SELAIN
JOKOWI HADAPI WABAH CORONA INDONESIA BERUNTUNG PUNYA ORANG-ORANG INI
Menghadapi wabah Covid-19 bukan
perkara gampang. Kata Bima Arya Walikota Bogor wabah Corona adalah tentang
ujian kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan yang mumpuni tentu akan porak-poranda.
Keberuntungan Indonesia pertama adalah Indonesia dipimpin oleh Jokowi. Jokowi
menghitung berbagai aspek. Politik dan bukan politik. Sosial dan ekonomi.
Faktor politik menjadi pertimbangan yang paling berat. Kenapa? Karena Jokowi
sudah tidak maju lagi di 2024. Maka tak mengherankan seolah Jokowi berjalan
sendiri. Para parpol di DPR seakan membiarkan Jokowi berjalan sendirian.
Untungnya Jokowi mengikuti
instink politik hebat, sebelum virus merebak. Saat pendukung dan penentang
Jokowi ingin menjauhkan rekonsiliasi politik. Jokowi tetap menginginkan Prabowo
menjadi bagian dari pemerintahan.
Lewat KaBIN Budi Gunawan, Mas
Pram, Budi Karya akhirnya Prabowo masuk ke pemerintahan. Dengan perjuangan alot
– termasuk revival of Perjanjian Batutulis. Prabowo-Puan. Itu urusan politik
yang menjadi blessing in-disguise.
Tanpa Prabowo di pemerintahan,
yang suka tak suka masih cukup berpengaruh di militer dan purnawirawan, saat
ini akan sangat sulit bagi Jokowi untuk menyeimbangkan kepentingan kompleks:
politik dan kepentingan.
Hiruk-pikuk internal TNI yang
didiamkan oleh Jokowi ternyata kini menjadi berkat kuat. Bagi Jokowi. Bagi
Indonesia. Jokowi mengangkat Jenderal (Purn.) Terawan Agus Putranto sebagai
Menkes. Tak terbayangkan jika posisi ini tidak di bahwah tentara. Pertimbangan
kebijakan Menkes memberikan data konkrit tentang lockdown kepada Jokowi membuat
Jokowi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bukan lockdown.
Lockdown di Wuhan Provinsi Hubei
dengan penduduk 58 juta (4% penduduk China) dikabarkan telah menghabiskan dana
US$180 milyar. Kalau Indonesia menerapkan lockdown – artinya seluruh kebutuhan
masyarakat dipenuhi negara – hanya dalam dua minggu Indonesia akan bangkrut.
Strategi isolasi dan penetapan
rumah sakit Covid-19 yang didukung oleh TNI, c.q. KASAD Jenderal Andika Perkasa
memimpin pemanfaatan RSPAD dan RSAD di berbagai daerah. Doni Monardo didukung
oleh Menkes Terawan menerapkan fungsi rumah sakit pemerintah dan swasta sebagai
garda depan penanganan Covid-19, dengan subsidi khusus. Itupun Menkes baru
menggunakan tak lebih dari Rp25 triliun dari dana Rp70 triliun.
Dan, membangun tempat isolasi
Covid di Wisma Atlet dan pulau galang: jadi murah, karena bukan di rumah sakit.
Untung ada Basoeki Hadimoeljono yang sigap membangun fasilitas kesehatan.
(Ini yang menyebabkan Daeng M.
Faqih dari IDI berteriak tak karuan karena justru penanganan Covid-19
menjauhkan peran para mafia kesehatan. Berisik tidak karuan padahal dia bukan
Jubir Covid-19. Akhirnya kini dia diam.)
Jokowi pun didukung penuh Luhut
Binsar Pandjaitan yang senior Prabowo. Ditambah soliditas BIN di bawah pimpinan
Budi Gunawan yang mendapat dukungan penuh dari Guru Intelijen Jenderal (Purn)
AM Hendropriyono, menjadikan fungsi intelijen sepenuhnya di tangan Jokowi.
Keputusan Jokowi memberhentikan
dan mengangkat Tito Karnavian juga sangat tepat. Instink yang luar biasa. Di
bawah Tito, kepala daerah cenderung diam. Sistem kerja strategis Satgas meredam
kegilaan dan kengawuran para kepada daerah. Yang bandel jadi bulan-bulanan media
sosial.
Rekan Tito Karnavian, Jenderal
Idham Aziz dipilih sendiri oleh Jokowi. Hasilnya? Penyeimbangan kekuatan di
Polri. Komjen Listyo Sigit Prabowo pun dipasang di Bareskrim. Dari Korlantas
Polri pun Irjen Istiono muncul mengamankan kebijakan. Tak berhenti di situ, ada
Firli Bahuri Ketua KPK yang menghindari kegaduhan. Pasokan kebutuhan makanan
dipegang oleh Budi Waseso.
Puan Maharani dan Bambang
Soesatyo pun menjaga di DPR/MPR. Tenang. Tidak berisik. Ditambah dengan
keberuntungan mengangkat Erick Thohir di BUMN yang berani melawan mafia.
Tingkat kebijkan energi untuk rakyat ada di Pertamina dan PLN juga aman. Ada
Ahok di Pertamina dan Darmawan Prasodjo di PLN sebagai pelapis kebijakan.
Untuk meredam berisik dua
gubernur cari sensasi Jabar dan DKI Jakarta – tidak usah sebut nama ikuti
gerakan Lockdown dia di media – ada Ganjar Pranowo, Risma, Khofifah. Gubernur
Jatim mengirimkan bantuan sampai ke Kepulauan Kangean yang posisinya kalau
ditarik garis lurus di utara Karangasem Bali.
Beruntunglah Jokowi masih
memiliki orang-orang tersebut. Tanpa mengecilkan peran siapa pun. Yang akhirnya
rakyat Indonesia mengikuti aturan. Melihat kesungguhan mengatasi Corona wabah
Covid-19.
Dengan strategi awal social
distancing dan PSBB yang tidak membangkrutkan, namun menenangkan rakyat
Indonesia. Indonesia kini melihat wujud asli Jusuf Kalla dan Susilo Bambang,
hanya politikus dan bukan negarawan sama sekali. Kalau Presiden Habibie masih
ada pasti telpon-telponan dengan Jokowi, memberi dukungan.
Beruntung. Indonesia punya
Jokowi. Bukan Bolsonaro. Bukan Trump. Relawan dan rakyat Indonesia yang waras
mendukung kepemimpinan Jokowi. (Penulis: Ninoy Karundeng).
No comments:
Post a Comment