Thursday, May 24, 2018

REPRESENTATIONAL SYSTEM

REPRESENTATIONAL SYSTEM 
"Eh, gua mah ga bisa lho kalau diminta ngebayangin sesuatu, secara gua khan bukan orang visual" 
"Ayahbunda yang berbahagia, jangan paksa ananda belajar seperti dulu ayahbunda belajar, karena belum tentu tipe ananda sama dengan ayahbunda. Kalau dulu ayahbunda senang mendengar musik, itu menandakan ayahbunda orang auditori. Jika ananda senang belajar sambil bergerak, biarkan saja, karena itu tandanya dia adalah anak kinestetik" 
Sidang Pembaca yang berbahagia, pernahkah Anda mendengar statement seperti kalimat di atas? Pernah? Atau malah statement tersebut keluar dari mulut Anda sendiri? 
Kalau iya, emang kenapa? Apa hak Anda bertanya seperti itu? 
Nah, maka dari itu kita perlu mengkaji ulang pemahaman yang selama ini sudah kita yakini. 
***
'SISTEM RE-PRESENTASIONAL' 
Manusia menangkap informasi dari dunia eksternal melalui lima inderanya:
 - Visual (penglihatan), 
 - Auditory (pendengaran), 
 - Kinesthetic (perasa), 
 - Olfactory (pembauan) dan 
 - Gustatory (pengecap). 
Dan semua informasi tadi akan di-presentasi-kan ulang di dalam pikiran dalam bentuk sesuai dengan indera yang menerimanya.  Informasi tadi entah  berbentuk visual yang bisa dipahami atau bisa disimpulkan sebagai sesuatu, atau bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.
Ketika kualitas dan kuantitas stimulus terhadap indera tadi berbeda, berbeda pula pengalaman yang terjadi, dan konsekuensi logisnya,  akan berbeda pula 'state' (kondisi pikiran/perasaan) yang muncul. 
Berbagai perilaku dan perasaan kita terhadap sesuatu atau seseorang, dipengaruhi bagaimana kita merepresentasikan sesuatu atau seseorang di pikiran kita. Berarti, apabila kita mengubah representasi kita terhadap sesuatu atau seseorang, sikap kita pun akan ikut berubah.
Di antara pintu gerbang informasi yang 5 tadi, setiap manusia memiliki kecenderungan yang berbeda (dominan) ketika menerima informasi. Kecenderungan inilah yang disebut sebagai 'Sistem Preferensi' (disebut juga Primary System). Karena jarang digunakan secara terpisah untuk membangun representasional internal, maka Olfactory dan Gustatory sering dilebur ke dalam sistem kinestetik sebagai sensasi rasa. 
Jadi dalam pembelajaran Sistem Representasional selanjutnya kita hanya akan membahas 3 preferensi saja, yaitu:
1. Preferensi Visual
2. Preferensi Auditori
3. Preferensi Kinestetik
Kenapa kok istilahnya adalah preferensi yang memiliki kata dasar 'prefer', yang maknanya adalah 'lebih menyukai'
Ya karena pada dasarnya setiap manusia memiliki ketiga (baca ke-5) sistem representasi tersebut, hanya dalam penggunaan hariannya, manusia memilih untuk dominan dalam menggunakan salah satunya sahaja. 
Kenapa pula demikian? Ya karena mereka lebih suka menggunakan salah satu dari Reps System tadi. 
Dan kenapa pula mereka lebih suka salah satunya? Ho ho ho, kalau masalah satu ini, Anda tidak berhak mempertanyakannya. Tanya saja kepada rumput yang bergoyang, hehehe.
Dari uraian sederhana ini, maka satu hal yang selama ini kita yakini perlu diperbaharui, yaitu tidak ada orang bertipe visual, auditori, maupun kinestetik!
Yang ada adalah orang dengan preferensi visual, preferensi auditori dan preferensi kinestetik.
***
'Cara Mengetahui Preferensi' 
Kita dapat mengetahui sistem preferensi seseorang melalui 3 cara, yaitu:
1. LINGUISTIK 
Dalam linguistik sendiri kita masih bisa melihatnya dari 2 segmen:
A. Cek predikat yang sering digunakan:
a. Visual: melukiskan, membayangkan, melihat, cerah, kabur, … dll.
b. Auditori: suara, membisikkan, teriakan, merdu, mendengar,  dll.
c. Kinestetik: halus, hangat, panas,  menggenggam, merasa, wangi, harum
pahit, kecut, mencicipi… dll
B. Cek intonasi saat mereka berbicara:
a. Visual: bicaranya cepat; karena mereka berusaha mengejar gambar yang ada dalam pikiran mereka
b. Auditori: berbicara dengan intonasi berirama; karena telinga mereka menikmati irama tersebut
c. Kinestetik: bicaranya lambat; karena setiap kata akan memunculkan sensasi tersendiri di dalam diri mereka
2. BODY LANGUAGE 
Cek gerakan tubuh seseorang ketika berkomunikasi dengan Anda
a. Visual: cenderung mengambil jarak; karena mereka ingin melihat gambaran besar dari lawan bicara mereka. Gerakan tangan mereka cepat, dinamis, dan terstruktur.
b. Auditori: mendekat saat berkomunikasi; karena mereka perlu mendengar dengan lebih jelas setiap kata yang meluncur dari kawan bicara mereka. Gerakan tangan mengikuti irama bicaranya.
c. Kinestetik: kerap kali melakukan kontak fisik, sentuhan-sentuhan kecil; karena dengan cara inilah mereka mendapatkan informasi lebih jelas. Gerakan tangan mereka cenderung lambat
3. EYE MOVEMENT 
Cek kemana arah bola mata ketika mereka mengucapkan kata atau kalimat tertentu. Perhatikan dengan seksama ke arah mana bola mata tersebut bergerak paling dominan.
a. Visual: ke atas, ke kiri atau kanan
b.Auditori: mendatar, ke kiri atau kanan
c. Kinestetik: ke bawah, ke kiri atau kanan.
Setelah melakukan cek pada ketiga aspek di atas, lakukanlah kalibrasi.
Jika ketiga aspek menunjukkan kecenderungan V, maka dipastikan orang tersebut memiliki preferensi Visual. Demikian juga ketika terdapat 2 aspek yang sama, maka itulah preferensinya. Misal si Fulan, aspek Linguistiknya (L) V, Body Language (BL) V,  sementara Eye Movement (EM)  A, maka preferensi Fulan adalah V. Si Anu, L-nya K, BL-nya V, EM-nya K, maka preferensi Anu adalah K. 
Bagaimana jika ketiga aspeknya menunjukkan hal yang berbeda. Contoh, si Inu, L-nya A, BL-nya K, EM-nya V? Ditilik dari jaraknya dengan otak  yang mengatur subconscious mind, dan mata adalah aspek dengan lokasi paling dekat, maka aspek inilah yang paling akurat dan jauh dari bias. 
Mulut bisa dilatih untuk berbohong, bahasa tubuh juga bisa dibiasakan dengan kondisi yang diharapkan, namun mata tak pernah ingkar janji. Dengan demikian kita bisa menentukan bahwa preferensi Inu adalah V. 
Sekali lagi saya tandaskan, ini adalah preferensi, bukan absolut.
 ***
'Manfaat Preferensi' 
Sidang Pembaca yang berbahagia, ternyata penting juga ya bagi kita memahami preferensi ini. Kalau begitu, apa saja sih manfaatnya? 
1. Untuk Diri Sendiri
Manfaat mengetahui preferensi tentunya untuk pemberdayaan diri kita sendiri dulu. 
Dengan menyadari konsep ini maka tidak akan ada lagi ujaran seperti contoh pertama di atas, yang alih-alih memberdayakan justru memperdayakan. Mengacu pada satu presuposisi yaitu semua orang sudah memiliki sumber daya untuk sukses, yang perlu dilakukan hanyalah mengenali, memperkuat dan mengurutkan, maka ketika kita merasa tidak visualpun, sebenarnya kemampuan visual itu tetap kita miliki. Pertanyaannya adalah, sudahkan kita mengenalinya, atau bahkan memperkuatnya. Kalau demi pencapaian sebuah goal, tentunya tidak ada lagi istilah prefer atau tidak. Suka tidak suka, sebenarnya kita mampu kok mengenali dan memperkuatnya. 
Contoh sederhana lain, bagi kita yang 'right handed' alias tidak kidal, maka kita akan melakukan banyak hal menggunakan tangan kanan. Menulis, makan, menyikat gigi, menggunting, membubuhkan tanda tangan dll dengan mudah akan kita lakukan. Kita sadar bahwa kita juga memiliki tangan kiri, namun atas dasar banyak pertimbangan (salah satunya adalah moral dan agama) maka penggunaan tangan kiri sebatas pada istinja'. Mungkinkah suatu saat kita membutuhkan tangan kiri lebih dari sekedar untuk urusan bebersih diri tadi? Sangat mungkin! 
Bayangkan saja ketika tangan kanan Anda mengalami celaka sehingga mesti diperban, maka kemampuannya otomatis akan menurun bahkan lenyap. Saat itulah, prefer or not, Anda akan mengenali tangan kiri Anda, menguatkan dan mulai menggunakannya. 
2. Untuk Melakukan Pacing
Kegunaan lain mengenal preferensi adalah untuk melakukan pacing kepada orang lain. Dengan memahami ketiga aspek penentu preferensi di atas (L, BL, EM) maka agar mendapatkan trust dari kawan bicara, kita bisa melakukan mirroring dan matching. Dan hal ini akan sangat bermanfaat dalam selling, coaching, parenting maupun teaching. 
***
'Learning STYLE' 
Sidang Pembaca yang berbahagia, tahukah Anda bahwa sistem preferensi ini erat kaitannya dengan cara belajar seseorang. Setiap preferensi memiliki gaya belajarnya masing-masing. 
Karena gerbang masuknya informasi memang telah dipilih oleh masing-masing preferensi, maka ketika seseorang menggunakan gerbang yang paling disukainya, informasi yang tercerap akan lebih banyak, sehingga map yang terbentuk juga lebih lengkap. Berikut saya kutip dari materi pelatihan Kang Surya Kresnanda mengenai cara memfasilitasi pembelajaran masing-masing preferensi:
A. Visual
- Gunakan gambar, video dan media peraga
- Puaskan dengan warna (tapi jangan berlebihan) 
- Gunakan predikat visual 
- Optimalkan bahasa tubuh untuk menunjuk dan menggambar
- Atur jarak menjauh agar mereka bisa melihat lebih banyak 
B. Auditori
- Perbanyak menjelaskan, atau beri mereka kesempatan untuk menjelaskan ulang
- Gunakan predikat auditori
- Perdekat jarak agar mereka bisa mendengar lebih jelas 
- Atur intonasi mendayu dan gerak tubuh yang menyesuaikan suaranya
C. Kinestetik
- Ijinkan mereka menyentuh dan meraba seperlunya
- Gunakan alat peraga 3 dimensi.
- Gunakan predikat kinestetik
- Atur intonasi lambat dan dalam
- Gunakan bahasa tubuh lambat
- Sentuh seperlunya (dan sopan) 
Oo ternyata itu to maksud dan manfaat Reps System? Kalau begitu ujaran kedua tadi itu benar atau salah?
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, bukan salah namun perlu diluruskan pada judgement VAK, menjadi preferensi VAK. Dan meskipun kita sudah paham mengenai sistem preferensi serta gaya belajar masing-masing preferensi, namun ketika kondisinya hanya mendukung pada pemenuhan salah satu preferensi saja, atau terdapat hal yang tidak ekologis, ya perkuat saja sistem preferensi lain yang masih memungkinkan.
Contoh seorang anak dengan preferensi kinestetik sedang bermain di taman kaktus, apakah akan kita biarkan dia menyentuh kaktusnya? Tentu tidak bukan? Ajarkan saja dia dengan apa yang dia lihat, karena di dalam dirinya toh juga terdapat kemampuan visualnya. 
Karena adanya Bandler dan Grinder menciptakan NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah untuk memudahkan hidup kita. Jangan karena terjebak oleh teknik atau dikotomi metodologinya, justru kita mengabaikan sisi ekologis sekitar kita, sehingga hidup kita makin susyah gegara eN eL Peh. 
Sila tebar jika manfaat

Tabik 
-haridewa-
Happiness Life Coach

No comments:

Post a Comment