Wednesday, March 11, 2015

TENTANG BATU EMPEDU

TENTANG BATU EMPEDU

Batu empedu terbentuk di kandung empedu, yakni sebuah organ kecil yang terletak di bawah hati (liver = hepar). Kandung empedu membantu dalam proses pencernaan dengan cara menyimpan dan mengeluarkan empedu ketika makanan masuk ke dalam usus kecil. Empedu merupakan suatu cairan yang dihasilkan oleh hati dan terdiri dari berbagai bahan, termasuk kolesterol, bilirubin , dan garam empedu.
Apa batu empedu itu?
Batu empedu adalah butiran dari bahan padat yang terbentuk di dalam kandung empedu. Batu ini bisa terbantuk karena kolesterol dan bahan pigmen empedu kadang-kadang membentuk partikel-partikel yang keras.
Dua jenis utama batu empedu ialah:
Batu kolesterol; biasanya berwarna kuning-hijau, sekitar 80% dari kasus batu emepdu adalah batu kolesterol.
Batu pigmen; ini ialah batu batu yang lebih kecil dan lebih gelap dan serta terbentuk dari bilirubin.
Apa yang menyebabkan terjadinya batu empedu?
Beberapa hal berikut mungkin hadir bersama-sama sehingga menyebabkan terjadinya batu empedu, termasuk:
·         Genetika
·         Berat badan
·         Menurunnya motilitas (gerakan) dari kandung empedu
·         Diet
Batu empedu bisa terbentuk bila terjadi ketidak-seimbangan dari bahan-bahan yang membentuk empedu. Misalnya, kolesterol batu dapat berkembang sebagai akibat dari terlalu banyaknya kolesterol dalam empedu. Salah satu penyebabnya mungkin adalah ketidak-mampuan kandung empedu untuk mengeluarkan isinya dengan baik .
Batu pigmen lebih umum terjadi pada orang dengan kondisi medis tertentu, seperti sirosis hati (suatu penyakit di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat) atau penyakit darah seperti anemia sel sabit (sickle cell anemia).
Apa saja faktor risiko untuk terjadinya batu empedu?
Faktor risiko untuk mendapatkan batu empedu adalah:
  • Faktor genetika. Jika ada anggota keluarga ada riwayat mengalami batu empedu, ini meningkatkan risiko terjadinya batu empedu pada diri anda.
  • Obesitas. Ini adalah salah satu faktor risiko yang terbesar. Obesitas dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dan bisa menghambat pengosongan kandung empedu secara sempurna.
  • Estrogen. Estrogen dapat meningkatkan kadar kolesterol dan mengurangi motilitas kandung empedu. Wanita yang sedang hamil atau yang menggunakan pil kontrasepsi atau terapi penggantian hormon dengan obat yang memiliki kadar estrogen yang tinggi akan lebih mungkin untuk terkena batu empedu.
  • Latar belakang etnis. Kelompok etnis tertentu, termasuk penduduk asli Amerika dan Mexican-Americans, lebih sering mengalami kasus batu empedu
  • Jenis kelamin dan usia. Batu empedu lebih umum dialami para wanita dan orang yang lebih tua.
  • Obat anti-kolesterol. Beberapa obat penurun kolesterol memicu peningkatan jumlah kolesterol dalam empedu, yang meningkatkan peluang terbentuknya batu kolesterol.
  • Diabetes. Orang dengan diabetes cenderung memiliki tingkat trigliserida (sejenis lemak dalam darah) lebih tinggi, yang merupakan satu faktor risiko untuk terjadinya batu empedu.
  • Penurunan berat badan secara drastis. Jika seseorang kehilangan berat terlalu cepat, maka organ hatinya akan mengeluarkan kolesterol lebih banyak, yang bisa menjadi pemicu terjadinya batu empedu. Selain itu, puasa dapat menyebabkan kandung empedu untuk berkontraksi lebih jarang.

Apa gejala adanya batu empedu?

Batu empedu seringkali tidak menimbulkan gejala. Batu empedu yang tidak menunjukkan gejala disebut “Silent stones”. Seseorang biasanya baru tahu kalau dirinya ada batu empedu setelah diperiksa atau karena adanya penyakit lain.

Dan jika gejala muncul, biasanya berupa:

·         Rasa sakit di perut bagian atas dan punggung bagian atas; rasa sakit akan berlangsung selama beberapa jam.

·         Mual

·         Muntah

·         Gangguan gastro-intestinal, termasuk kembung perut, gangguan pencernaan seperti mulas dan ingin b.a.b

Bagaimana batu empedu didiagnosa?
Bilamana dokter mencurigai adanya batu empedu, maka ia akan melakukan pemeriksaan fisik dan menjalani beberapa pemeriksaan lain, termasuk:
  • Pemeriksaan darah: dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda adanya infeksi atau sumbatan, sekaligus untuk mengkesampingkan kondisi-kondisi lainnya.
  • Ultrasound: prosedur ini menghasilkan gambar dari berbagai bagian tubuh, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya batu empedu.
  • CAT Scan: pemeriksaan ini menggunakan sinar-x yang khusus untuk membuat gambar penampang dari berbagai organ dan jaringan tubuh.
  • Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP): pemeriksaan in menggunakan medan magnet dan pulsa gelombang radio untuk mendapatkan gambar dari struktur dalam tubuh termasuk hati dan empedu.
  • Cholescintigraphy (HIDA scan): pemeriksaan scan ini dapat menentukan apakah kandung empedu berkontraksi dengan benar. Suatu bahan radioaktif disuntikkan ke tubuh pasien dan akan mengalir menuju empedu. Dokter kemudian dapat melihat gerakan dari empedu.
  • Endoscopic ultrasound: pemeriksaan ini menggabungkan pemeriksaan ultrasound dengan endoskopi guna mencari batu empedu
  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP): dokter memasukkan endoskop melalui mulut pasien dan mendorongnya sampai ke usus kecil dan kemudian menyuntikkan zat pewarna untuk memungkinkan saluran empedu dapat terlihat. Dokter kemudian seringkali dapat mengeluarkan batu empedu yang sebelumnya telah berpindah ke dalam saluran empedu
Bagaimana batu empedu diobati?
Batu empedu biasanya diobati dengan operasi untuk mengeluarkan empedu. Operasi tradisional dikenal dengan nama operasi cholecystectomy terbuka. Sebuah prosedur yang lebih baru yang disebut laparoscopic cholecystectomy, kurang invasif, dengan komplikasi lebih sedikit dan lebih sering digunakan .
Laparoscopic cholecystectomyDengan prosedur ini, seperangkat peralatan, yakni cahaya lampu dan kamera dimasukkan ketubuh pasien melewati beberapa sayatan kecil di bagian perut. Ahli bedah melihat keadaan di dalam tubuh melalui monitor video. Prosedur ini digunakan untuk sebagian besar pengangkatan batu empedu. Setelah menjalani operasi, pasien dirawat di rumah sakit untuk semalam.
·         Open cholecystectomy. Ini adalah prosedur yang bersifat lebih invasif di mana ahli bedah membuat sayatan di perut untuk mengangkat seluruh kantong empedu. Pasien tinggal dirawat di rumah sakit selama beberapa hari setelah menjalani operasinya.
Jika batu empedu ada di dalam saluran empedu, endoscopic retrograde cholangiopancreatography dapat digunakan untuk menemukan dan mengangkat batunya sebelum atau selama operasi kandung empedu .
Apakah ada pengobatan untuk batu empedu tanpa pembedahan?
Jika anda memiliki sebuah kondisi medis dan dokter anda merasa anda seharusnya tidak memerlukan operasi batu empedu, ada kemungkinan dokter meresepkan obat-obatan ursodiol (actigall) dan chenodiol (chenix). Obat ini bekerja dengan cara melarutkan batu kolesterol. Diare ringan dapat terjadi sebagai efek samping dari kedua obat-obatan tersebut

Namun kekurangan dari penggunaan obat-obatan adalah bahwa anda mungkin harus meminumnya selama bertahun-tahun agar batu  benar-benar hancur dan larut. Di samping itu batu kemungkinan akan muncul kembali setelah anda berhenti minum obat.
Semoga bermanfaat.
Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 11 Maret 2015

No comments:

Post a Comment