Tuesday, March 29, 2016

INDONESIA BANGKIT!

Indonesia Bangkit!
Transkripsi Kuliah Umum Presiden Joko Widodo pada tanggal 11 Maret 2016, di Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja
Yang saya hormati Bapak Rektor UNS beserta seluruh civitas akademika dan keluarga besar UNS
Yang saya hormati Gubernur Jawa Tengah, seluruh wali kota, bupati, gubernur yang hadir, pimpinan dan anggota dewan DPR, DPRD
Hadirin Bapak Ibu sekalian yang berbahagia.
Alhamdulilah saya sudah jadi kakek. Saya kaget, perasaan saya, saya masih muda, apapun saya syukuri.
Hari ini saya akan berbicara yang berkaitan dengan persaingan. Kalau UNS, pada lustrum kali ini mengangkat internasionalisasi UNS berbasis budaya nasional, saya kira apa yang saya sampaikan juga berkaitan dengan itu, berkaitan dengan persaingan global, berkaitan dengan keterbukaan, berkaitan dengan kompetisi.
Bapak Ibu sekalian yang saya hormati,
Dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, sekarang kita dihadapkan pada yang namanya kompetisi, yang namanya persaingan. Tidak hanya kota dengan kota, provinsi dengan provinsi, individu dengan individu, tetapi juga sekarang sudah masuk kepada persaingan negara dengan negara.
Kalau kita lihat di gambar (slide menunjukkan gambar para pemimpin ASEAN) ini kepala negara, kepala pemerintahan di ASEAN, setiap bertemu pasti bergandengan tangan seperti yang ada di gambar, bergandengan tangan. Tetapi di dalam pikiran saya, mereka adalah pesaing-pesaing kita, kita berkompetisi dengan mereka. Iya, karena kita juga rebutan dengan mereka untuk arus modal masuk, arus investasi masuk, arus uang masuk ke negara mereka, rebutan dengan kita menawarkan fasilitas-fasilitas, menawarkan insentif-insentif.
Itulah persaingan dan sudah tidak bisa kita tolak lagi, tidak bisa kita bilang nanti dulu, sudah tidak bisa. Inilah keterbukaan yang akan terus kita hadapi, bukan hanya di Masyarakat Ekonomi ASEAN, mau tidak mau sebentar lagi kita dihadapkan pada blok-blok perdagangan yang kalau kita tidak siapkan SDM-SDM kita, akan ditinggal kita oleh yang namanya kompetisi dan persaingan itu.
Ada FTA (Free Trade Agreement) EU (Uni Eropa), ada RCEP bloknya Cina, ada TPP bloknya Amerika. Sudah ngeblok, ngeblok, ngeblok, kita ikut atau tidak? Kalau bilang tidak mau ikut, RCEP gak mau ikut, FTA-nya EU gak mau ikut, TPP-nya bloknya Amerika. Apa yang terjadi? Begitu barang kita kirim ke sana dikenai pajak 20%. Begitu kita kirim produk ke negara sana, kita kena pajak 15%. Artinya apa? Barang kita gak mungkin bisa bersaing dengan negara lain, karena negara lain nol (pajak) yang ikut, yang tidak kena 20%. Oleh sebab itu, sekali lagi semuanya harus dikalkulasi. Ikut, untungnya apa? Tidak ikut, ruginya apa? Ini kompetisi.
Kemudian kalau kita melihat, sebenarnya tantangan ke depan, visi jauh ke depan itu akan seperti apa sih kita ini? Kita lihat masalah pertambahan penduduk dunia. Coba kita lihat pada tahun 2043, jumlah penduduk dunia akan 12,3 miliar. Meningkat drastis dua kali, apa yang akan terjadi pada tahun-tahun itu, yang harus kita persiapkan dari sekarang. Pada saat itu orang akan rebutan, dunia akan rebutan dua hal.
Yang pertama, energi pasti rebutan. Yang kedua, masalah pangan pasti rebutan. Akan rebutan dua hal itu dan keuntungan kompetitif kita adalah kita mempunyai itu. Kita mempunyai energi fosil, kita punya. Energi yang baru terbarukan, kita juga mempunyai. Pangan kita punya tetapi belum dikelola baik, energi kita juga punya tapi belum dikelola dengan baik. Sehingga memerlukan sebuah strategi besar negara ini, strategi besar ekonomi, strategi besar politik global, strategi besar pemikiran-pemikiran ke depan. Lima puluh tahun yang akan datang, 100 tahun yang akan datang, 1000 tahun yang akan datang harus dihitung dari sekarang dan harus dipersiapkan dari sekarang. Kalau jumlah penduduk sudah lipat dua, rebutannya hanya dua nantinya sekali lagi pangan dan energi, dan kita memiliki potensi dan kekuatan itu.
Pada saat saya ke Merauke tapi bukan di kotanya, masih dua jam dari Merauke. Saya melihat hamparan datar, luas, ada air, 4,2 juta hektar. Setelah saya hitung-hitung, kalau itu ditanami padi semuanya, itu sudah lebih dari produksi nasional kita sekarang. Kalau dikelola dengan manajemen yang baik, dikelola dengan cara-cara pertanian modern itu sudah lebih dari produksi nasional kita yang kurang lebih sekarang ini diatas 70 juta ton. Di sana saya hitung kurang lebih bisa mencapai 100-110 juta ton, hanya satu kabupaten. Padahal di situ kanan kirinya ada empat kabupaten yang memiliki kurang lebih hal yang sama.
Inilah kekuatan ke depan kita, energi kita semuanya punya, yang fosil, minyak, gas, kita ada semuanya. Batu bara kita punya semuanya. Hanya sekali lagi, kesempatan itu sering hilang karena strategi manajeman ekonomi kita, tidak kita rancang secara baik. Angin kita ada, yang terbarukan geothermal, matahari, yang tanaman kita ada semuanya, sawit bisa jadi biofuel, biodiesel, semuanya ada, semuanya. Ini hanya masalah manajemen, masalah pengelolaan.
Inilah saya kira tantangan kita ke depan dan harus kita persiapkan dari sekarang. Perguruan tinggi semestinya juga menyesuaikan itu, apa tantangan ke depan dan apa yang harus disiapkan oleh SDM-SDM perguruan tinggi, konsentrasi kita kemana? Ini harus ditentukan dari sekarang.
Oleh sebab itu, dalam persaingan, kembali kepada persaingan, yang kita perlukan adalah semua hal yang berkaitan dengan produktifitas, semua hal yang berkaitan dengan kecepatan, semua hal yang berkaitan dengan etos kerja, semua hal yang berkaitan dengan efisiensi. Kita harus punya hal-hal itu yang kita harus siapkan SDM ke depan karena persaingan nantinya bukan hanya persaingan barang dan jasa saja, tapi persaingan individu, SDM kita dengan SDM negara lain karena sudah ndak bisa kita cegah. Arus dokter masuk, arus profesional yang lain masuk, kita masuk ke sana tapi sewaktu juga mereka bisa masuk ke sini.
Tapi sekali lagi jangan takut dan jangan kuatir dengan itu, karena juga kepala negara yang lain, presiden, perdana menteri yang lain di lingkup ASEAN, bisik-bisik ke saya.
“Pak, kami takut, kami kuatir nanti orang Indonesia yang jumlahnya 252 juta itu akan masuk semuanya ke negara kita.”
Artinya apa? Negara-negara sekitar kita takut semua dengan kita. Jadi saya titip, kita jangan takut. Wong orang lain takut kok, presiden negara lain takut, kalau perlu kita takut-takuti supaya makin takut.
Janganlah kita, aduh saya kalau mendengar komentar terutama di media sosial, itu yang harus kita benahi. Budaya-budaya etos kerja, budaya-budaya berpikir positif, positive thinking, budaya-budaya optimisme, ini yang harus kita bangun. Sehingga negara lain melihat kita betul-betul, bukan hanya takut tapi ngeri dulu karena mereka ngomong sendiri.
“Bayangkan, Pak, kalau separuh dari penduduk Indonesia masuk ke negara kita (negara mereka), bagaimana kita bisa bersaing?”
Mereka takut loh, jangan dipikir mereka tidak takut dengan kita. Oleh sebab itu, yang diperlukan adalah bagaimana kita ini membenahi hal-hal yang kurang dan dalam waktu yang secepat-cepatnya. Sekali lagi ini persaingan, ini kecepatan.
Tadi tertulis di situ dwelling time, hal-hal seperti itu. Ini masalah bongkar muat saja di pelabuhan yang saya ngamuk betul di situ, tapi tidak kelihatan wartawan. Saya masukkan ke dalam ruangan, betul-betul saya marah betul.
Bongkar muat di pelabuhan, di Singapura hanya 1 hari, di Malaysia hanya 2 hari, kita masih 6-7 hari saat itu, saat itu waktu saya masuk Tanjung Priok. Saya datang ke sana tapi memang 3 hari sebelumnya mereka tahu, saya akan ke sana, disiapkan monitor-monitor, dijelaskan tentang invoice, packing list harus seperti. Saya sampaikan, saya hidup ngurusin ekspor impor di pelabuhan itu 24 tahun, gak usah terangin.
Saya tanya sampai saya ulang tiga kali, ini yang gak bener siapa? Bea Cukai atau Pelindo-nya atau Kementerian Perdagangan atau Kementerian Pertanian, karena terlibat di situ banyak sekali ternyata. Gak dijawab, malah jawabnya bolak balik ke invoice, packing list PT. Apa, gak usah diterangin itu. Pertanyaan saya, siapa yang selama ini paling lambat? Gak dijawab-jawab kemudian saya masukkan ruangan, saya marahin habis. Dan ada satu menteri dengan terpaksa saya copot, saya ganti gara-gara dwelling time. Karena 6 biilan saya beri waktu, saya minta turun, gak turun sama sekali.
Tapi saat ini sudah masuk Januari ke 4,7 sekarang sudah masuk antara 3 dan 4 (hari), turun terus sudah. Kita harapkan, saya targetkan bulan depan sudah masuk pada posisi angka 3. Kalau angka 3 sudah mendekati 2 boleh lah, 7-6 hari ngurus kayak gitu. Biaya setelah saya hitung-hitung, biaya yang hilang hampir 740 triliun karena ketidakefisienan seperti itu. Ini masalah kecepatan, hanya masalah kecepatan. Tapi saya yakin tahun ini pasti, 3 (hari) itu Insya Allah akan kita dapatkan dengan cara apapun, apa ganti menterinya lagi atau yang lain.

Yang ke dua, ini juga kecepatan. Saya sudah tekankan, saya dapat banyak masukan lagi di daerah, dari daerah baik di kabupaten, kota, provinsi, sama masalah perizinan. Sehari setelah dilantik yang saya urus itu.
Saya datang ke BKPM, ini masalah penanaman modal. Saya tanya ke sana, bagaimana izin di sini? Saya tanya ke pemohon kan. Bisa 6 bulan, 8 bulan, bisa setahun. Saya sudah mikir ini pasti tergantung, kalau 6 bulan berapa, kalau 8 bulan berapa, kalau setahun berpa. Sudahlah ngerti, itu makanan sehari-hari sebelum saya masuk ke pemerintahan, ngertilah sudah.
Saya perintah saat itu semua kementerian yang ada izin-izin masukkan ke satu pintu di BKPM, ada 21 kementerian harusnya masuk ke sana. Saya tunggu 3 bulan masih separuh. Ini kan mendelegasikan kewenangan kepada BKPM, saya ngerti kenapa pada sulit, karena di situ ada ‘kue’-nya. Bapak Ibu tahu ya ‘kue’ ya? Karena ada ‘kue’ ya, gak mau. Tapi begitu saya sudah ngomong, tidak ada tawar menawar lagi, saya beri waktu. Akhirnya 21 menyerahkan ke sana kewenangannya.
Tiga bulan setelah itu, saya cek lagi masih seminggu dua minggu kalau izin, tapi kan sebelumnya bulan menjadi seminggu dua minggu. Saya sampaikan, saya gak mau, kenapa masih seminggu dua minggu?
“Pak, memang sudah diserahkan ke sini tapi tanda tangan masih di kementerian.”
Ini akal-akalan saja ini. Saya sampaikan kepada menteri, diserahkan total ke BKPM. Saya sampaikan kepada Kepala BKPM, saya minta tidak minggu lagi. Saya gak mau hari, tidak mau minggu, ngurus izin jam. Ini jamannya computerized, jamannya IT.  Saya pernah coba yang ngurus SIUP TDP, SIUP itu apa sih, hanya ada 6. Nama perusahaan, nama pemilik, alamat, modal usaha, jenis usaha, hanya gitu-gitu.
Coba saya mau coba dengan yang ada di meja front (depan). Di oba, saya hitung dua menit. Ini kok masih minggu, masih bulan ngurus kayak gitu. Kenapa ini dua menit, jadinya kok masih minggu? Kenapa, saya tanya langsung? Saya memang senang ke daerah, ke lapangan karena saya ingin ngerti detil hal-hal seperti itu. Saya ingin ngerti mikro tapi saya juga ingin ngerti makronya, saya ingin nguasai itu. Apa jawabnya? Kenapa ini dua menit? Tapi tadi saya tanya pemohon bisa seminggu-dua minggu.
“Iya, Pak. Kalau di saya dua menit bisa, tapi yang di lantai 3, yang di atas itu yang lama.”
“Loh? Siapa yang di atas itu?”
“Yang tanda tangan, Pak, Pak Kepala.”
Ini ternyata yang tanda tangan malah dua minggu, tanda tangan satu detik kan rampung.
Hal-hal seperti yang kita akan kalah dalam kompetisi kalau tidak dihilangkan. Saya sudah minta bupati, wali kota, semuanya harus ngikutin hal-hal seperti itu. Kalau kita ingin memenangkan kompetisi. Kalau tidak, kita ditinggal oleh negara lain. Pilihannya hanya itu, menang atau kita ditinggal. Kalau saya, saya ingin menang dan saya harapkan seluruh rakyat juga ingin negara kita menang.
Kecepatan, pelayanan, kemudian apa lagi yang tidak efisien? Itu yang akan terus kita lakukan, yang lama, yang tidak efisien, yang menyebabkan kartelisasi, yang menyebabkan oligopoli, semuanya harus hilang.
Petral ini juga sama. Bapak Ibu tahu Petral ya? Beli minyak, beli minyak kita kan beli bisa yang G to G langsung, pemerintah ke pemerintah jelas lebih murah. Ini kenapa lewat orang yang ke tiga, yang di tengah? Sudah bertahun-tahun gak bisa hilang, saya sudah perintah ke menteri. Bubarkan itu, bekukan, bubar! Menterinya tanya saya lagi, “Pak, Bapak serius?”
Sudah diperintah, dibubarkan, bubarkan! Karena menteri kerjanya masih ragu-ragu. Kalau dua kali tanya, baru, ditegasin itu baru ya bubar sekarang. Ini yang menyebabkan ketidakefisienan tapi banyak yang gak seneng, saya tahu banyak sekali. Karena di sini bukan puluhan triliun lagi, hmm..ngerti saya.
Jadi untuk memperkuat daya saing pemerintah melakukan perubahan-perubahan yang fundamental, pengalihan subsidi yang konsumtif kepada yang produktif. Coba setiap tahun kita dulu kehilangan 300 triliun untuk subsidi, yang disubsidi siapa?  Yang disubsidi siapa? Saya cek di data 82% itu yang disubsidi ternyata yang punya mobil, Bapak Ibu Saudara-saudara semuanya dapat subsidi coba. Terus yang di desa dapat apa? Yang nelayan, yang usaha mikro kecil-kecil dapat apa?
Oleh sebab itu, perubahan itu harus dilakukan, termasuk pembubaran Petral, politik anggaran yang selama ini kita konsentrasi dan fokus pada infrastruktur, pada pendidikan dan kesehatan. Kemudian pembangunan yang tidak Java-centris tetapi Indonesia-centris itu yang akan terus kita lakukan. Kemudian hilirisasi, industrialisasi, gak bisa lagi kita kirim ke luar sekarang mentahan (raw material). Gak, harus diolah di sini. Karena nilai tambah itu harus berada di Indonesia.
Juga infrastruktur kita, karena dua menurut saya yang sangat penting. Selain tadi, masalah aturan-aturan, kecepatan, pelayanan, infrastruktur menjadi sangat penting sekali. Percuma kita melayani cepat tetapi begitu masuk ke pelabuhan-pelabuhannya terlalu kecil, kapal besar gak bisa masuk, sehingga yang dibangun harus pelabuhan. Ini di Kuala Tanjung sudah mulai tahun kemarin, Makassar New Port sudah mulai tahun ini, di Sorong akan kita mulai. Sudah, gak ada pilihan-pilihan. Konektivitas hubungan antar provinsi antar pulau karena kita harus sadar kita mempunyai 17.000 pulau.
Kemudian infrastruktur yang lain, kayak jalan tol, jangan di Jawa saja donk. Di luar Jawa juga sangat penting, karena ini sekali lagi, kecepatan mobilitas barang, mobilitas manusia. Ini di Trans Sumatera, ini sudah seperti gambar ini (gambar jalan tol Trans Sumatera) meskipun baru kecil sekali yang jadi. Tapi yang penting buat saya, dimulai, masalah diselesaikan kalau ada, tapi dimulai dan di luar Jawa.
Biasanya kalau Presiden itu ground breaking, sudah, iya kan? Tapi memang seharusnya seperti itu, tapi saya nggak. Setelah ground breaking, dia bulan saya cek lagi, empat bulan saya cek lagi. Saya ke tol Trans Sumatera ini sudah lima kali, semua yang besar-besar pasti akan saya kontrol. Saya cek, saya kontrol, saya cek, saya cek, saya cek lagi pasti, saya pastikan. Saya ingin melakukan ini agar yang bekerja di bawah itu betul-betul, pertama semangat, yang ke dua merasa bahwa dia bekerja diawasi. Kadang-kadang juga ada yang ngerasa-ngerasa, ini Presiden kok setiap hari ke sini? Biar, gak apa-apa.
Bandara kecil-kecil, yang di Rembele. di Bener Meriah, di Sorong, ingin sekali dikonektivitas. Saya ngerti, begitu saya cek di Trans Sulawesi, kereta api ini transportasi yang paling murah, darat itu yang paling murah ya kereta api. Ini sudah direncakankan 30 tahun yang lalu, tol Trans Sumatera juga katanya sudah 35 tahun yang lalu sudah direncanakan, direncanakan.
Kalau saya gak berfikir panjang-panjang. Sudah putuskan, jalan, putuskan jalan. Kenapa seperti itu? Infrastruktur itu semakin diundur akan semakin mahal, saya berikan contoh MRT di Jakarta. Pembebasan lahan ada 100 juta, 150 juta, 200 juta coba per meter. Coba itu dibangun 25 tahun yang lalu, paling hanya masih sejuta lima juta, itu baru pembebasan lahan, belum harga keretanya, sudah lipat.
Jalan-jalan desa juga perlu karena komoditas produk itu dimulai dari desa. Oleh sebab itu, dana desa tahun kemarin 21 triliun, tahun ini 47 triliun. Kenapa ini penting? Karena desa itu adalah dimulainya produk-produk itu berangkat, entah yang namanya beras, entah yang namanya palawija, yang namanya holtikultura semuanya asalnya dari situ. Kalau jalannya gak baik, bagaimana mobil bisa datang di desa itu? Produk-produk bagaimana bisa dikirim ke kota kalau jalannya seperti yang ada di seberang sana (menunjuk gambar jembatan yang rusak), kalau jalannya seperti itu. Padahal hanya delapan bulan bisa dibangun seperti yang sebelah kanan (gambar jembatan baru). Kita sudah bangun ini, saya coba saja ke Menteri PU, dicoba saja satu provinsi saja jembatan kecil-kecil coba yang bergelantungan seperti itu dibangun semuanya.
Di Banten, kemarin dibangun berapa? Sepuluh, tapi setelah ini akan dibangun lebih banyak karena saya mau ngecek dulu harganya berapa. Saya itu paling cerewet masalah harga. Cek dulu, bener, oke jalan. Kalau saya ke lapangan, ini kalau saya cek 5 kali. Pak Menteri PU pasti 10 kali, iya donk. Kalau presidennya 5 kali, menterinya pasti 10 kali, dua kali lipat ini pasti. Nanti dirjen-nya pasti ngecek ke bawahnya 20 kali, nanti bawahnya lagi direktur atau apa pasti 40 kali, pasti seperti itu. Ini manajemen kontrol ya seperti itu. Manajemen itu apa sih, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan mengontrol, mengawasi. Hanya itu.
Kemudian masuk tadi ke masalah pangan. Bagaimana kita bisa menanam, menanam, menanam kalau air tidak disediakan? Sehingga memang kita gila-gilaan, saya sudah sampaikan ke menteri sudah bangun setelah lihat lapangan semuanya 49 waduk dalam 5 tahun ini. Tahun kemarin 13, tahun ini 8, tahun depan lagi tambah, tambah, tambah. Karena kuncinya di situ, pangan.
Sekali lagi, energi dan pangan. Konsentrasi untuk memenangkan pertarungan global itu hanya dua itu. Orang nanti kalau kita sudah betul-betul butuh bendungan semuanya ada. Suatu saat, saya gak tahu tahun berapa, orang akan bisa datang, kepala pemerintahan/kepala negara, “Pak Presiden, mohon kami bisa dikirim dari Indonesia beras sekian juta ton.”
Akan bisa berbondong-bondong seperti itu karena jumlah penduduk sudah lipat dua kali, akan ada kejadian seperti itu. Ini yang harus kita persiapkan, mulai dari irigasi kecil  itu harus diurus. Gak tahu berapa puluh tahun irigasi kecil kita ini. Kita suruh cek kemarin 52% rusak total, rusak berat.
Dan terakhir, saya ingin mendorong UNS untuk juga konsentrasi menembangkan riset serta hilirisasi yang kompetitif, untuk menjawab keperluan-keperluan tadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pasar yang ada. Ini harus menyesuaikan, perguruan tinggi mestinya menyesuaikan itu. Kalau kebutuhan pasar, kebutuhan masyarakatnya di pangan mestinya heavy-nya agak ke sana, energi heavy-nya juga ke sana.
Saya minta riset-riset yang memperkuat inovasi, yang memperkuat competitiveness, daya saing itu terus dilakukan. Perguruan tinggi juga perlu mengembangkan tema-tema riset yang strategis, tidak hanya kita riset untuk kita sendiri tapi betul-betul tematis dan arahnya, goal-nya, ke mana itu harus kepentingan masyarakat, kebutuhan masyarakat dan bisa dipakai oleh pasar baik industri, baik manufaktur, dan juga sisi pertanian, sisi nelayan. Proyek-proyek nasional yang berbasis riset, yang UNS juga sudah melakukan di bidang mobil listrik, sepeda motor listrik, saya kira harus terus dikembangkan.
UNS sebagai universitas yang berkembang menuju kelas dunia harus aktif dan juga mempersiapkan diri menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan menjadikan UNS tidak kalah dengan universitas-universitas lain di dunia dan nantinya menjadi kebanggan kita, menjadi kebanggaaan Indonesia. Standar-standar intenasional karena sekali lagi kompetisi ini tidak hanya kota dengan kota, tidak hanya negara dengan negara, tapi univesitas di sini dengan universitas di negara yang lain, saya kira ini yang harus menjadi standar-standar kita.
Saya memberikan penghargaan, memberikan apresiasi kepada UNS yang telah diterima kehadirannya sebagai kampus yang peduli pada rakyat, kepada wong cilik khususnya yang fokus pada pemberdayaan UMKM, yang saya lihat dari dulu konsistensi UNS dalam pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah yang mengakar dalam masyarakat dan saya kira ini bisa diangkat dalam forum-forum nasional maupun global.
Pada saat ini, UNS juga memiliki pusat studi UMKM dan prodi S2, S3 mengenai pemberdayaan mayarakat, dengan bidang konsentrasi salah satunya adalah pemberdayaan UMKM, ini memang harus fokus, harus tematis. Maka UNS juga harus hadir di ujung-ujung pelayanan pendidikan dengan tri darma perguruan tingginya dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, selama dies natalis ke-47 dan lustrum ke-8 kepada selurtuh keluarga besar UNS. Selamat bekerja, selamat berkarya. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
=========================
Eko Sulistyo, Wahyu Susilo, Wiharti Ade Permana, Ronggo

Monday, March 28, 2016

PAIDA LAJIN - KESEHATAN SAYA, SAYA KELOLA!

KESEHATAN SAYA, SAYA KELOLA!
PAIDA LAJIN adalah metode pengobatan Tiongkok yang memakai tepukan dan tamparan ke permukaan kulit untuk menarik racun keluar tubuh dan untuk memulihkan kesehatan dengan memperlancar aliran Qi (energi) dalam meridian. Kelancaran aliran Qi akan memperlancar aliran darah. Bagian tubuh yang ditepuk dan ditampar, otomatis akan mengumpulkan Qi dan darah, kemudian mempercepat sirkulasi. Median yang tidak tersumbat lagi akan membantu memperbaiki bagian rusak dan meningkatklan Sistim Kekebalan Tubuh.
URUTAN PAIDA:
Langkah 1 : Paida pada Kepala.
Langkah 2: Paida bagian Pundak
Gunakan masing-masing tangan untuk menepuk pundak bagian yang berlawanan. Tepuk sekeliling pundak
Langkah 3: Pada pada Ketiak
Penderita sakit jantung, paru-paru atau masalah payudara, harus lebih sering melakukan tindakan ini.
Langkah 4: Paida pada sisi dalam kedua siku
Langkah 5: Paida Punggung Kedua Telapak Tangan
Letakkan satu tangan di lutut dan Paida punggung telapak tangan dengan tangan yang satunya. Terasa lebih sakit pada punggung tangan, namun makin sakit, makin efektif hasilnya.
Langkah 6: Paida pada Lutut
Gunakan kedua tangan untuk menepuk bagian depan, belakang, dalam dan samping. Langkah ini dapat dilakukan untuk seluruh kaki atau tungkai yang nyeri. Lengkapi dengan Lajin (peregangan) untuk mendapat hasil yang baik
Langkah 7: Paida pada Kaki
Tepuk bagian punggung kaki, telapak kaki dan tumit. Tindakan ini selain menyembuhkan masalah sakit di kaki, tapi juga menyembuhkan penyakit organ
Catatan:
1.   Paida hanya digunakan untuk penyembuhan diri sendiri. Ini bukan merupakan prosedur pengobatan yang formal
2.   Makin banyak penyakit, makin sering dan makin lebih lama (setidaknya satu jam setiap kali), anda perlu melakukan Paida setiap hari
3.   Sha (lebam) menunjukkan kondisi fisik dan racun yang dibuang keluar tubuh. Lanjutkan Paida dengan keyakinan bahwa tubuh anda sedang menyembuhkan diri sendiri
Promotor: Mr. Hongchi Xiao dan Tim E-Dao

Sunday, March 27, 2016

BRUNEI EKSEKUSI RAJAM PELAKU LGBT

Brunei Eksekusi Rajam Pelaku LGBT

Jawaban tegas Sultan Brunei ketika KECAMAN keras dunia Barat soal EKSEKUSI RAJAM PELAKU LGBT; yang di berlakukan oleh Sultan Brunei.
Dunia Barat seakan kebakaran jenggot dengan penerapan Hukum RAJAM yang diberlakukan di Negara Brunei Darussalam, bagi para pelaku LGBT, sodomi, pemerkosaan dan Zina. Dunia Barat melancarkan kecaman yang tentu saja aneh dan tidak beralasan. Karena penerapan Syari’at Islam di Brunei berlaku untuk wilayah teritorial Negara Brunei Darussalam, dan yang mendapat dampak dari kebijakan tersebut adalah warga negara Brunei itu sendiri.
Akan tetapi, kebijakan penerapan Syari’at Islam membuat banyak pihak yang merasa terganggu akan kepentingannya di Negara tersebut. Mereka lantas mencari celah untuk menggembosi kebijakan tersebut.
Setelah Brunei Darussalam memutuskan untuk menerapkan Syari’at Islam di Negaranya, banyak pihak yang anti-Syari’ah terguncang. Media Barat ramai-ramai mengecam kebijakan tersebut, menganggap bertentangan dengan hukum internasional, melanggar hak asasi manusia, serta kecaman keras lain yang tidak pantas. Para selebriti dunia pun turut ambil bagian dalam aksi protes tersebut dengan memboikot hotel milik Sultan.
Kecaman tersebut juga ditujukan kepada diri pribadi Sultan Brunei yang merupakan kekuatan besar di balik penerapan Syari’ah Islam di Brunei. Mereka mencari-cari kesalahan pribadi sang Sultan, serta membuat fitnah terhadap keluarganya. Media-media Indonesia pun ikut memberondong kebijakan tersebut dengan aneka fitnah yang keji.
Berikut jawaban tegas dari Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah terkait kecaman keras yang ditujukan atas kebijakan penerapan Syari’ah Islam di negaranya, sebagaimana dilansir oleh My News Hub.
- “Di Negara Anda, Anda mengklaim menerapkan kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan sebagainya. Hal tersebut ada dalam konstitusi Anda dan sistem politik Anda, identitas nasional Anda, hak Anda dan cara hidup Anda.”
-Di Negara kami, kami mempraktekkan budaya Melayu, Islam, Sistem Monarki, dan kita akan menerapkan hukum dan Syari'ah Islam. Islam adalah Konstitusi kami, identitas Nasional kami, hak kami, dan cara hidup kami,”
- “Kami mungkin menemukan celah (kelemahan) dalam sistem hukum dan peradilan Anda, dan Anda mungkin menemukan hal yang sama pada kami, tapi ini adalah Negara kami. Sama seperti Anda yang mempraktikkan hak Anda untuk menjadi gay, dll untuk kehidupan Anda di dunia ini. Sedangkan kami mempraktekkan hak-hak kami untuk menjadi Muslim untuk kehidupan di dunia dan akhirat.”
- “Ini adalah sebuah Negara Islam yang mempraktekkan hukum Islam. Mengapa Anda tidak khawatir tentang anak-anak Anda yang ditembak mati di sekolah-sekolah, khawatir tentang penjara-penjara Anda yang tidak mampu untuk menampung narapidana, khawatir tentang tingginya tingkat kejahatan, khawatir tentang tingginya tingkat bunuh diri dan aborsi, khawatir tentang apa saja yang seharusnya Anda khawatirkan di Negara Anda. Sebagian besar agama menentang homoseksualitas, itu bukanlah sesuatu yang baru.”
- “Pada saat Anda mendengar bahwa Islam dan Muslim membuat sikap dan berusaha untuk meneguhkan kembali iman mereka, Anda menghakimi, Anda melakukan boikot, Anda mengatakan bahwa itu salah, itu bodoh, itu biadab.”
- “Sekali lagi, seharusnya Anda fokus terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang telah saya sebutkan sebelumnya. Apakah tidak salah [hukum] yang membolehkan senjata mematikan..?! Apakah tidak salah [hukum] yang membolehkan bayi yang belum lahir dibunuh..?! Apakah tidak salah [hukum] yang membolehkan gaya hidup yang menghasilkan AIDS dan terputusnya generasi..?!”
- “Mengapa Anda begitu peduli terhadap apa yang terjadi di sini, di sebuah Negara Islam, sedangkan pada saat yang sama Anda bahkan tidak membuka mata tentang apa yang terjadi di Suriah, Bosnia, Rohingya, Palestina, dan lain-lain..?!”
- “Ribuan orang terbunuh di sana dan Anda tidak peduli, tidak ada seorangpun yang terbunuh di sini di bawah hukum Syari’ah ini, dan Anda begitu meributkannya, bahkan pada saat warga di sini yang langsung terkena dampaknya, menerimanya dengan damai.”
- “Hukuman mungkin keras tetapi tidak berarti bahwa ini lebih mudah untuk dilakukan. Ada proses yang harus dilalui sebelum suatu hukuman yang sebenarnya dijatuhkan. Kami baik-baik saja dengan ini, dan kami senang.”
Bravo Sultan Brunei Hassanal Bolkiah!!

Thursday, March 24, 2016

TIPS REUNI SUKSES

Tips Reuni Sukses
Perpisahan kita selama bertahun-tahun telah membentuk kita seperti sekarang ini. Banyak perubahan terjadi dalam hidup kita selama perpisahan itu baik secara fisik, sosial dan spiritual. Perubahan Fisik seperti bentuk tubuh, dulu gemuk sekarang langsing, dulu langsing sekarang subur, dulu cantik sekarang lebih cantik, dulu ganteng sekarang tambah ganteng, dulu kurang sehat sekarang fit dst. Perubahan Status Sosial, karena kariernya yg cemerlang, karena jabatan, karena bisnisnya, seseorang bisa menjadi kaya dan terpandang atau sebaliknya masih prihatin karena bisnisnya kena krisis ekonomi, prihatin kena PHK dst-dst. Perubahan Spiritual, dulu badung sekarang alim, dulu suka nyontek sekarang jadi guru agama, dulu sopan sekarang lebih santun, dulu jarang sholat sekarang taat, dulu lihat gereja saja males sekarang setiap hari ke gereja, dst.
Berikut Tips Etik Reuni Sukses :
1. Kita hadir dalam reuni sebagai teman yang sederajat, seperti waktu kita masih bersama-sama. Peserta reuni harus memiliki jiwa besar, toleran dan mau menahan diri. Bersedia menanggalkan semua atribut dalam dirinya seperti, jabatan, status sosial, kekayaan dll.
2. Legowo, bersedia dipanggil dan memanggil nama teman seperti waktu masih bersama-sama (kuliah), tidak memakai embel-embel Pak, Bu, mbak, mas, dst.
3. Jangan membuat teman lain bad mood, minder, maka sebaiknya Anda tidak ceritakan pekerjaan, keberhasilan bisnis, jabatan, status sosial, kekayaan yang dimiliki, kehebatan anak, istri Anda, juga jgan bercerita kegagalan Anda dll pada forum umum (didengarkan banyak orang). Jika ingin berbagi cerita tentang hal ini bicarakan secara langsung/khusus kepada siapa anda ingin berbagi cerita.
4.Jangan bergunjing, berceritalah cx yg wajar tentang kenangan masa saat bersama-sama doeloe. Seperti cerita-cerita yg saat itu tidak terceritakan.
5. Jangan cemburu, jika cowok/cewek yg dulu anda incar tampak lebih dekat dan akrab dg teman yg lain. Atau jgn cemburu lagi jika terungkap kisah cinta cowok/cewek incaran Anda, justru pada teman Anda sendiri. Jadikan itu lelucon masa lalu saja jangan Baper (bawa perasaan). Semua sdh berlalu, apalagi sekarang kita sdh memiliki keluarga sendiri.
Indikasi reuni sukses :
1. Akan terjalin persahabatan lebih akrab
2. Tidak kapok datang lagi dalam reuni berikutnya.
3. Merasa bangga memiliki teman lama yg masih ramah bersahabat dan merasa dihargai sebagai teman/sahabat.
Petunjuk reuni dari pakar prof.dr.psikologi REuNI. Coba dibaca semua dan di cam kan semoga reuni yad kita semakin bijak.

Wednesday, March 23, 2016

4 TIPE MANUSIA (FALSAFAH TONGKOK)

4 Tipe Manusia (Falsafah Tiongkok)
Analogi 4 tipe manusia menurut falsafah Tiongkok kuno.
Dimanakah posisi anda?
#1. Huang Ti Shen, Huang Ti Ku (Badan raja, tulangnya juga tulang raja).
Golongan ini untuk menggambarkan, orang kaya dan  jiwanya juga kaya ,bisa menggunakan kekayaannya untuk  dinikmati, juga mau berbuat kebajikan.
#2. Huang Ti Shen, Ci Kai Ku (Badan raja, tapi tulang pengemis).
Golongan ini menggambarkan, orang kaya, tetapi tidak bisa menikmati uangnya. Kerjanya sibuk terus menerus untuk mencari uang. Jangankan untuk berbuat kebajikan, setiap tindakan dan perkataan saja dihitung untung-ruginya.
Memiliki mobil bagus cuma bisa dielus-elus saja, malah banyak supir atau pegawainya yang memakai. Dunianya hanya rumah atau tempat kerjanya. Tahu-tahu sudah tua… (Banyak nih yang model begini di sekeliling kita).
#3. Ci Kai Shen, Huang Ti Ku (Badan pengemis, tapi tulang raja ).
Golongan ini menggambarkan, orang-orang yang secara materi biasa-biasa saja, tetapi bisa menikmati hidupnya. Walaupun hidupnya pas-pasan, tetapi bermental kelimpahan dan berjiwa sosial.
#4. Ci Kai Shen, Ci Kai Ku (Badan pengemis, tulang juga pengemis).
Golongan ini paling parah, sudah miskin bermental pengemis, bohuat dah. Sudah nggak punya duit, mentalnya minta dikasihani terus, istilah kerennya bermental gembel.
Dalam menjalani kehidupan ini, jika kita benar-benar menjalankan ajaran Falsafah Tiongkok dengan benar, maka tidak mungkin bisa sampai terpuruk.

Yang mesti di ingat bahwa, "Tidak punya uang itu hanya bersifat sementara, tapi kalau merasa miskin, itu mental yang akan terus menempel dalam pikiran dan perbuatannya !

Tuesday, March 22, 2016

11 NASIHAT HIDUP

11 NASIHAT HIDUP
Nasihat Hidup #1 – Teruslah berjuang! Jangan Berhenti. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang ada di depanmu
Nasihat Hidup #2 – Seseorang yang terlihat menolongmu belum tentu dia benar-benar menolongmu. Mungkin saja dia hanya berpura-pura!

Nasihat Hidup #3 -  Di sekitarmu selalu ada tipe orang yang hobby mematahkan argumen orang lain. Selalu berusaha mencari-cari kesalahan atas apapun yang kamu perbuat. Haters gonna hate.

Nasihat Hidup #4 – Belajarlah kreatif dan inovatif agar lebih mudah menjalani tujuan hidup.

Nasihat Hidup #5 – Mungkin suatu hari, kamu merasa itu hari terberatmu, tapi mungkin saja adalah penghasilan terbesarmu.
Nasihat Hidup #6 – Di dunia ini tidak ada satu orangpun yang sempurna. Semua tergantung bagaimana kita yang menjalani. Kita harus dapat mencari kebahagiaan dalam kesulitan.

Nasihat Hidup #7 – Untuk bekerja sama, kita harus melepas keegoisan dan saling menghormati. Untuk bekerja sama seumur hidup, maka harus berubah kebiasaan buruk dan menjadi dewasa bersama. Kalau kamu hanya tahu egois dan tidak bisa saling mempersilahkan, maka suatu hari kamu akan kalah. Entah dalam pekerjaan, pernikahan, persahabatan, kamu harus belajar menjadi dewasa bersama.
Nasihat Hidup #8 – Kadang kala hidup ini ringan atau berat, tergtantung dari jalan yang kamu pilih.
Nasihat hidup #9 – Hidup pakai ilmu. Mempunyai banyak sumber daya tidaklah penting, kalau kamu tidak tahu cara menggunakannya, selamanya kamu tidak akan pernah merasa cukup.

Nasihat Hidup #10 – Kalau arahmu salah, semakin berjuang akan semakin tertekan!

Nasihat Hidup #11 – Tanpa kegiatan atau kesibukan, maka malaspunakan tertanam dalam diri kita. Tanpa mimpi, maka kejatuhan akan berakar dalam diri kita, semakin lama akarnya akan semakin dalam. Sampai suati hari bahkan mau berdiripun sudah sangat sulit.

#orangbijak#

Monday, March 21, 2016

LGBT - SEBUAH GERAKAN PENULARAN

LGBT – Sebuah Gerakan Penularan
SARLITO WIRAWAN SARWONO
Guru Besar Fakultas Psikologi
Mungkin ada yang heran bertanya, kenapa saya begitu keras terhadap perilaku Lesbianism, gay, bisexual and transexualism (LGBT). 
Saya seakan penuh murka dan tak memberikan sedikitpun ruang toleransi bagi pengidapnya.
Mungkin saya perlu klarifikasi bahwa saya tidak sedang bicara tentang pelaku, orang dan oknum.  Terhadap oknum, orang dan pelaku LGBT, kita harus tetap mengutamakan kasih-sayang, berempati, merangkul dan meluruskan mereka.
Dan saya juga tidak sedang bicara tentang sebuah perilaku personal dan partikular. Saya juga tak sedang bicara tentang sebuah gaya hidup menyimpang yang menjangkiti sekelompok orang. Karena saya sedang bicara tentang sebuah GERAKAN !!!
Ya, saya sedang bicara tentang sebuah GERAKAN: ORGANIZED CRIME yang secara sistematis dan massif sedang menularkan sebuah penyakit!!! Sekali lagi, bagi saya ini bukan semata perilaku partikular, sebuah kerumun, bahkan bukan lagi semata-mata sebuah gaya hidup, tapi sebuah harakah: MOVEMENT!!! Terlalu paranoidkah kesimpulan ini???
Saya telah mengumpulkan begitu banyak kesaksian di kampus-kampus tentang mahasiswa-mahasiswa normal kita yang dipenetrasi secara massif agar terlibat dalam LGBT dan tak bisa keluar lagi darinya. 
Perilaku mereka sangat persis seperti sebuah sekte, kultus atau gerakan-gerakan eksklusif lainnya : fanatik, eksklusif, penetratif dan indoktrinatif. 
Ya, ini telah berkembang menjadi sebuah sekte seksual.
Kenapa mereka perlu menjadi sebuah gerakan ?
Karena target mereka tak main-main: mendorong pranata hukum agar eksistensi mereka sah secara legal. Dan untuk itu mereka membutuhkan beberapa prasyarat :
Pertama, jumlah mereka harus signifikan secara statistik, sehingga layak untuk mengubah asumsi, taksonomi dan kategorisasi
Kedua, keberadaan mereka telah memenuhi persyaratan populatif, sehingga layak disebut sebagai sebuah komunitas
Ketiga, perilaku mereka telah diterima secara normatif menurut persyaratan kesehatan mental dari WHO.
Untuk memenuhi ketiga hal ini, maka organisasi ini harus mampu menularkan penyimpangannya secara eksponensial kepada lingkungannya.
Mereka telah mempelajari hal itu dari keberhasilan “perjuangan” saudara-saudara mereka di Amerika Serikat.
Mereka sadar, pertumbuhan jumlah mereka hanya bisa dilakukan lewat penularan, mengingat mereka tak mungkin tumbuh lewat keturunan. 
Mereka sadar, tanpa penularan mereka akan punah !!!
Kenapa harus menyasar mahasiswa ?
Sebenarnya yang ingin mereka sasar ada dua: Pertama, mahasiswa; dan yang kedua, institusi akademik.
Mereka menyasar mahasiswa, karena mahasiswa adalah generasi galau identitas dengan kebebasan tinggi dan tinggal di banyak tempat kost.
Sedangkan institusi akademik perguruan tinggi mereka butuhkan untuk menguatkan legitimasi ilmiah atas “kenormalan” mereka.
Mereka bergerilya secara efektif, dengan dukungan payung HAM dan institusi internasional.
[10:12, 1/31/2016] Bacaan dan renungan:
Sesama Jenis
Per 1 Januari 2015, tercatat ada 17 negara yang undang-undangnya telah melegalkan perkawinan sesama jenis. Dan akan menyusul belasan negara lain. Trend dukungan atas perkawinan sesama jenis terus bertambah.
Silahkan tanya ke politisi negeri ini, apakah mereka akan melegalkan perkawinan sesama jenis di Indonesia ?
Sekarang sih saya yakin jawabannya: TIDAK. 
Tapi 20-30 tahun lagi, tergantung situasinya. Jika itu membuat mereka terpilih, akan banyak politisi yang bersedia menyetujuinya.
Saya tidak berlebihan. Itu rasional sekali. Silahkan cek di negara-negara lain.
Tahun 1950, tidak ada satupun negara yang melegalkan perkawinan ini, tapi dunia berubah sangat cepat, kelompok pendukung kebebasan semakin besar, kelompok yang tidak peduli, "i dont care" semakin banyak, sistem demokrasi mempercepat legalisasi perkawinan sesama jenis. 
Syah. Atas nama kebebasan.
Semua agama melarang perkawinan sesama jenis. Tapi demokrasi tidak mengenal kitab suci. Kalian tahu, bahkan homo kelas berat, masih santai pergi ke gereja, ke tempat-tempat ibadah. Mereka hanya mengenal suara terbanyak.
Saya kasih contoh Brazil, Mei 2011 mereka melegalkan perkawinan sesama jenis. 
Apakah orang Brazil tidak beragama ? 
90% penduduk mereka beragama, lantas apakah tidak ada disana yang keberatan dengan legalisasi ini ? 
Jawabannya sederhana: mayoritas tutup mata. "I don't care". Urus saja (urusan) masing-masing. Saya tidak mau recok. kamu jangan rese. Yang sesama cowok mau ciuman di tempat umum pun, bodo amat. Toh, mereka tidak mengganggu saya.
Dulu, Brazil itu sangat religius. Lantas kenapa sekarang jadi berubah sekali ? Bagaimana mungkin politisi mereka meloloskan UU itu ? Apakah rakyatnya tidak keberatan ?
Itulah kemenangan besar paham kebebasan. Mereka masuk lewat tontonan, bacaan, menumpang lewat kehidupan glamor para pesohor.  Masyarakat dibiasakan melihat sesuatu yang sebenarnya mengikis kehadiran agama.  Awalnya jengah, lama-lama terbiasa, untuk kemudian apa salahnya ?
Di sisi lain, eksistensi agama dipertanyakan. Tuh lihat, toh yang beragama juga bejat, tuh lihat, mereka juga menjijikkan.
Fobia agama dibentuk secara sistematis, dimulai dari pemeluknya sendiri, untuk kemudian, orang-orang dalam posisi gamang, mulai mengangguk, benar juga. Orang-orang jadi malas mendengarkan nasehat agama, buat apa? Urus sajalah urusan masing-masing.
Rumus ini berlaku sama di seluruh dunia. Apapun agamanya. 
Bahkan termasuk dalam kasus, tidak ada agama di suatu tempat, hanya ada nilai-nilai luhur yang pasti juga akan melarang pernikahan sesama jenis.
Fasenya sama persis. Strateginya juga sama. Dekatkan mereka dengan materialisme dunia, jauhkan mereka dari nilai-nilai luhur. Gunakan teknologi untuk mempercepat prosesnya. Internet misalnya, itu efektif sekali menyebarkan berita, propaganda, dan sebagainya.
Apakah Indonesia juga akan begitu ?
Silahkan tunggu 20-30 tahun lagi. 
Jika tidak ada yang membangun benteng-benteng pemahaman bagi generasi berikutnya, tidak ada yang membangun pertahanan tangguh, malah sibuk saling sikut berkuasa, sibuk berebut urusan dunia, sibuk dengan urusan duniawinya, 20-30 tahun lagi, kita akan menyaksikan pasangan cowok bermesraan di tempat-tempat umum. 
Tetangga sebelah rumah kita adalah pasangan sesama jenis, dan mereka dilindungi oleh UU, karena sudah dilegalkan. Ketika masa itu tiba, kalian bisa kembali mengeduk catatan ini.
Pedulilah, hidup ini bukan cuma urusan pribadi masing-masing. 
Hidup ini tentang saling menjaga, saling menasehati, saling meluruskan.
Pedulilah, Kawan, ikut menyebarkan pemahaman baik, lindungi keluarga, teman, remaja, dan semua orang yang bisa kita beritahu agar menjauhi perilaku melanggar aturannh agama, nilai-nilai kesusilaan.
SARLITO WIRAWAN SARWONO
Guru Besar Fakultas Psikologi.