamu ke atas atau ternyata sebaliknya membawamu ke bawah, maka hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.
Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.
Berlapang dadalah, maafkanlah, dan serahkan urusan manusia kepada Tuhan, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya akan berpulang kepadaNya.
Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud.
Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi.
Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan pergi.
Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME, karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.
Subhanallah wa bihamdihi subhanallah hiladzim.

Saturday, May 12, 2018

MISTERI KARUNG BESAR

MISTERI KARUNG BESAR
(Sebuah Cerpen oleh haridewa)
Akhir Februari 1995, bulan puasa sudah terlewati setengah perjalanannya. Kampus UNILA tempat Adit menuntut ilmu komunikasi mulai lengang. Boulevard yang biasanya ramai dengan lalu lalang mahasiswanya, kini sepi. Beberapa pohon akasia yang biasa digunakan untuk berteduh, entah berdiskusi mengenai mata kuliah, atau sekedar bercanda sesama kawan mahasiswa kini sendirian. Angkuh menghadapi tiupan sang bayu yang senang menggelitik dedaunannya.
Suasana semacam ini memang selalu berulang setiap tahun. Di pertengahan Ramadhan, jadwal perkuliahan semester tahun berjalan memang telah usai. Selain memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menyongsong hari kemenangan, juga persiapan guna menghadapi pergantian semester. Mahasiswa Universitas Lampung atau dikenal juga sebagai Kampus Hijau sebagian besar berasal dari luar Bumi Ruwa Jurai, sehingga menjelang libur panjang lebaran seperti ini, mereka pasti juga terjebak dalam euforia mudik menuju kampung masing-masing.
Meski tak ada satupun ajaran agama yang memerintahkan umatnya untuk berjibaku menuju kampung halaman pada saat jalanan begitu padatnya menjelang lebaran, namun rasa syahdu menikmati malam takbiran serta kelezatan hidangan lebaran di kampung halaman,  senantiasa menjadi candu yang membuat para mudikers selalu mengulang ritual tahunan mereka.
Adit yang berasal dari Yogyakarta bersama Ari sohibnya semenjak bangku SMA juga tak mau kalah meramaikan ritual mudik menjelang Iedul Fitri 1415H kali ini. Mereka telah memesan tiket bis ekonomi Giri Indah jurusan Tanjungkarang-Yogyakarta, yang akan berangkat siang ini jam 13.30 WIB.
Dengan kondisi keuangan orangtuanya yang hanya seorang petani buruh, yang mengerjakan sawah milik para juragan, maka Adit mesti puas menumpang bis ekonomi setiap kali mudik atau kembali ke Tanjungkarang. Berbeda dengan Adit, keadaan Ari sebenarnya lebih diuntungkan. Ayahnya merupakan orang penting di BUMN yang begerak di bidang telekomunikasi. Biasanya kalau tidak menggunakan pesawat udara, dia akan menumpang bis executive. Namun kali ini dia ingin merasakan 'nikmatnya' mudik menumpang bis ekonomi. Dan namanya saja bis ekonomi, maka tumpangan Adit dan Ari siang itu tidak memberlakukan 'seat number' seperti layaknya pesawat udara atau bis executive. Alhasil penumpang akan berebutan menaiki bis, begitu pintu depan dan belakang dibuka oleh kondekturnya.
Ketika siang itu Adit dan Ari sampai di pool bis Giri Indah yang terletak di bilangan Jl. Sukarno Hatta, situasi sudah sangat 'crowded'. Rupanya pintu bis baru saja dibuka. Para penumpang, tua-muda, laki-perempuan tak mau kalah, saling sikut untuk menjadi yang pertama memasuki bis besar berwarna merah itu.
Melihat situasi seperti itu Adit teringat pada kuliah Psikologi dasar yang pernah diambilnya yang mengulas tentang teori Psikonanalisis-nya Sigmund Freud. Bahwa dalam sebuah crowd (kerumunan), semua orang akan menjadi liar. Mereka akan saling sikat dan saling sikut, tanpa takut terdeteksi siapa yang memulai kerusuhan tadi. Prinsip yang dianut adalah everybody will be responsible. Pikiran bawah sadar mereka tahu bahwa makna everybody will be responsible artinya adalah nobody will do it. Kondektur sudah tidak mampu lagi mengatasi kekacauan siang itu.
Mulut Ari ternganga, setengah ngeri, melihat pemandangan yang baru pertama terjadi di depan matanya tersebut. Ya, dalam kebiasaannya menaiki bis atau pesawat, semua penumpang akan berbaris rapi menuju tempat duduknya masing-masing, sesuai dengan nomor kursi yang tertera pada tiket mereka. Adit tersenyum menyadari kengerian sahabatnya tadi.
Seolah mampu membaca kekhawatiran sahabatnya, dia mengambil ransel dari bahu sahabatnya tadi. "Tak perlu cemas kawan. Serahkan situasi ini padaku. Sini, mana ranselmu." Sejurus kemudian Adit menuju bagian tengah bis sambil menyambar sebuah kursi kayu yang tergeletak tak jauh dari badan bis tadi. Bertumpu pada kursi itu, Adit menggeser kaca bis dan melemparkan ranselnya serta ransel Ari ke atas jok. "Aman...", gumam Adit dalam hati. Setiap kali ada penumpang yang berusaha menempati jok berisi 2 penumpang yang sudah ada 2 ransel di atasnya itu maka Adit akan meneriakinya, "Maaf kursi itu sudah ada yang punya!"
***
Sambil memegangi kursi kayu tadi, Ari mengakui kecerdikan Adit. Dia tersenyum simpul sambil menghela nafas - bersyukur - karena tak perlu berebut kursi dengan penumpang bis yang rerata adalah pedagang, terlihat dari karung-karung besar yang mereka bawa. Senyum Ari pecah menjadi tawa ketika melihat adegan lucu yang agak tragis.
Dalam desakan penumpang yang berusaha naik melalui pintu belakang, dia melihat seorang lelaki tua sekitar usia 70-an yang beberapa kali terpeleset dan jatuh. Beberapa kali dia mencoba naik, namun selalu terpeleset. Apa pasal? Rupanya kakek tadi tidak mau melepas sebuah karung besar yang menggelendot di pundaknya. Kedua tangannya memegang ujung karung tadi, sehingga tidak ada yang tersisa untuk berpegangan pada handle pintu bis. Seorang perempuan paruh baya yang menggendong bayi berusaha mendorong dari bawah kakek yang ternyata ayahnya tersebut.
Penumpang lain mulai protes karena mereka terhalang oleh kakek beserta karung besarnya tadi. Akhirnya meski berhasil naik bis dan mendapatkan kursi agak di tengah namun karena karungnya menghalangi jalan penumpang lain, maka oleh kondektur, kakek tadi dipindahkan ke kursi paling belakang. Karena hanya di  kursi itulah tersedia ruang cukup lapang untuk meletakkan karung besarnya.
Ketika semua kekacauan sudah mereda, barulah Adit dan Ari menaiki bis. Ibarat pemain ganda putra yang baru saja memenangi All England, dengan tenang dan penuh kepercayaan diri mereka menuju tempat duduk mereka. Tersisa 2 kursi yang masih kosong karena telah bercokol ransel sebagai wakil diri mereka, sementara semua kursi kiri dan kanan sudah penuh sesak. Ketika melewati kakek dan karung besarnya, mereka sempat menduga-duga apa kira-kira isinya sehingga seolah kakek tadi enggan berpisah dengan karungnya.
Kini semua kursi telah penuh terisi, namun bis belum beranjak juga. Arloji di tangan Ari sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB. Luar biasa, dibutuhkan waktu satu jam hanya untuk memasuki bis dengan kapasitas 56 penumpang tadi.
Tapi tunggu dulu! Tetiba saja kondektur turun untuk kemudian naik lagi dengan membawa 4 bangku bakso. Bangku kayu memanjang yang kemudian disisipkan di koridor bis antar kota antar propinsi tadi. Di belakang kondektur tadi mengekor 16 penumpang tambahan yang akan menempati 4 bangku bakso tersebut. Luar biasa, bis ini kini berisi 72 penumpang, plus seorang sopir, seorang kondektur dan seorang kernet!
Subhanallah, rupanya ini alasan bis belum berangkat padahal semua kursi sudah penuh terisi. Adit dan Ari cuma bisa saling berpandangan sambil berbisik, "Pantesan banyak terjadi kecelakaan di negeri kita ini Dit, lha wong kaidah-kaidah keselamatan tidak pernah diindahkan oleh pelaku transportasi seperti bis ini".
Adit yang sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini segera menengadahkan kedua tangannya, mengajak Ari berdoa. “Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamun-qolibuun. Allahumma innaa nas’aluka fii safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.”
(Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga)
***
Sesaat lagi bis diberangkatkan. Kondektur melakukan cek tiket para penumpang, hanya memastikan bahwa tidak ada penyelundup di bis tadi. Tetiba saja kakek karung besar tadi melompat turun dengan tetap menggendong karung besarnya. Rupanya dia berlari menuju toilet umum yang terletak tak jauh dari bis diparkir. Para penumpang cuma bisa melongo memerhatikan sebuah karung besar merambat memasuki toilet.
Bis berangkat begitu kakek tua kembali menaiki bis, setelah dua kali lagi terpeleset! Untung saja kondektur bersedia membantu menarik kakek tua tadi ke dalam bis. Namun baru melaju beberapa kilometer, di seputaran pelabuhan Panjang, kakek tadi berteriak kepada kondektur untuk mencari WC umum. Rupanya hajat alamnya kembali berulah. Meski agak enggan, setelah berdiskusi dengan sopir, akhirnya bis merapat ke sebuah pompa bensin. Dan para penumpang kembali melongo melihat sebuah karung besar merambat memasuki WC umum. 
Menuju pelabuhan penyeberangan Bakauheni, bis beberapa kali berhenti di pom bensin demi memfasilitasi hajat alam kakek karung besar. Maklum bis yang ditumpangi Adit dan Ari tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas toilet, sehingga jika ada kondisi darurat seperti yang dialami kakek karung besar tadi, semua penumpang mesti ikut merasakan akibatnya.
Karena padatnya jalanan dan antrean kendaraan di pelabuhan, menjelang isya bis baru berhasil masuk lambung kapal. Semua penumpang memilih untuk naik ke dek, kecuali kakek karung besar. Dia lebih suka bergelung dengan karung besarnya di dalam bis, meskipun hawa di lambung kapal lumayan menyengat.
Adit selalu menikmati prosesi menyeberangi selat sunda ini. Dengan penuh minat dia mengamati setiap kendaraan yang memasuki lambung kapal yang seolah ditelan ikan paus itu. Ketika semua kendaraan telah berada di dalam kapal, maka jembatan yang dilewati kendaraan tadi akan terangkat kemudian menjadi penutup lambung kapal. Dia selalu takjub akan hukum alam yang sangat luar biasa ini. Bagaimana sepotong jarum dengan berat hanya beberapa gram saja akan tenggelam ketika dicemplungkan ke dalam air, namun kapal dengan bobot ribuan ton, belum lagi ditambah dengan ratusan kendaraan, kok bisa tetap mengapung. Bukan sekedar mengapung, bahkan mampu menghantarkan manusia dari satu pulau ke pulau lainnya.
Tentunya semua ini tak lepas dari jasa Archimedes, yang penasaran kenapa air selalu meleber dari bath-tub setiap kali dia berendam. Sampai kemudian dengan teriakan 'eureka' yang terkenal itu dia berhasil merumuskan hukum archimedes.
Berlandaskan pada hukum inilah semua jenis kapal beroperasi. Mengapung dan menjadi jembatan antar pula.
 ***
Dini hari menjelang subuh, bis telah berhasil menyeberangi selat Sunda dengan selamat. Dengan stabil bis meluncur di jalan tol Merak-Jakarta. Di tengah deru mesin diesel menembus kota metropolitan, terdengar sungutan kesal kondektur bis yang menolak mencari WC umum lagi. Rupanya perut kakek karung besar mengalami kompresi tingkat tinggi lagi. Seperti halnya mesin diesel dimana pembakaran terjadi pada kompresi tingkat tinggi yang menyebabkan bahan bakar mencapai titik didihnya dan meledak... Dhuaaaarr!!
Kondektur bersikeras untuk tetap melaju karena saat itu bis sedang berada di jalan bebas hambatan. Selain rawan celaka, mereka juga terancam mendapatkan surat tilang kalau berhenti di ruas tol tanpa adanya keadaan darurat. Wajah kakek tua sudah berwarna pucat kemerahan menahan kompresi perutnya yang semakin tinggi. Sebentar lagi 'bahan bakar' di dalam perut kakek karung besar akan mencapai titik didihnya. Dan dhuuar!
Menyadari situasi genting ini, Adit, Ari dan beberapa penumpang serentak meneriaki sopir, "Pirrr, minggir Pirrr, cari WC umum. Sebelum terjadi ledakan yang akan menebar bau yang tidak kita inginkan!" Sopirpun mengalah pada suara aklamasi penumpang yang telah melebihi quorum tersebut. Namun karena tidak melihat tanda-tanda keberadaan rest area di sepanjang ruas tol pagi itu, sopir akhirnya menepikan bisnya di daerah yang penuh semak belukar. Dengan sigap kakek karung besar melompat dan menyelinap di sela gerumbulan pohon lamtoro. Para penumpang melongo melihat sebuah karung besar lenyap ditelan semak belukar.
Begitu kakek karung besar telah duduk di kursinya, maka sopir bis segera memacu bisnya menuju Jakarta. Selain mengejar waktu yang banyak terbuang karena terlalu sering berhenti, dia juga tak mau kepergok Polisi Patroli Jalan Raya karena telah berhenti di ruas tol. Para penumpang kembali terbuai dalam lamunan mereka masing-masing. Tentang serunya bertemu dengan keluarga serta handai tolan di kampung. Ramainya malam takbiran keliling kampung. Menikmati aneka ragam hidangan lebaran yang hanya setahun sekali bisa ditemui.
Adit masih ingat pesan bapaknya tentang bagaimana memaknai momen Iedul Fitri. Sebagai Muslim yang besar di Jawa, bapak Adit menyebutnya sebagai lebaran. Dan dalam lebaran ini ada makna lain, yaitu leburan, luberan dan laburan. Lebaran mempunyai  arti lepas, bebas, sudah, selesai atau habis. Leburan berarti luluh, lebur, atau diampuni (berkaitan dengan salah dan dosa), luberan berarti luapan (meluap), dan laburan berarti melapisi dengan kapur (dinding rumah pada masa lalu biasanya dilabur, dicat dengan kapur putih).
Lebaran dimaknai sebagai selesai atau sudah, yaitu sudah dan selesai menggembleng diri dan mengendalikan diri melalui puasa. Dan pada momen Idul Fitri, umat Muslim juga melakukan luberan, meluapkan rezeki  dengan membagikan zakat bagi warga masyarakat yang kekurangan. Idul Fitri dirayakan dengan semangat berbagi, sharing dalam kehidupan.
Sedangkan leburan bermakna meluluhkan segala kesalahan dengan saling memaafkan dan membangun silaturahmi baru yang lebih baik dengan sesama ciptaan Allah. Leburan melengkapi proses pengendalian diri  melalui puasa untuk kembali pada fitrah manusia dengan cara saling memaafkan atas kesalahan.
Sedangkan laburan dimaknai sebagai membangun lembaran baru yang lebih bersih dan lebih 'putih'. Setelah berpuasa selama tiga puluh hari dengan mencapai pengendalian diri, kehidupan berikutnya menjadi lebih baru, termasuk dalam relasi dan silaturahmi  dengan sesama manusia.
***
Dalam keheningan yang riuh rendah di kepala masing-masing penumpang pagi itu, tetiba saja terdengar isak tangis perempuan paruh baya anak kakek karung besar. Sontak para penumpang tersadar dari petualangan bawah sadar mereka dan mencari sumber isakan tadi.
"Ada apa Bu?, penumpang yang duduk di samping perempuan tadi mencari tahu. "Huhuhuhu Baapaaak!", perempuan tadi menjawab lirih sambil masik terus terisak. Para penumpang berbisik-bisik berspekulasi, jangan-jangan terjadi apa-apa pada bapaknya. Jangan-jangan kakek karung besar meninggal karena dehidrasi. Beberapa penumpang bahkan sudah mengucap kalimah istirja. Innallillahi wa innailaihi rajiuun.
“Iya, bapaknya kenapa?“, sambung penumpang tadi ikut cemas. “Bapak khan men... mencret“, jawab perempuan paruh baya tadi terbata-bata. “Iya, kami tahu, bapak situ mencret, wong kami juga ikut terkena imbasnya kok“, kata penumpang tadi mulai tidak sabar, “Tapi kenapa pagi-pagi begini situ sudah nangis?“
“Tadi waktu bapak buang air di semak-semak, karena terlambat membuka celana, ternyata celana kolornya terkena kotorannya. Terus......terus, kolor itu dibuang“, masih dengan terbata-bata perempuan paruh baya tadi berusaha menceritakan ‘musibah‘ yang menimpa bapaknya.
Dengan menahan tawa, penumpang tadi mencoba menghibur, “Halah, cuma celana kolor kok ditangisi. Nanti beli lagi khan gampang! Sudah, jangan nangis lagi. Yang penting bapak situ nggak kenapa-napa to?“
“Bbu..bukan gitu Oom, mma.. masalahnya duit bapak saya duaratus ribu dijahit di kolor itu. Tadinya dia pikir disembunyikan di karungnya. Ternyata Bapak lupa kalau duit itu dijahit di saku kolornya, huaaaa huaaa”, meledaklah tangis ibu tadi meratapi kehilangan uang duaratus ribunya *).
Tanpa dikomando lagi di pagi yang hening itu terjadi koor tawa yang heboh. "Hahahahahaha...! Wkwkwkwkwk...! Xixixixixi...! Dhuar...!"
Menyadari ceritanya ditanggapi dengan tawa bersama, tangis perempuan paruh baya tadi makin menjadi, "Huaaa huaaa...! Huuuu huuu...! Hiiiii hiiii...!"
Sementara di kursi belakang bis, kakek tua sudah melepaskan karung besarnya. Menyesal dia mati-matian menjaga karung besar itu, karena ternyata harta karunnya berada di saku celana kolor yang telah dia campakkan di dalam semak belukar.
Tak tega Adit menyaksikan situasi yang kelucuan dan ketragisannya melebihi skenario sinetron yang sedang marak lintang pukang memenuhi layar kaca kita. Sebagai mahasiswa yang daya kritisnya senantiasa diasah di dalam maupun luar civitas akademika, nurani Adit tergerak untuk membantu keluarga malang tersebut.
Bergegas ditariknya tangan Ari untuk melakukan sebuah aksi heroik. Dilepas topinya dan diberikan kepada Ari untuk dijadikan keropak sumbangan. Kemudian Adit melakukan sedikit orasi, "Bapak-bapak, Ibu-ibu, Mas dan Mbak yang budiman, seperti kita saksikan bersama di hadapan kita ada satu keluarga yang sedang dilanda kemalangan. Betapa sangat jahatnya kita jika tidak mendengar rintihan kesengsaraan keluarga ini yang berlarut-larut dalam waktu yang mungkin tidak dapat dihitung dengan angka. Uang duaratus ribu yang mereka kumpulkan selama beberapa bulan raib hanya dalam kejapan mata. Adam Smith pernah berkata Homo homini socius yang artinya manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini. Inti dari pikiran ini adalah bahwa manusia akan butuh orang lain dalam hidupnya untuk berinteraksi. Nah, kali ini keluarga ini merupakan pihak yang sedang membutuhkan bantuan kita. Maka sebagai mahluk sosial, saya mengajak Bapak, Ibu, Mas dan Mbak untuk menyumbang uang seikhlasnya guna mengganti tabungan mereka yang telah hilang tadi. Silakan masukkan bantuan Bapak, Ibu, Mas dan Mbak ke dalam topi yang akan diedarkan kawan saya ini"
Entah karena orasi Adit, atau karena masih berada di bulan ramadhan, dalam waktu singkat terjadi luberan uang 'urunan' sebesar Rp 190.000, yang kemudian digenapkan oleh pak sopir menjadi Rp 200.000.
Mewakili seluruh penumpang bis Giri Indah, pagi itu Adit menyerahkan dana urunan kepada perempuan paruh baya itu, "Ibu, silakan diterima uang tanda simpati kami semua ini dengan baik. Semoga bermanfaat"
"Matur sembah nuwun Nak.", dari kursi belakang terdengar kakek tua itu menjawab. "Terimakasih penumpang sekalian. Terimakasih mas kondektur. Terimakasih pak sopir. Mohon dicarikan WC umum lagi. Dorongan ini sudah tak sanggup kakek tahankan lagi!"
Saat itu bis sudah sampai di Jakarta. Sopir mengarahkan bis memasuki rest area. Dengan sigap kakek tua tadi berlari menuju WC umum. Para penumpang menahan senyum kecut melihat sepotong tubuh kurus ditelan pintu WC umum. Mereka tidak berani berspekulasi bakal berapa kali lagi berhenti sebelum sampai di kota tujuan yaitu Yogyakarta.
Tanjungkarang, 21 Juni 2018
***
Catatan:
*) Duapuluh tiga tahun lalu dengan uang duaratus ribu, kita bisa membeli emas seberat sekitar 7 gram. Dengan harga rata-rata emas sekarang sekitar 700 ribuan, maka uang ibu itu berarti setara dengan 4,9 juta. Sebuah angka yang lumayan besar bagi mereka.
- Urunan: iuran
- Matur sembah nuwun: Terimakasih banyak