Tuesday, January 28, 2020

LOGAM TANAH JARANG INDONESIA

LOGAM TANAH JARANG INDONESIA


Saat ini...., China yang komunis bisa menjadi kapitalis..., dan menarik begitu banyak investor.

Semua perusahaan industri yang terdaftar dalam 500 fortune..., pasti punya pabrik di China....: 

Boeing..., punya manufaktur nya di China. 

90% produksi Iphone diproduksi di China. 

Merk Korea...: Samsung..., LG..., diproduksi di China. 

GE..., raksasa bidang industri high tech dan elektro ada di China.

Semua produk merek Jepang diproduksi di China. 

Kehadiran mereka di China sangat cepat sekali...., hanya 20 tahun mereka sudah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi China. 

Dari kehadiran mereka..., lahirlah  jutaan supply chain yang merupakan perusahaan lokal..., dengan melibat ratusan juta angkatan kerja.  

Mengapa....? 

Jawabannya hanya satu....: China punya bahan baku Rare Earth (REE) atau Logam Tanah Jarang (LTJ). 

Apa itu REE atau  LTJ? 

REE atau LTJ, merupakan bahan mineral yang mengandung tujuh belas unsur kimia, yang terdiri dari skandium, itrium, dan 15 unsur lantanida (lantanum, serium, praseodimium, neodimium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium dan lutetium). 

Skandium ditemukan di sebagian besar deposit unsur tanah jarang..., dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai Logam Tanah Jarang.  

Apa manfaat dari REE/LTJ ini?

Hampir keseharian kita tidak bisa dipisahkan dari alat yang dihasilkan karena adanya material RRE/LTJ;  seperti memori komputer, DVD, baterai isi ulang, ponsel, catalytic converter, magnet, lampu neon, dan banyak lagi. 

Sejak mewabahnya kendaraan listrik di negara maju sebagai dampak revolusi energi hijau, kebutuhan akan RRE/LTJ semakin besar.

Karena, baterai kendaraan listrik tersebut membutuhkan bahan baku REE/LTJ. 

Kendaraan listrik dalam jangka menengah, akan mengalahkan kendaraan BBM fosil. 

Di masa yang akan datang, akan terjadi perubahan geopolitik dari minyak ke REE/LTJ. 

Dalam konteks geopolitik,  sumber REE/LTJ adalah: 

1 China, dimana penambangan terbesar di wilayah Mongol. 

2 Iran, belum diolah 

3 Indonesia,  belum diolah. 

Namun, hanya masalah waktu Iran dan Indonesia akan tampil sebagai produsen REE/LTJ  terbesar di dunia. 

Di saat itu, Iran dan Indonesia akan menghadapi masalah geopolitik dalam konstelasi global, yang menginginkan penguasaan sumber daya dari REE/LTJ tersebut.

Pemain utama yang berebut sumberdaya itu adalah AS dan China, yang keduanya rakus akan REE/LTJ. 

Sebelumnya beberapa dekade yang lalu, geostrategi dan geopolitik hanya berputar putar sekitar perebutan sumber daya minyak dan gas.

Hanya masalah waktu bandul geopolitik akan bergerak ke REE/LTJ.

Mengapa?

Kerakusan akan minyak dan gas dulu, akan sama rakusnya  terhadap REE/LTJ di masa yang akan datang.  

Perseteruan akan kembali mewarnai geopolitik, setelah permintaan  akan REE/LTJ semakin meningkat sebagai energi alternatif.

Artinya, siapa yang menguasai sumber daya RRE/LTJ, maka dialah penguasa dunia.

Iran meluncurkan ingot tanah jarang pertamanya, dengan kemurnian 99%, yang disebut Mischmetal

Ingot, hasil penelitian selama enam bulan oleh Pusat Penelitian Pengolahan Mineral Iran, terdiri dari empat unsur tanah jarang; termasuk serium, lantanum, neodimium, dan itrium, yang semuanya diekstraksi dari tambang di Iran Tengah. 

Apa itu Mischmetal....? 

Itu sangat dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan tabung hampa udara, baterai yang mengandalkan teknologi hibrida logam. 

Dalam industri logam, ini sebagai sumber pemicu terjadinya percikan api untuk memulai pembakaran dan nyala api, serta untuk meningkatkan kemampuan cetakan dan sifat-sifat mekanis pada campuran metal. 

Iran sejak tiga tahun lalu serius mempelajari metode ekstraksi dan eksploitasi vanadium, galium, nikel, kadmium, dan tungsten; serta akan segera memulai produksi ingot dan paduan tanah jarang ini. 

Hebatnya walau Iran diembargo ekonominya, namun kerjasama penambangan dan pengolahan bukan hanya datang dari China (Sinosteel)  yang jelas partner Iran, tetapi juga dari berbagai negara seperti Jerman, Denmark, Italia, Australia, dan Jepang. 

Namun yang terbesar tetaplah China, dan AS tidak dapat kesempatan sama sekali memanfaatkan sumber daya alam REE/LTJ.  

Di China, sekitar 30 tahun lalu, Pemerintah China telah memutuskan untuk menjadikan REE/LTJ bahan baku strategis, dan melarang pihak asing menambangnya.

Penambangan REE/LTJ pertama kali di wilayah Mongolia, dan kemudian meluas sampai ke Xinjiang yang sangat besar depositnya. 

Walau begitu...  China hanya memiliki sekitar 30% cadangan global dari tanah jarang. 

Namun, China memproduksi ekstrak tanah jarang mencapai 70% produksi dunia.

Sebagian bahan tambang REE/LTJ  didapat dari tambang yang mereka miliki di Amerika Utara, Australia, Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Afrika Sub-Sahara, yang dikapalkan ke China untuk diolah. 

China menguasai 90% pasar ekstrak REE/LTJ  dunia. 

Tahun ini,  China tengah meningkatkan kuota penambangan tahunan untuk REE/LTJ  menjadi 132.000 ton,  atau 10 persen di atas rekor tertinggi pada tahun lalu.

Indonesia,  memiliki potensi mineral REE/LTJ mencapai 1,5 miliar ton. 

Namun, mineral REE/LTJ tersebut belum dimanfaatkan optimal sebagai barang strategis untuk mendukung kegiatan industri dalam negeri, maupun menjadi komoditas ekspor. 

Survey yang dilakukan Badan Geologi, ada 29 lokasi yang berpotensi mengandung REE/LTJ. 

Lokasi tersebut berada di wilayah Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Utara, Pulau Bintan Riau, Kepulauan Anambas Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.  

Inalum mulai tahun 2019 menggandeng BATAN, untuk melakukan studi pengolah REE/LTJ tersebut. 

Dan rencananya,  tahun depan Inalum akan membangun industri REE/LTJ,  yang rencananya akan bermitra dengan China.

Masalah Geopolitik 

Dunia, tidak bisa mengandalkan China untuk menjamin pasokan akan REE/LTJ. 

Sebab kalau dibiarkan, maka China akan jadi diktator Industri dan mengontrol dunia.

Mengapa....? 

Karena kebutuhan industri hilir akan REE/LTJ di China sangat besar. 

China telah mendominasi produksi REE/LTJ sejak 1990-an, sebagian besar didorong oleh dua faktor: harga rendah dan investasi yang didukung negara dalam infrastruktur dan teknologi. 

Pada tahun 2000-an, Cina hampir sepenuhnya menguasai produksi REE/LTJ. 

Dominasi ini tidak dicapai hanya dengan harga, tapi China juga menggunakan kebijakan industri yang dimulai pada 1980-an untuk mengembangkan keahlian dalam ekstraksi, pemisahan, dan penyempurnaan dari REE/LTJ. 

Kebijakan industri China sebenarnya mencerminkan pendekatan AS pada 1950-an dan 1960-an, ketika Laboratorium Ames dan Pusat Informasi Rare Earth (RIC) menggunakan investasi negara untuk mendukung upaya sektor swasta.

Sementara dukungan negara menurun dengan cepat di Amerika Serikat (RIC hilang pada tahun 2002), lembaga-lembaga China masih terus menguat. 

Setelah China mendominasi produksi, mereka menggunakan harga diferensial untuk memberi keuntungan bagi produsen hilir domestik dibandingkan ekspor.

Harga domestik yang lebih murah, serta ketersediaan SDM keahlian, menjadi magnit menarik investor asing ke China untuk membangun industri hilir. 

Semua industri elektronik raksasa  Jepang, Korea, AS, dan Eropa mendirikan pabrik di China.

China sebagian besar mengendalikan harga..., menjaga harga tetap rendah, dan membuatnya sulit untuk disaingi. 

Sudah banyak perusahaan tambang REE/ LTJ yang bangkrut akibat ulah China. 

Seperti contoh,   Perusahaan AS. Molycorp menguasai tambang California Mountain Pass; tetapi Molycorp harus mengajukan kebangkrutan ketika harga jatuh.

Perusahaan yang berbasis di Kanada, yang sekarang memiliki aset sebagian besar telah memindahkan R&D dan proses pemisahan serta penyempurnaan dari Mountain Pass ke China. 

Begitu cara China menyedot penambang membangun pengolahan REE/LTJ di China.

Jepang dan Austalia berusaha untuk membuka tambang baru, sebagai antisipasi kalau China mengembargo REE/LTJ.  

Tapi, membuka tambang baru juga memakan waktu dan penuh risiko. 

Dari tiga belas konsesi tambang di Afrika misalnya, hanya dua yang berproduksi..., tiga telah gagal, dan delapan lainnya masih dalam tahap sangat awal. 

Jepang menemukan sumber daya mineral REE/LTJ di dasar laut, tetapi penambangannya akan sangat mahal dan beresiko. 

Selain China, kekuatan tersembunyi sumber daya REE/LTJ itu adalah Indonesia dan Iran. 

Kedua negara ini sudah mulai membuka pintu untuk penambangan REE/LTJ. 

Namun..., baik Iran maupun Indonesia telah mengeluarkan UU yang mengharuskan pengolahan semua sumber daya mineral dilakukan di dalam negeri sebelum di ekspor. 

Umumnya, unsur REE/LTJ dijumpai di mineral ikutan, seperti bastnaesit, monasit, xenotim, apatit, dan zirkon.

Pada konsentrat nikel, timah, emas, dan almunium; unsur REE/LTJ banyak terdapat.

Dengan melarang ekspor konsentrat, itu artinya sumber bahan baku ikutan berupa REE/LTJ tidak bisa lagi didapat oleh smelter yang ada di luar negeri. 

Dengan demikian, semua industri pengolahan mineral di luar negeri yang membutuhkan bahan baku untuk indusri hilirnya, harus membangun smetel di Indonesia. 

Yang paling agresif melakukan kerjasama pembangunan smelter tambang mineral di Indonesia,  adalah China. 

Di sinilah terjadi pertarungan lobi politik tingkat tinggi antara dua kekuatan., yaitu AS dan China (bersama sekutunya Eropa dan Australia) untuk mendapatkan pengaruh di Indonesia. 

AS dan Eropa termasuk Jepang, jelas tidak ingin membangun smelter di Indonesia..., karena mereka ingin menghidupkan industri dalam negerinya. 

Sementara Jokowi tetap bersikeras: "Stop eksport konsentrat, smelter please" 

Protes Eropa (tentu di belakangnya AS) terhadap larangan ekspor bahan mentah mineral oleh Indonesia, adalah bukti bahwa AS sedang menekan Indonesia. 

Mengapa....? 

AS dan sekutunya, tentu tidak mau tergantung dengan China akan kebutuhan REE/ LTJ. 

Kalau AS tidak  menguasai sumber daya REE/LTJ, tentu sangat beresiko bagi masa depan industrinya.

Karenanya, setelah Jokowi dilantik sebagai presiden tensi politik memanas,  khususnya sentimen anti China meluas.

China tidak mau tinggal diam, China menawarkan dukungan financial kepada pemerintah Jokowi untuk pembangunan infrastruktur di luar Jawa, dan berjanji akan mengembangkan indusri hilir tambang mineral untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia. 

Sedangkan AS tidak menjanjikan apa apa, kecuali mengancam Jokowi melalui kekuatan proxy nya di dalam negeri. 

Mengapa AS menolak kebijakan larangan ekspor bahan mentah tambang....? 

AS sudah punya pusat industri pengolah REE/LTJ di Malaysia dan Eropa. 

AS berharap, bahan baku tambang REE/LTJ dikirim ke Malaysia dan Eropa., untuk kemudian kemudian dieskpor ke AS. 

Ini memang batu sandungan bagi bangkitnya industri hilir tambang di Indonesia, khususnya REE/LTJ.

Iran agak beruntung, karena proxy AS di Iran sejak pembunuhan Qasem Soleimani menjadi alasan bagi intel Qud untuk menangkapi mereka. 

Sehingga, program Iran menjadi kekuatan baru di masa depan berkat sumberdaya REE/LTJ tidak mengalami kendala serius dari dalam negeri. 

Namun hambatan serius datang dari luar, tahun ini AS mulai head to head dengan Iran. 

Ketegangan baru terjadi di Iran, dengan terbunuhnya Qasem Soleimani.  

AS sudah mengirim Armada kapal Induk dan 1500 marinir... perang terbuka mungkin saja terjadi...

Jadi sebenarnya, AS dan Barat harus menyadari politik hegemoni, karena melalui kekerasan dan embargo sudah bukan jamannya. 

Kini saatnya kolaborasi dan synergi sebagaimana yang dilakukan China; Barat dan AS harus mau merelokasi industrinya ke Indonesia dan Iran, agar terjadi keseimbangan dengan China. 

Pada waktu bersamaan, China harus mengubah sifat ingin mengontrol industri hilir dengan mematikan pesaing di hulu. 

Kalau itu terjadi, maka kejayaan bangsa Mongol, Persia, Majapahit, akan mengulang sejarah dunia di era modern, tetapi dengan cara cara yang egaliter dan penuh cinta. 

Sudah saatnya kita semua sebagai bagian dari penduduk dunia mengutamakan cinta dalam membangun, dan bersaing secara sehat.

Bagi Indonesia, semoga faktor geopolitik ini disadari oleh semua anak bangsa, agar tetap bersatu. 

Jangan sampai kita diadu domba, yang pada akhirnya pihak asing yang untung.

Yang penting..., pengalaman era kejayaan MIGAS di era Soeharto di bawah aneksasi AS (Barat dan sekutunya),  yang memaksa kita hanya menjual minyak mentah tanpa kemandirian di bidang kilang BBM, jangan terulang lagi. 

Ke depan kita harus belajar dari kesalahan masa lalu, dan focus kepada nilai tambah dan kedaulatan terhadap SDA untuk kepentingan rakyat banyak. 

Karenanya,  industri pengolahan REE/LTJ adalah mutlak dilakukan di dalam negeri,  termasuk juga industri hilirnya.

Jadi: siapapun jadi presiden setelah Jokowi, platform ini harus jadi pijakan.

Rahayu

(Disarikan dari: Babo, FB)


Saturday, January 25, 2020

MENTAL MISKIN BERJIWA PENGEMIS

MENTAL MISKIN BERJIWA PENGEMIS

BACA DENGAN HATI, perlahan-lahan

MENTAL MISKIN BERJIWA PENGEMIS, yang mampu harus tau diri

Seorang sahabat yang tinggal di Australia bercerita tentang pengalamannya:

Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capucino di Gloria Jeans Café yang capucino-nya paling enak -menurut saya- kami mampir ke toko roti.

Kami membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko untuk dipotongkan, sehingga nanti di rumah gampang, tinggal comot dan makan.

Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis, sambil berucap:

”It's free nothing to pay.”

“Are you sure?” kata saya.

Gadis remaja yang tugas jualan disana, menjelaskan bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang yang membutuhkan.

Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya.

Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.

Belum selesai ngobrol dengan si mbak, tiba-tiba ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Si pria adalah orang Australia, sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak, tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata:

"No darling ~ please. We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it."

Wah ... wah, merasa tersindir wajah saya panas...…dalam hati saya bergumam, ”Hmm saya ini juga pengusaha, bukan mau cari gratisan”.

Tapi, syukur cepat sadar diri, gak sampai terucapkan. Karena toh mereka tidak omongin saya langsung.

Hingga menjelang tidur, kata-kata si Suami kepada istrinya masih terngiang-ngiang rasanya.

"We have enough money to buy........why do we have to pick up a free one."

Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata-kata ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh-sungguh membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi roti gratis.

Pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan.

Kalau kita sanggup beli. Jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya. Sungguh sebuah kepedulian akan sesama yang diterapkan dengan kesungguhan hati.

Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis, tapi jarang ada yang ambil. Mereka lebih suka membeli. Bukan karena gengsi2an.

Tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan.

Tuhan sudah memberikan berkah yang cukup untuk kita. Tidak perlu lagi kita mengambil bagian berkah yang diperuntukkan bagi orang lain.

Ketika kita mendengar ada program pemerintah untuk membantu orang miskin, apa yang ada dalam benak kita?

Apa kita akan ikut bersiasat agar mendapat bagian?

Ataukah kita merekayasa data agar kerabat dan saudara kita dapat bagian juga?

Atau kita sok jadi pahlawan dengan mengajukan diri sebagai pendamping program, tapi dalam pikiran kita tersimpan niat busuk untuk memperkaya diri sendiri?

Sahabat, kemiskinan bukan untuk dipolitisir dan dieksploitasi.

Orang miskin dan kemiskinan adalah ladang amal. Keberadaan orang miskin adalah cara Tuhan untuk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan kita.

Sementara kemiskinan adalah mental yang mesti dirubah dan diberantas.

Mental minta-minta, mental gratisan, mental potong kompas, termasuk mental jualan data orang miskin.

Semua itu adalah Mental Pengemis yang membuat bangsa ini rendah dan terhina. Itulah kemiskinan KULTURAL.

Sudah saatnya kita bangkit dan sadar, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Menjaga harga diri lebih baik daripada menjatuhkan kehormatan hanya demi sesuap nasi.

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?"

Friday, January 10, 2020

SERAT JOYOBOYO

SERAT JOYOBOYO


PERNIK SPIRITUAL BUDAYA PERADABAN MANUSIA INDONESIA 

Mbesuk yen wis ono kreto tanpa jaran.. (Mobil)

Tanah Jowo kalungan wesi.. (Rel Kereta Api)

Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.. (Pesawat)

Kali ilang kedhunge.. (Tak Berair/ Hilangnya Sumber Air)

Pasar ilang kumandange.. (Tawar Menawar)

Iku tondone yen tekane jaman Joyoboyo wis cedhak..

Bumi soyo suwe soyo mengkeret..

Sekilan bumi dipajeki..

 

Jaran doyan mangan sambel..

Wong wadon nganggo pakeyan lanang..

Wong lanang koyo wong wadon..

Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman..

Akeh janji ora ditetepi..

Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe..

Menungso podho seneng nyalah..

Ora ngendahake aturaning Gusti..

Barang jahat diangkat-angkat..

Barang suci dibenci..

Akeh menungso mung ngutamakke duwit..

Lali kamanungsan..

Lali kabecikan..

Lali sanak lali kadang..

Kepingine mung urip mukti..

Ngumbar nafsu angkoro murko..

Nggedekake duroko..

 

Wong bener thenger-thenger..

Wong salah malah bungah..

Wong apik malah ditampik..

Wong jahat munggah pangkat..

Wong agung kasinggung..

Wong olo kapujo-pujo..

Wong wadon ilang kawirangane..

Wong lanang ilang kaprawirane..

 

Akeh wong ngedol elmu..

Akeh wong ngaku-aku..

Njobone putih njerone dadu..

Ngakune suci, nanging sucine palsu..

Akeh bujuk akeh lojo..

Akeh udan salah mongso..

Akeh prawan nglairake anak..

Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapak'e..

 

Agomo akeh sing nantang..

Prikamanungsan soyo ilang..

Omah suci dibenci..

Omah olo soyo dipujo..

Anak mangan bapak..

Sedulur mangan sedulur..

Konco dadi mungsuh..

Guru  podho disatru..

Tonggo podho curigo..

 

Kono-kene soyo angkoro murko..

Mbesuk yen ono peperangan..

Teko soko wetan, kulon, kidul lan lor..

Akeh wong becik soyo sengsoro..

Wong jahat soyo seneng..

Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul..

Wong salah dianggep bener..

Pengkhianat nikmat..

Durjono soyo sempurno..

Wong jahat munggah pangkat..

Wong lugu kebelenggu..

Wong mulyo dikunjoro..

Wong wadon nglamar wong lanang..

Wong lanang ngasorake drajate dhewe..

 

Sing kebat kliwat..

Sing telah sambat..

Sing gede kesasar..

Sing cilik kepleset..

Sing anggak ketunggak..

Sing wedi mati..

Sing nekat mbrekat..

Sing jerih ketindih..

Sing ngawur makmur..

Sing ngati-ati ngrintih..

Sing ngedan keduman..

Sing waras nggagas..

 

Namung sakniki seng lagi digandrungi yoiku ..

Ing ngarso numpuk bondho..

Ing madyo mangan konco..

Tut wuri nggolek rai..

 

Pitutur Jowo asli iki ojo dilalekno yo lurrr..

Urip iki mung sedhelo..

Mulo, pitutur iki sebarno marang poro konco..

Ora karep ngguroni tapi mung ngelingno kareben tetep waspodo tansah eling marang dawuhe Gusti Allah Kang Moho Kuoso.... 

Eleng eleng urep among sedelo......

Mugi2 Saget Migunani Dateng Konco2


Sunday, January 5, 2020

KEMBANG KUNING

KEMBANG KUNING

Kembang Kuning: Muara Seribu Cerita Surabaya

Siang yang tak terlalu terik dan wisata sejarah yang tak biasa telah berlangsung hari ini, di tengah hingar-bingar kota Surabaya yang di salah satu sudutnya kami dapat menggali kisah dalam ribuan nisan yang berjajar di komplek makam Kembang Kuning, Surabaya. Pemandu perjalanan kami adalah Mas Ipung Dhahana Adi, penulis 'Surabaya punya Cerita' yang dikenal sebagai Surabayais tulen dan kerap menjadi jujugan para peneliti dari dalam dan luar negeri.

Tidak banyak yang tahu bahwa Kembang Kuning adalah komplek pemakaman plural, mulai dari makam Kristen, Tionghoa, Islam, bahkan Yahudi. Di bagian pojok sebelah utara terdapat komplek pemakaman Yahudi, juga sebuah bilik bekas Sinagog dengan Bintang Daud (Star of David) di atapnya. Di makam tersebut terdapat nisan Charles Murssy, ayah dari Irwan Murssy, suami artis Maia Estianty. Rupa-rupanya Charles Murssy adalah konglomerat yang pernah mendanai perjuangan Republik ini dalam menghadapi agresi sekutu ketika perang mempertahankan kemerdekaan. Ia dulu merupakan pengusaha pemasok mobil import. Rumahnya di masa kini menjadi gedung Bank Mandiri di kawasan Jl.Pemuda, Surabaya. Jadi saya sendiripun baru tahu ada makam Yahudi dan ada seorang Yahudi yang ternyata pernah berjasa bagi tanah air. Nama Charles Murssy mungkin tidak pernah disebutkan dalam materi pelajaran Sejarah, mungkin karena belum banyak yang tahu atau bisa juga tidak disebut karena mungkin penulis-penulis sejarah merasa panas dingin jika mengetahui ke-yahudi-an beliau.

Masuk ke arah selatan, mas Dhahana Adi menunjukkan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif warga setempat berupa pengeringan dan pengolahan bunga-bunga kamboja kering untuk bibit parfum dan berbagai kegunaan lainnya. 

Masuk lebih dalam lagi terdapat makam Islam dan makam Mbah Karimah, mertua Sunan Ampel. Konon, Kembang Kuning ini memiliki hubungan dengan Kembang Putih, Tuban, karena menurut berbagai literasi, Kembang Kuning (Kambang Kuning) dan Kembang Putih (Kambang Putih) pernah tercatat sebagai kota pelabuhan besar di tanah Jawa. Jika para sesepuh kampung menunjukkan bahwa terdapat jejak selasar-selasar yang pernah dilalui air atau sungai pada masa lalu, maka saya meyakini bahwa Kembang Kuning merupakan salah satu jalur toll laut yang pernah dibangun di era Majapahit, seperti yang tercantum dalam literatur-literatur peninggalan kerajaan terbesar itu; dan dapat diperkirakan pula bahwa dari sinilah proses Islamisasi di tanah Jawa bermula.

Kami juga berkunjung ke makam Ayub Abdul Djalal, seniman populer yang dikenal dengan tubuh tambunnya dan pernah membintangi beberapa film layar lebar, termasuk 'Inem Pelayan Seksi'. Selain Ayub, adapula makam maestro musik Toni Kerdijk, penggagas sekolah musik pertama di Surabaya yang juga guru dari Mus Mulyadi dan Dara Puspita. Di Kembang Kuning pula kami menjumpai makam Everdina Bruring yang dalam nisannya tertulis Everdina Soetomo, istri dari Dr.Soetomo, tokoh pergerakan nasional Indonesia.

Sebelum menuju makam Belanda, kami mengamati patung Alfred Emile Rambaldo, penerbang Belanda yang membuka jalur penerbangan pertama kali di Jawa, yang kemudian tewas karena kecelakaan balon udara. Kami juga menjumpai monumen walikota kedua Surabaya pada jaman kolonial, yakni G.J Dijkerman. Tugu monumen itu terletak di tengah komplek makam Kembang Kuning, dengan patung malaikat diatasnya. Monumen itu digunakan sebagai peringatan bahwa beliaulah yang membuka lahan pemakaman Kembang Kuning pada era kolonial Belanda.

Perjalanan kami berlanjut ke Ereveld, komplek makam kehormatan Belanda. Disana kami disambut oleh Bu Audrey, seorang wanita indo-jerman, pengelola Ereveld yang banyak menceritakan kisah dibalik keberadaan jasad yang terkubur dalam deretan nisan yang berjumlah hampir limaribuan. Diantara banyaknya nisan, saya sempat heran karena terdapat jajaran nisan dengan nama yang sama. Ketika saya tanyakan pada Bu Audrey, ternyata kesamaan nama itu adalah nama marga dari beberapa orang dalam satu keluarga yang terbunuh dalam kamp konsentrasi Jepang. Di sudut Ereveld juga terdapat tugu peringatan limabelas marinir Belanda yang tenggelam saat agresi Jepang, dan ditengah-tengahnya terdapat tugu peringatan Karel Doorman, pemimpin angkatan laut Belanda yang gugur dalam pertempuran Laut Jawa.

Selain bercerita tentang sejarah, Bu Audrey juga menunjukkan proses pembuatan nisan-nisan makam, juga berbagi ilmu lettering untuk menuliskan huruf secara manual pada nisan maupun bendera-bendera penghias karangan bunga yang digunakan para peziarah.  Berada di Ereveld juga berasa ada dalam cover album Metallica, Master of Puppets, makanya daku selpi2..

Tepat dihadapan komplek makam Ereveld, terdapat satu-satunya makam Islam di tengah makam Nasrani dengan nama Roro Hadiningsih, yang di dalam batu nisannya tertulis sebagai korban kekejaman pasukan Dai Nippon. Mas Dhahana Adi menceritakan bahwa Roro Ningsih ini meninggal saat hendak diperkosa tentara Jepang. Entah meninggal karena dibunuh atau bunuh diri, tidak ada yang tahu.

Sore ini saya, juga para pengajar IC School serta para anak didik, memiliki kebanggan tersendiri karena sekolah kami tercatat sebagai sekolah pertama yang menjajal rute B Ereveld Surabaya atas kreasi dari Mas Dhahana Adi dan teman-teman Gekraf Jatim. Kami semua mendapat banyak pelajaran dari studi wisata Kembang Kuning. Mas Dhahana Adi dan Bu Audrey telah menjelaskan banyak pada kami. Tak hanya faktor kesejarahan saja, melainkan dari Kembang Kuning kita juga bisa mengetahui betapa Surabaya sebagai kota besar dapat menerima segala perbedaan yang ada. Tanah Surabaya adalah tanah kemajemukan. Kultur masyarakatnya yang keras, ceplas-ceplos namun ramah menyimpan segala keunikan yang bisa dirasakan oleh siapa saja yang berkunjung. Walhasil, walaupun sedikit lelah karena perjalanan yang cukup panjang, namun kami puas. Tak terkecuali Pak Ubaid yang bersemangat, Pak Huda yang tetap sumringah walaupun sambil menahan sakitnya lima buah bisul yang tumbuh di ketiak kirinya, juga cerianya gadis-gadis guru muda: Yuni dan Bella. 

Di tengah mendung yang mulai membuka diri pada matahari, tampak Kak Dita guru ekonomi, berseri-seri dengan kerudung coklat kayu manisnya. Seorang guru ekonomi yang cerah ceria sedang berjalan mengiringi perjalanan anak-anak didik, rasanya di setiap langkahnya segala teori ekonomi runtuh. Aku membayangkan bila Dita memegang kuasa dan mengakhiri dominasi ekonom pria di seluruh dunia...

Karena terlalu lama memperhatikan Dita, aku baru sadar jika aku kurang ngopi. Maklum, pagi tadi aku hanya sempat menikmati setengah gelas saja. Seusai acara kudatangi sebuah warkop yang penjualnya kepo dan bertanya,

"Mas, onok acara opo kok ngajak siswa nang kembang kuning? Golek togel ta?"

Aku hanya tertawa kecil, lalu menerangkan sedikit padanya tentang kesejarahan Kembang Kuning, seperti yang diceritakan oleh Mas Dhahana Adi dan Bu Audrey. Pemilik warung itu terperangah. Seperti halnya diriku, rupanya ia juga baru tahu bahwa Kembang Kuning adalah muara seribu cerita tentang Surabaya.

(Guruh Dimas Nugraha - 26/02/20)

Wednesday, January 1, 2020

HENTAKAN JOKOWI

HENTAKAN JOKOWI

Ini ada tulisan yg cukup bagus juga. Penulisnya namanya Rudi Soekarno yg saya sendiri selama ini belum pernah dengar namanya. 

HENTAKAN JOKOWI UNTUK INDONESIA DI MATA DUNIA

Sang penguasa dunia sedang sakit. Tubuh tambunnya kini terlihat lemah dan bergerak sangat lamban. AS, negara adidaya itu jatuh dan terjerembab dengan luka paling parah dan jumlah korban meninggal paling memilukan di negara tersebut.

AS sedang terpuruk. Tertatih-tatih sang jagoan no. 1 dunia itu mencoba bangkit, namun beban tubuh tambun dan banyaknya luka membuat dia hanya mampu terduduk lesu.

Mungkinkah  kepemimpinan dunia sedang beralih?

Dollar AS sampai hari ini masih menjadi mata uang dunia. Salah jalan Dollar dalam pengembaraannya telah membuatnya bukan lagi menjadi alat tukar, Dollar telah berubah menjadi komoditas. Komoditas yang berbentuk uang. Sehatkah orang memiliki wajah ganda?

Siapa menguasai minyak adalah siapa yang memiliki dunia, itu adalah motto AS dan para kapitalis yang berdiri di belakangnya. Namun minyakpun telah salah jalan, dia membunuh terlalu banyak manusia dan merusak alam.

Dua kekuasaan besar tersebut kini sedang sekarat dan menunggu ajalnya. Seperti baju zirah, pelindung itu kini justru membebani.

Dollar yang sudah sejak 50 tahun lalu berjalan pada arah yang salah sedang menunggu saat jatuhnya. Tak ada lagi underlaying dalam bentuk emas atau apapun dalam pencetakannya.

Di sisi lain, uang elektronik China yang memakai underlaying emas sudah mulai beredar. Dengan kekuatan ekonomi China yang sangat spektakuler dan menguasai seluruh perdagangan dunia, jelas sudah, ini adalah ancaman. Hanya masalah waktu saja Dollar akan meredup.

Dimulai dengan Kesepakatan Iklim Paris 2015, pengurangan pemakaian Bahan Bakar Minyak terjadi dimana-mana. Mereka melirik pada tekhnologi Lithium.

Lithium, sang takdir pembunuh minyak sudah tumbuh makin dewasa. Periode dan kejayaan minyak sedang terus digerogoti oleh hadirnya sang penyimpan energi yang jauh lebih bersih dan terbarukan.

Mata dunia, terutama generasi milenial yang sebentar lagi menguasai panggung politik dan di sisi lain sebagai kaum yang sangat peduli terhadap lingkungan, sedang menengok kesana. 

Lithium adalah masa depan, Lithium adalah baterai, dan Lithium adalah Indonesia. 

Lho kok...???

Ingat, Uni Eropa menggugat Indonesia di WTO beberapa waktu silam. Ingat, Uni Eropa memboikot sawit kita.

Saat digugat di WTO karena kebijakan tak lagi mengijinkan ekspor nikel dalam bentuk ore, Jokowi dengan Pe-De nya mengatakan : "SIAPKAN LAWYER TERBAIK..!!" 

Dan saat sawit diboikot, dengan ekspresi muka ngenyek dia bilang "GAK MAU YA SUDAH, SAYA KONSUMSI SENDIRI",  dan... Eropa kaget karena dari Indonesia langsung muncul diesel B30.

Saat ini, infrastruktur kita di Morowali sudah sangat siap. Di sana sudah ada Kawasan Industri Morowali. Dan di Virtue Dragon, Weda Bay, di sana juga sudah terbangun politeknik bagi siapnya masyarakat lokal menerima alih tehnologi tinggi dalam bidang baterai.

Lho kok baterai...??

Lithium adalah baterai, dan lithium adalah tentang nikel sebagai bahan bakunya. Di sana, di Morowali Sulawesi Tengah, bahan baku nikel terhampar sangat luas. Dan itu adalah masa depan yang sedang menanti kita.

Seluruh mata dunia sedang mengarah ke sana, dimana masa depan gemilang Indonesia ada pada jalur yang tepat. Jalur trend dunia dengan teknologi hijaunya.

Kenapa harus dengan China...??

Ingat isu pekerja China yang menjadi senjata bombastis lawan politik Jokowi saat pemilu tahun lalu? Di sinilah, di Morowali, diisukan ada ribuan pekerja China.

Lithium adalah apa yang juga menjadi senjata unggulan China dalam melawan dominasi minyak AS. Dengan lithium, China mampu membuat dunia sedikit demi sedikit meninggalkan minyak.

Karena lithium adalah unggulan China, maka belajar teknologi lithium tentu harus dengan China. Itu sesuatu yang sangat logis, bukan masalah komunis dan demokrasi.

Pernah dengar Mercedes dan Tesla? Keduanya ada di belakang China dalam teknologi baterai ini. Dua raksasa industri terdepan dalam pengembangan baterai.

Ya.., dapat ditebak dengan mudah, mereka yang sibuk berteriak China! China! dan China!, tentu sangat terkait erat pada siapa yang akan dirugikan dengan terbangunnya industri baterai di Indonesia.

Mungkinkah suatu saat nanti kita akan menjadi pusat baterai dunia?

Morowali sedang diarahkan menjadi penghasil baterai mobil terbesar di dunia. Komponen baterai pada mobil elektrik adalah mencakup 40% dari keseluruhan produk itu, maka demi efisiensi, tentu itu sangat logis. 

Sangat logis bila industri dan produksi mobil elektrik akan memilih Indonesia menjadi pusat produksinya. Ini adalah soal bisnis, dan bisnis tak kenal kewarganegaraan.

Kini menjadi semakin jelas kenapa Indonesia menjadi satu dari tiga negara kelompok G-20 yang akan memimpin. Lima tahun pertama Jokowi benar-benar telah membuat semua infrastruktur bagi kemajuan negara ini tersusun rapi dan jelas.

Kepercayaan investor terlihat dengan jelas saat nilai tukar Rupiah semakin hari semakin kuat akibat penilaian asing terhadap bagaimana Pemerintah menangani bencana Covid-19 ini.

Global Bond yang diinisiasi oleh Indonesia, kini menjadi alternatif cerdas bagi banyak negara lain di dunia untuk keluar dari jerat ekonomi yang pasti merosot. Arab Saudi dan negara-negara Teluk telah mengikuti jejak Indonesia.

Arah sudah jelas, peminat sudah ngantri, apakah kita benar-benar akan memimpin, tentu hal itu juga tergantung dari seluruh rakyat Indonesia.

Dominasi AS atas dunia tak mungkin akan dilepas begitu saja. Semua kekacauan dan kericuhan akan semakin intens saat perang posisi ini makin mendekati puncak.

Lantas apa yang harus kita lakukan?

Teriakan China!, China! dan China! akan semakin masif dan kita tahu siapa dibalik teriakan tersebut. Kita tahu siapa yang akan main kasar ketika pertandingan hampir usai. 

Mereka yang kalah dan tak tahu harus berbuat apa selain marah dan marah, adalah mereka yang harus kita hadapi. Mereka adalah orang-orang yang tak mengerti dan tak memiliki rasa cinta tanah air. 

Perkembangan luar biasa atas kepemimpinan Jokowi telah mulai tampak. Baru terjadi BUMN kita telah menggeser posisi Malaysia dan Singapura dalam hal keuntungan sejak tahun 1998.

Baru terjadi Freeport memberikan keuntungan signifikan terhadap Indonesia dari sejak awal dikuasai oleh AS.

Baru kali ini Indonesia masuk menjadi kelompok dengan GDP 1 Triliun Dollar, sejajar dengan beberapa negara maju didunia.

Siapa menguasai minyak akan menguasai dunia adalah cerita masa lalu. Kini, siapa menguasai nikel, dialah pemilik masa depan dunia... dan itu adalah kita.

Ingat AS dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang gak jauh-jauh amat dengan Indonesia mampu menjadi raja dunia lebih dari 50 tahun karena dominasi minyak.

Dengan dominasi nikel, kesempatan menjadi pemilik masa depan dunia kini terbuka semakin lebar. Dengan memilih nikel sebagai ujung tombak kemajuan teknologi dan mendorong Indonesia sebagai basis mobil listrik dunia, potensi menjadi salah satu pemimpin dunia tersebut semakin mendekati kenyataan.

Dunia sebagai Gadget secara bersama sedang direstart, dan kabar bagusnya, kita menyala paling cepat. Apakah sang operator mampu membuat gadget ini menjadi makin dan semakin hebat, tentu itulah yang menjadi harapan kita.

by RudySoekarno