Saturday, March 21, 2015

MENDENGKUR, GEJALA BERBAHAYA YANG BERPOTENSI KEMATIAN

MENDENGKUR ..
Gejala Berbahaya Yang Berpotensi Kematian

MENDENGKUR (mengorok) bukan sekadar kebiasaan buruk yang mengganggu teman tidur. Mendengkur juga bisa menyebabkan beragam penyakit berbahaya seperti sakit jantung dan stroke.
Bagi Endi Bayuni, 51, mendengkur saat tidur sudah menjadi bagian dari hidupnya selama bertahun-tahun. Semula, redaktur harian The Jakarta Post itu menganggapnya sebagai hal yang wajar.
Ia juga tidak pernah menyangka serangan kantuk di siang hari yang kerap membuatnya tertidur di tengah rapat atau bahkan saat menyetir mobil ternyata berhubungan dengan tidur mendengkur yang selama ini dialaminya.
Hingga akhirnya, atas saran seorang teman, Endi menjalani pemeriksaan di sebuah laboratorium tidur pada sebuah rumah sakit. Hasilnya menunjukkan kualitas tidur Endi tergolong sangat buruk. Rekaman laboratorium menunjukkan ketika tidur ia mendengkur dengan disertai periode berhenti bernapas berkali-kali. Hal itu berdampak buruk pada kualitas kesehatan Endi.
Untuk mengatasinya, Endi disarankan menggunakan masker khusus yang harus digunakan saat tidur. Untuk lebih memantapkan diagnosis, Endi kemudian mencari second opinion dengan berkonsultasi pada dokter lain.
'Waktu itu saya datang ke dokter THT (spesialis telinga hidung & tenggorok). Ia menyarankan saya menjalani operasi di mulut agar tidak mendengkur lagi. Meski dikatakan itu operasi kecil, saya tidak berani menjalaninya,' tutur Endi.
Akhirnya, Endi pun memilih penggunaan masker khusus untuk mengatasi gangguan tidur yang dialaminya. Endi mengaku alat tersebut sangat bermanfaat. Selain bebas dari kebiasaan mendengkur, ia tidak lagi terkantuk-kantuk di siang hari. 'Awalnya memang agak repot, tapi lama-lama jadi terbiasa. Terlebih, manfaatnya sangat membantu,' ujar Endi.
Apa yang dituturkan Endi bisa jadi dialami juga oleh banyak orang lain. Mereka memiliki kebiasaan tidur mendengkur dan menganggapnya sebagai sebuah kewajaran. Padahal, seperti yang dibuktikan Endi melalui pemeriksaan di laboratorium tidur, kebiasaan mendengkur juga perlu diwaspadai.
'Mendengkur yang perlu diwaspadai adalah mendengkur yang disertai periode henti napas. Dalam dunia medis, hal itu dikenal sebagai Obstructive Sleep Apnea (OSA) dan merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang serius,' ujar dr Andreas Prasadja, sleep technologist dari Rumah Sakit (RS) Mitra Kemayoran Jakarta, pada kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, dokter penyandang gelar Registered PolysomnoGraphic Technologist (RPSGT) dari Sleep Medicine & Technology University Sidney itu mengungkapkan mendengkur terjadi karena menyempitnya jalan udara pernapasan di sekitar pangkal tenggorok oleh jaringan soft palate.
Soft palate merupakan jaringan lunak di pangkal langit-langit mulut. Saat tidur, otot-otot dalam keadaan rileks, soft palate akan jatuh terkulai ke pangkal tenggorok dan mempersempit rongga pernapasan. Hal itulah yang menyebabkan peristiwa mendengkur.
Henti napas
Ketika soft palate jatuh hingga menutup seluruh jalan pernapasan, udara tidak dapat masuk paru dan terjadilah henti napas. Peristiwa henti napas ditandai dengan suara mendengkur yang tersendat dan dada naik turun berusaha mengambil udara pernapasan.
Seseorang yang mengalaminya kemudian akan terjaga sejenak dari tidur untuk mengambil napas dengan tersengal-sengal (gasping). Meski terjaga, penderita tidak terbangun dari tidur. 'Peristiwa henti napas terjadi berkali-kali tanpa disadari karena saat itu penderita tetap tertidur,' ujar Andreas.
OSA membuat kualitas tidur penderitanya memburuk. Bahkan bisa membuat penderitanya mengalami penyakit berbahaya seperti hipertensi, jantung, stroke, dan diabetes. Penyakit itu muncul sebagai dampak kekurangan suplai oksigen dan meningkatnya kadar karbon dioksida dalam tubuh yang terjadi saat penderita OSA mengalami henti napas. Henti napas pada penderita OSA bisa terjadi hingga puluhan detik.
OSA ditandai dengan beberapa gejala. Antara lain, tidur mendengkur, bangun tidur tubuh terasa lesu, sakit kepala, rasa mengantuk berlebih di siang hari, menurunnya performa kerja maupun belajar, dan menurunnya performa kerja maupun belajar, dan sering tabrakan saat mengendarai mobil atau motor.
Andreas menambahkan, penegakan diagnosis OSA dilakukan dengan pemeriksaan di laboratorium tidur (sleep study). Pasien harus menginap dan tidur semalam di laboratorium tersebut. Saat pasien tertidur, dilakukan perekaman terhadap pernapasan, gelombang otak, dan jantung.
'Seseorang yang mengalami henti napas 0-5 kali per jam masih digolongkan normal. Bila henti napas terjadi 5-15 kali per jam tergolong OSA ringan, 5-30 kali per jam tergolong sedang, dan lebih dari 30 kali tergolong berat,' terang Andreas.

Sejauh ini, belum ada obat-obatan yang bisa mengatasi OSA. Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan operasi pemotongan sebagian jaringan soft palate atau penggunaan masker continuous positive airway pressure therapy (CPAP). Masker CPAP harus digunakan penderita sewaktu tidur. Masker itu berfungsi mengalirkan udara bertekanan sehingga penderita OSA tidak mengalami henti napas.
Semoga bermanfaat
Berita Kesehatan - Sumber : mediaindonesia.com

Thursday, March 19, 2015

KEBOHONGAN MANFAAT SUSU

KEBOHONGAN MANFAAT SUSU
“Dear dr Tan, saya senang sekali membaca rubrik yang Dokter asuh. Jawaban dokter dari setiap pertanyaan sangat tegas, lugas dan cerdas.
Saya pernah dengar seminar dari salah seorang ahli gizi manusia harus mengonsumsi susu sejak lahir hingga menutup mata (meninggal) sedangkan menurut dokter Tan manusia hanya mengonsumsi susu sejak 0-2 tahun saja itupun hanya ASI.
Saya yang orang awam ini jadi bingung Dok. Anak saya sudah berumur 3 tahun, apakah anak saya masih perlu mengonsumsi susu?
Saya harap Dokter berkenan untuk menjawabnya.”
Veni, Bekasi
—————
Jawaban :
Dr. Tan Shot Yen:
Hai Veni,Jika anda mengikuti rubrik saya sungguh-sungguh dan MEMBACA SEMUA INFORMASI BERMANFAAT melalui jalur internet dengan situs-situs yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana pernah saya kutipkan sebelumnya, tentu anda tidak akan bingung.
Anda akan terbiasa bertanya,”Mengapa?” dan “Mengapa?” lagi dan selanjutnya menjadi kritis dengan jawaban yang diberikan sebelum ‘menelan’ mentah-mentah jawaban dari siapa pun, pakar di bidang apa pun.
Letak permasalahannya bukan pada perdebatan atau siapa yang salah dan siapa yang benar. Jika pendapat pakar (yang bisa salah bisa benar) saja yang dijadikan pegangan, maka kepentingannya terletak justru pada si pakar tersebut – dan apa/siapa yang dibelanya, ada unsur kepentingan apa di balik opini-opininya, pihak mana yang mendukungnya untuk menyuarakan pendapatnya itu.
Begitu pula dengan menghadapi semua paparan saya. Karena itu saya selalu sertakan bacaan atau sumber informasi lain sebagai pembanding, jika pembaca membutuhkannya untuk memperluas pandangan serta menilai. Sehingga pada akhirnya kita sama-sama paham, siapa yang diuntungkan atau sebenarnya masyarakat diperlakukan sebagai tujuan atau sekadar dijadikan sarana diam-diam demi kepentingan yang sesungguhnya BUKAN untuk setinggi-tingginya kesehatan manusia.
Karena itu, ilmu kesehatan sangat tidak mungkin berdiri sendiri. Kita perlu merujuk pada antropologi, sejarah pola hidup dan pola makan manusia, sejarah kepentingan teknologi industri pangan maupun kesehatan, dan kembali lagi : apakah cocok untuk kesejahteraan manusia yang optimal lahir-batin-mental-spiritual?
Saya tidak pernah paham dengan alasan mengapa manusia harus mengonsumsi susu selama usia pertumbuhan yang bukan dari ASI, apalagi sepanjang hayat – seakan-akan bahasanya seperti yang sering dipakai di kalangan pergaulan anak gadis saya: “Nggak cocok? Paksain ajaaaaaaa!!”
#1. Kita perlu belajar dari hewan menyusui. Bahwa susu hanya cocok sebagai “makanan antara”, ketika bayinya belum sanggup mengunyah dan mencerna.
Begitu bisa tegak, berjalan, mencari makan dan mampu mengunyah makanan padat, maka SUSU BUKAN LAGI KONSUMSI ALAMIAHNYA. Saya tidak menyamakan manusia dengan hewan menyusui, tapi kita perlu belajar dari alam, fakta dan menyadari berbagai unsur permainan “kepentingan yang lain” di balik jargon kesehatan yang hanya dipakai untuk nilai jual.
Faktanya, enzim pencernaan manusia untuk mencerna susu juga sudah mulai menyusut pada usia 2-3 tahun.
Berbarengan dengan itu, gigi manusia pun SUDAH KOMPLIT di usia 2 tahun. Aha! Cocok, bukan? Lepas dari susu, kunyah makanan padatnya!
#2. Alam tidak menyediakan susu apa pun selain ASI untuk konsumsi manusia.
Susu sapi hanya untuk generasi penerus sapi. Susunannya pun sama sekali tidak cocok untuk manusia.
Sekali lagi, komposisi susu sapi hanya untuk membuat anak-anak sapi gemuk, bertulang besar, tidak perlu pandai apalagi menikmati umur panjang.
Susu sapi alami sama sekali tidak cocok untuk manusia. Karena “dipaksakan” supaya cocok, maka agar tidak mengandung bakteri, manusia melakukan sterilisasi susu antara lain dengan pasteurisasi – efek sampingnya? semua zat gizi susu rusak total (karena itu setelah proses sterilisasi perlu diimbuhkan berbagai zat dari luar supaya kelihatan “bergizi”-proses pasca sterilisasi inilah membuat heboh ‘menyusup’nya bakteri beberapa waktu yang lalu).
Begitu pula agar kolesterol susu sapi yang tinggi tidak membuat manusia kegemukan dan naik kolesterolnya, ditemukanlah teknik yang membuat susu sapi mendapat istilah ‘skim’, karena minyaknya ditarik/diambil – efek sampingnya? manusia tetap gemuk.
Karena bukan melulu kolesterol yang bermasalah, tapi GULA SUSU (Laktosa) dan KEASAMANNYA yang membuat tulang justru semakin keropos.
Supaya “cocok” juga untuk kebutuhan kecerdasan anak manusia, maka pemaksaannya adalah lewat jalur teknologi.
Susu sapi yang miskin gizi itu ditambahkan zat-zat/asam amino yang diduga sebagai bagian dari kebutuhan perkembangan saraf dan otak.
Padahal, kecerdasan LEBIH DARI SEKADAR ASAM AMINO atau zat yang diimbuhkan tersebut. Kecerdasan anak berkaitan sangat erat dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat anak mengintegrasikan KECERDASAN PERTAMANYA secara instinktual untuk merayap menemukan puting susu ibu selepas dilahirkan sekaligus gerakan merayap tersebut menyelesaikan dan mengintegrasikan refleks-refleks primitifnya!
Kecerdasan terletak pada antibodi prima MANUSIA yang alami, yang hanya terdapat dalam ASI hingga usia 2 tahun saja.
Kecerdasan juga berhubungan dengan pematangan “sambungan-sambungan sistem syaraf” dari 3 susunan otak manusia (reptilian brain yang primitif: hanya mengurus sistem pertahanan diri/survival, mamalian brain yang berfungsi mengenali cinta, rasa aman, peduli, kekeluargaan dan neo-mamalian brain yang baru setelah usia 6 tahun mengenal istilah cara pikir ‘rasional’.
Kecerdasan manusia bukan melulu tentang pandai berhitung dan berbahasa asing, tapi cerdas secara emosional, spiritual. Sehingga yang membuat manusia maju dan makmur bukan hanya mereka yang ber IQ (Intelligence Quotient) tinggi, tapi juga ber EQ (Emotional Quotient) tinggi sehingga mampu menjalin relasi, serta ber SQ (Spiritual Quotient) membanggakan- sehingga mampu bersyukur, berhubungan mesra dengan Penciptanya.
Mana ada anak sapi bisa begini?
#3. Jika argumen bahwa susu diasup sebagai sumber kalsium (yang dipercaya menguatkan tulang), maka perlu ditegaskan kembali : APAKAH HANYA SUSU SATU-SATUNYA SUMBER KALSIUM?
Saya mencurigai ‘nasehat-nasehat’ yang menganjurkan orang minum susu akhirnya sebatas karena penelitian yang sangat sepihak, sangat kadaluwarsa bahkan, dan celakanya : karena ‘kepercayaan’ seri nutrisi jaman penjajahan Belanda yang masih berurat akar.
Tulang pun menjadi kuat BUKAN SEMATA-MATA HANYA KARENA KALSIUM. Melainkan kita perlu mengasup Magnesium, Seng (Zinc), Boron, Mangaan, Provitamin D-3, dll.
Nenek moyang kita sebelum mengenal pabrik susu tidak pernah menderita patah tulang akibat keropos sebelum waktunya. mengapa? sekali lagi, mereka mengonsumsi makanan ALAM yang DIKUNYAH, yang juga memperkuat tulang selepas susu ibu di atas 2 tahun!
Saya pernah menulis di tabloid ini pula, bahwa mengonsumsi 1 cangkir selada bokor (iceberg lettuce) memberikan kekuatan tulang yang di hari tua, mencegah terjadinya patah tulang panggul! (telah dirisetkan oleh para ahli dari Harvard University, Amerika Serikat yang melibatkan 72.000 wanita).
Kalsium pada susu yang bukan ASI sekali lagi saya tegaskan, TIDAK DIKENAL oleh tubuh manusia. Oleh karenanya bersifat “Non-bio-available”- jadi, bukannya membuat tulang lebih kuat, malah kalsium akan ‘nyasar’ ke tempat yang salah… dan tempat yang paling sering menjadi sasaran pendaratan kalsium adalah.. dinding pembuluh darah!
Bukannya mendapatkan manfaat positif dari susu, malah mendapat bonus penyakit yang sangat tidak menyenangkan: penebalan dinding pembuluh darah dan segala akibatnya (sebagaimana telah dipaparkan dalam salah satu jurnal kedokteran anak oleh Dr. Frank Oski, Upstate Medical Center Department of Pediatrics, USA). Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi 800 mg – 1200 mg kalsium sehari, tapi tetap saja mereka lebih menderita osteoporosis/keropos tulang daripada orang Asia dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg – 500 mg kalsium per hari.
Mengapa? daging merah, gula, tepung dan bahan makanan berupa bumbu non-alam menyebabkan keasaman darah meningkat.
Untuk menetralisirnya, tubuh mengambil kalsium (yang bersifat alkalis) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium.
Masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium. Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda bisa kehilangan lebih banyak daripada yang Anda asup (misalnya dengan tetap memakan daging merah, gula, terigu, beras, berbagai saus dan kecap produksi pabrik, dll).
Apabila ekstra kalsium yang dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, keadaan menjadi lebih buruk karena makanan ini adalah pembentuk asam yang sangat tinggi. Tubuh semakin kehilangan kalsium.
#4. Susu bukan ASI mengandung risiko semua efek samping akibat PENAMBAHAN ZAT YANG TIDAK SEMESTINYA DALAM SUSU BUBUK/CAIR
Dari hasil konvensi dunia (World Breastfeeding Week, 1-7 Agustus 2006), Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI menyebabkan: meningkatnya risiko asma, alergi, penurunan perkembangan kecerdasan, peningkatan risiko infeksi saluran napas atas, kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI, risiko kanker masa anak, risiko penyakit kronik, risiko diabetes, risiko penyakit kardiovaskuler, risiko kegemukan, risiko infeksi pencernaan, risiko radang telinga, risiko semua efek samping akibat PENAMBAHAN ZAT YANG TIDAK SEMESTINYA DALAM SUSU BUBUK/CAIR (sudah terbukti mulai bakteri hingga melamin, bukan? tunggu saja ‘seri berikutnya’)
Anda belum mengikuti pelatihan saya mengenai “teknik membaca label makanan produksi pabrik”, bukan? Naaaaaahh!! ada baiknya anda mulai membalik kemasan susu anak anda. Banyak istilah “ajaib” yang membuat anda mengerenyitkan dahi.
Semua susu sudah mengandung laktosa/gula susu, seperti saya sebut di atas. Namun supaya “betah” di lidah anak yang doyan manis “tingkat tinggi" (yang penting doyan, kan?
Mana ada pabrik mau peduli dengan masalah kelebihan karbohidrat buruk!) tetap diimbuhi “sukrosa” (gula rantai panjang!) atau “corn syrup” (gula ‘pembunuh’ nomor satu di Amerika Serikat), belum lagi “perisa” (Apakah anda paham betul istilah ini? Nama lainnya adalah rasa SINTETIS!), dan susunya pun berasal dari “skimmed, powdered, milk”.
Bahkan susu cair pun melalui proses skim dahulu. Anda perlu pun bisa terheran-heran, mengapa susu yang sudah cair perlu dijadikan bubuk, lalu dibuat ‘cair’ lagi.
30-40 tahun yang lalu (ketika anak Indonesia mentah-mentah menolak susu karena tidak doyan bau susu dan harus ‘dipaksa’ minum), label komposisi susu bubuk cukup tertulis: WHOLE MILK. Titik.
Risiko whole milk pun membuat manusia terpaksa seperti sapi sungguhan: gemuk, bodoh, lamban, berusia pendek).
Semestinya para pakar yang memang mau menyuarakan tentang susu, sebelumnya perlu mengikuti konvensi dunia serupa ini yang memang diselenggarakan bagi para pakar, pengayom kesehatan dan informasi yang terbaru bagi masyarakatnya.
Konvensi ilmiah yang berkualitas tinggi dan kredibel tentu diselenggarakan tanpa sponsor pabrik teknologi pangan atau farmasi yang mempunyai kepentingan di dalamnya!
#5. Negara kita masih menjadi ‘keranjang pembuangan’ berbagai produk yang sudah tidak lagi diterima masyarakat dari mana produk itu berasal
Sebagai tambahan, salah satu pilihan : anda bisa membuka situs Dr. Mercola,http://www.mercola.com, ketik “milk” (atau topik apa pun yang anda ingin ketahui) di kolom mesin pencari artikelnya. Anda akan berkelana ke ‘dunia baru’ dan membaca berbagai hal yang telah diperjuangkan banyak orang saat ini, sementara negara kita masih menjadi ‘keranjang pembuangan’ berbagai produk yang sudah tidak lagi diterima masyarakat dari mana produk itu berasal.
Saya sangat menyesali kepercayaan dan mitos akan susu ini merasuk di benak ibu-ibu yang hidup dengan ekonomi pas-pas-an, sehingga ada faham ‘asal anak sudah minum susu, rasanya aman!’ – padahal gizi anak membutuhkan lebih.
Anak bergigi membutuhkan makanan untuk dikunyah, dengan sumber karbohidrat-protein-dan lemak yang jauh lebih tinggi tingkatannya.
Bukan susu yang berasal dari sapi dengan pakan buatan manusia bernama MBM/Meat-Bone-Meal yang menyebabkan sapi membentuk protein asing bernama Prion sebagai cikal bakal sapi gila/madcow (Lihat Nyata edisi II Agustus 08, edisi IV Mei 08)
Anak-anak kita bertulang dan bergigi kuat hingga akhir hayatnya karena gaya hidup sehat, bukan minum susu segelas tiap malam sambil terpana di depan televisi atau game komputer, yang lincah hanya kedua jempol tangan kanan-kirinya.
Gaya hidup sehat mengandalkan makanan alam lepas campur tangan industri, tubuh bergerak keseluruhan bermain petak umpet, lompat tali atau layang-layang.

Sumber : Rubrik Dr. Tan Shot Yen di tabloid Nyata.

TETAP BERGERAK SAAT NYERI LUTUT ATAU PINGGUL MENYERANG

TETAP BERGERAK SAAT NYERI LUTUT ATAU PINGGUL MENYERANG

Mobilitas bergantung pada dua sendi tubuh yang paling besar, yaitu sendi pinggul dan sendi lutut. Kita punya banyak pertanyaan tentang kedua sendi itu; bagaimana mereka harus menopang berat seluruh badan kita, berdiri, berlari, berjoget dan melakukan berbagai jenis olah raga sepanjang hidup kita. Tidaklah mengherankan jika nyeri pinggul dan lutut merupakan keluhan umum dari hampir semua orang yang memasuki usia lanjut. Namun menjaga pinggul dan lutut serta mencoba mengatasi tiap rasa nyeri yang timbul akan membantu anda untuk tidak kehilangan mobilitas di saat anda berusia lanjut.

Usahakan untuk melakukan langkah-langkah menjaga diri sendiri berikut ini di saat nyeri pinggul atau lutut mendera:

RICE untuk rasa sakit akut atau cedera. RICE, yang merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation, merupakan pertolongan pertama yang sangat baik untuk setiap jenis cedera sendi.
  • Rest (Istirahat). Hindari untuk membatasi aktivitas anda sepenuhnya. Istirahat total justru bisa membuat cidera menjadi lebih buruk. Akan tetapi hindari jenis gerak yang secara langsung bertopang pada daerah yang cedera, dan cobalah melakukan kegiatan yang menghindari tekanan pada sendi (lihat daftar beberapa ide kegiatan di bawah ini).
  • Ice (es). Sebuah kantong es buatan sendiri atau yang dapat anda beli di toko obat setempat dapat digunakan untuk mengkomptres daerah yang mengalami cedera untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Gunakan selama 20 menit setiap kali, dengan jeda 20 menit. Pastikan ada lapisan kain atau bahan lainnya di antara es dan kulit anda untuk menghindari terjadinya ‘frostbite’ (kulit mati karena pembuluh darah kulit membeku) pada kulit anda.
  • Compression (kompresi). Neoprene support atau perban elastis dapat mendorong pemulihan dan mengurangi pembengkakan. Pastikan perban tidak terlalu ketat sehingga kulit menjadi dingin dan membiru.  
  • Elevation (menaikkan kaki). Menaikkan kaki yang cidera di atas sebuah bantal atau bangku juga bisa mengurangi pembengkakan dengan cara mencegah darah menumpuk di daerah yang mengalami cedera.
Terapi panas untuk nyeri dan kekakuan jangka panjang. Es adalah terapi yang terbaik untuk satu atau dua hari pertama setelah terjadinya cidera untuk mengurangi pembengkakan; setelah itu, menerapkan panas juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri dengan menghilangkan kekakuan dan memperbaiki fleksibilitas. 


Anda dapat menggunakan bantalan pemanas (heating-pad, beli di apotik) atau handuk basah yang dipanaskan dalam microwave untuk 20-detik secara bertahap hingga mencapai suhu yang diinginkan. Pastikan bahwa kompres yang anda terapkan terasa hangat, bukan panas guna menghindari terjadinya pembakaran kulit .
Sangat penting untuk mengusahakan sendi anda tetap bergerak, walaupun di saat anda tengah mengalami rasa nyeri arthritis atau cedera yang berkepanjangan. Beberapa pilihan ‘ramah sendi’ ini dapat membantu membuat anda tetap aktif, antara lain:
  • Alat elliptical trainer
  • Sepeda stasioner (telentang atau tegak)
  • Tai chi
  • Berenang, aerobik air, atau berjalan dalam air
  • Mesin dayung (rowing machine)
  • Berjalan pendek beberapa kali di sepanjang hari, bukannya berjalan jauh sekali sehari.

Demikian beberapa tindakan yang dapat kita lakukan yang sifatnya menolong diri sendiri dari rasa nyeri pinggul dan lutut.

Semoga bermanfaat

Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 19 Maret 2015

Wednesday, March 18, 2015

REPORTASE INVESTIGASI - TRAGEDI INDUSTRI (MAKANAN) KITA

TRAGEDI INDUSTRI (MAKANAN) KITA

Tragedi industri (makanan) kita : INVESTIGASI TRANS-TV

Reprotasi Investigasi Roti pemicu kanker (Reportasi Investigasi Trans TV) Bagian Akhir: http://youtu.be/YN97e980C94

Reprotasi Investigasi - Buah Impor Berselimut Formalin.mp4: http://youtu.be/hPx2m4jIvdg

Reprotasi Investigasi - Coklat Kadaluarsa.mp4: http://youtu.be/_zBpbzDXf8k

Reprotasi Investigasi - Nikmatnya Limbah Sepatu Kulit: http://youtu.be/zFwN5yaKBUI

Reprotasi Investigasi - Aqua Palsu - Reportase investigasi: http://youtu.be/MRFJUcUPB6I

Reprotasi Investigasi - Ku Oleskan Semen & Krim Anti Nyamuk Ke Wajahku:  http://youtu.be/356IGWeVgc0

Reprotasi Investigasi - Ayam Berbalut Obat Kompres Luka: http://youtu.be/YQ2HI7uxxUc

Reprotasi Investigasi - Kecap & Saus Berbahaya: http://youtu.be/eXulgzA1A3U

Reprotasi Investigasi - Bukan Bakso Biasa: http://youtu.be/shfSuWGgMTA

Reprotasi Investigasi - Sate Anjing Berkedok Daging Kambing: http://youtu.be/e_VeMIkbIbo

Reprotasi Investigasi - Bawang Goreng Beracun Di Sekitar Kita: http://youtu.be/Ll6GYyYhO4I

Reprotasi Investigasi - Tahu-Tahu Mengandung Racun: http://youtu.be/K1f9g-9nfSg

Reprotasi Investigasi - Ati Ampela Limbah Pada Hidangan Anda: http://youtu.be/r1K_eZNGEg0

Reprotasi Investigasi - Kerupuk Berbahaya.FLV: http://youtu.be/OZZK4pgalYc

Reprotasi Investigasi - Kerupuk Sintetis Beredar Dipasaran: http://youtu.be/chq4Kzp6nlM

Reprotasi Investigasi - Santapan Dari Limbah Katering: http://youtu.be/yXB8BStzHbU

Reprotasi Investigasi - Kenyalnya Siomay Berbahaya: http://youtu.be/NRyp4jRJwAo

Reprotasi Investigasi - Parfum Penebar Racun: http://youtu.be/iwreh48C-Uk

Reprotasi Investigasi - Kenyalnya Lontong Berbahaya: http://youtu.be/4elgNXz6tuY

Reprotasi Investigasi - Ayam Broiler Dengan Antibiotik: http://youtu.be/UE7z6pYTmPY

Reprotasi Investigasi - Kue-Kue Lebaran Berkualitas Buruk: http://youtu.be/x11fW_uekaI

Reprotasi Investigasi - Es Goybod Minuman Nikmat Pembawa Sengsara: http://youtu.be/stLdZc-Q7i8

Reprotasi Investigasi - Si Manis Pembawa Petaka: http://youtu.be/O_HzGfp5PMw.


Sebar-luaskan informasi ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada sesama.

Sunday, March 15, 2015

GEJALA DAN PENYEBAB NYERI LUTUT

GEJALA DAN PENYEBAB NYERI LUTUT

Nyeri lutut merupakan keluhan yang sering dirasakan orang-orang dari segala usia. Rasa sakit lutut mungkin merupakan akibat dari cedera, seperti ligamen yang robek atau tulang rawan yang pecah. Kondisi medis, termasuk di antaranya radang sendi (arthritis), asam urat (gout) dan infeksi, juga dapat menyebabkan nyeri lutut.
Banyak jenis nyeri lutut kecil dapat disembuhkan dengan pengobatan sendiri. Terapi fisik dan penggunaan deker lutut juga dapat membantu meringankan rasa sakit. Akan tetapi dalam beberapa kasus pasien mungkin memerlukan perbaikan dengan bedah lutut
GEJALA
Lokasi dan tingkat keparahan dari gejala rasa nyeri lutut dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Tanda-tanda dan gejala yang kadang-kadang menyertai nyeri lutut termasuk:
  • Pembengkakan dan kekakuan
  • Kemerahan dan terasa saat disentuh
  • Kelemahan atau ketidakstabilan
  • Timbul suara berderak
  • Ketidakmampuan untuk meluruskan lutut
Berkonsultasilah dengan dokter anda jika:
  • Lutut tidak kuat menahan beban berat
  • Terjadi pembengkakan lutut
  • Tidak dapat meluruskan kaki atau menekuk lutut sepenuhnya
  • Terlihat adanya perubahan bentuk kaki dan lutut yang jelas
  • Ada demam yang menyertai kemerahan, rasa nyeri dan bengkak di kaki anda
  • Merasa seperti lutut tidak stabil atau tidak berdaya
PENYEBAB NYERI LUTUT
Nyeri lutut dapat disebabkan oleh cidera, masalah mekanis, berbagai jenis arthritis dan masalah-masalah lain.
A - Cedera lutut
Cedera lutut dapat menimpa salah satu ligamen, tendon atau kantung berisi cairan (bursae) yang mengelilingi sendi lutut anda dan juga tulang, tulang rawan dan ligamen yang membentuk sendi lutut itu sendiri. Beberapa cedera yang  banyak terjadi termasuk:
  • Cidera ACL. Cidera ACL adalah robeknya anterior cruciate ligament (ACL) yaitu salah satu dari empat ligamen yang menghubungkan tulang kering (shinbone) dengan tulang paha (thigh-bone). Cedera ACL umumnya dialami para pemain basket, sepak bola atau olahraga lainnya yang membutuhkan perubahan arah pergerakan yang tiba-tiba.
  • Robek meniskus. meniskus terbentuk dari tulang rawan yang kuat dan bersifat elastis yang berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) antara tulang kering dan tulang paha anda. Meniskus bisa robek jika anda secara tiba-tiba memutar kaki pada saat kaki sedang memikul beban yang berat.
  • Bursitis lutut. Beberapa cidera dapat menyebabkan radang pada bursae, yaitu kantung-kantung kecil berisi cairan yang menjadi bantalan di luar sendi lutut anda, sehingga tendon dan ligamen dapat meluncur dengan lancar di atas persendian.
  • Tendinitis patela. Tendinitis adalah iritasi dan peradangan pada salah satu atau lebih tendon, jaringan berserat yang tebal yang melekatkan otot dengan tulang. Para pelari, pemain ski, pesepeda, dan orang orang yang terlibat langsung dalam olahraga meloncat, rentan terhadap terjadinya peradangan pada tendon patellar (tendon tempurung lutut), yaitu tendon yang menghubungkan otot quadriceps di depan paha dengan tulang kering.
B - Masalah mekanis
Beberapa contoh dari masalah mekanis yang dapat menyebabkan nyeri lutut termasuk:
  • Pecahan tulang. Kadang-kadang cedera atau degenerasi tulang atau tulang rawan dapat menyebabkan sepotong tulang atau tulang rawan pecah dan mengambang di dalam ruang sendi. Ini mungkin tidak akan menimbulkan masalah kecuali bila fragmen pecahan mengganggu pergerakan sendi lutut, yang dampaknya adalah seperti sebuah pensil yang mengganjal engsel pintu.
  • Sindrom ligamen iliotibial. Ini terjadi ketika ligamen tersebut yang memanjang dari luar tulang panggul anda ke bagian luar dari tulang tibia/tulang kering anda (juga disebut iliotibial band) menjadi begitu tegang sehingga ia mengesek-gesek bagian luar tulang paha anda. Pelari jarak jauh adalah orang yang rentan terhadap sindrom iliotibial band.
  • Tulang tempurung lutut lepas. Hal ini terjadi ketika tulang berbentuk segitiga (tulang tempurung lutut) yang menutupi bagian depan kaki anda tergelincir keluar dari tempatnya, biasanya ke arah samping luar kaki. Dalam beberapa kasus, tempurung akan tetap berada dalam posisi dislokasi dan anda dapat melihat bahwa posisi tempurung lutut sudah berpindah.
  • Sakit pinggul atau sakit kaki. Saat anda menderita sakit pinggul atau sakit kaki, ada kemungkinan anda mengubah cara berjalan untuk mengurangi rasa saki. Tapi perubahan cara berjalan ini dapat menambah tekanan pada sendi lutut anda. Dalam beberapa kasus, masalah di pinggul atau kaki in bisa memicu terjadinya rasa nyeri lutut 
C - Tipe radang sendi
Terdapat lebih dari 100 tipe radang sendi. Tipe-tipe yang paling mungkin mempengaruhi lutut antara lain ialah:
  • Osteoarthritis. Kadang-kadang disebut radang sendi degeneratif. Osteoarthritis merupakan tipe arthritis yang paling umum. Hal ini merupakan keausan yang terjadi pada tulang rawan di lutut yang semakin bertambah parah karena penggunaan yang terus menerus dengan bertambahnya usia.
  • Rheumatoid arthritis. Merupakan tipe radang sendi yang paling menyiksa. Rheumatoid arthritis merupakan suatu kondisi autoimun yang dapat menimpa hampir setiap sendi dalam tubuh kita, termasuk sendi lutut. Meskipun rheumatoid arthritis merupakan penyakit kronis, ia cenderung untuk bervariasi dalam tingkat keparahan dan bahkan mungkin datang dan pergi.
  • Gout (asam urat). Radang sendi jenis ini terjadi ketika ada kristal asam urat terbentuk dalam sendi. Walau gout paling sering menimpa jempol kaki, gout juga dapat menimpa sendi lutut.
  • Pseudogout. Sering keliru dianggap gout. Pseudogout ini disebabkan oleh kristal yang mengandung kalsium yang membentuk dalam cairan sendi. Lutut adalah sendi yang paling sering terkena pseudogout.
  • Artritis septik. Kadang-kadang sendi lutut anda dapat terkena infeksi, yang menimbulkan pembengkakan, rasa sakit dan kemerahan. Biasanya tidak ada trauma yang terjadi sebelum adai rasa sakit. Artritis septik sering disertai dengan demam.
D - Masalah lainnya
Chondromalacia patellae (sindroma nyeri patelofemora) adalah istilah umum yang merujuk kepada rasa nyeri antara tulang lutut dan di bawah tulang paha. Sindroma ini umumnya dialami oleh; para atlet, orang dalam usia dewasa muda, terutama mereka yang mengalami sedikit pergeseran dari tempurung lututnya; dan pada orang dewasa yang lebih tua yang mengalami kondisi ini sebagai akibat dari radang sendi di tempurung lutut.
Semoga bermanfaat
Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 15 Maret 2015