18 MITOS DAN FAKTA MENGENAI DEPRESI
#1 - Mitos: Bekerja Keras Mengalahkan Depresi
Depresi
dialami oleh hampir satu dari enam orang pada beberapa saat dalam kehidupan
mereka, sehingga obat tradisional dan berita setengah-kebenaran tentang
penyakit umum ini banyak sekali ditemui. Satu pendapat adalah bahwa jika kita menyibukkan
diri ke dalam pekerjaan maka kita akan merasa lebih baik. Untuk kasus ringan,
ini memang membantu, tapi depresi adalah suatu kondisi yang berbeda.
Kerja-lembur sebenarnya justru dapat menjadi tanda adanya depresi klinis,
terutama pada pria.
#2 - Mitos: Depresi Bukan Penyakit Nyata
Depresi
merupakan kondisi kesehatan yang serius -- dan merupakan penyebab utama
disabilitas di antara orang Amerika dewasa. Namun masih dikacaukan dengan
kesedihan biasa. Bukti biologis dari adanya penyakit ini dapat dilihat dalam hasil
pemindaian (scanning) otak, yang menunjukkan adanya tingkat kegiatan abnormal.
Bahan kimia kunci dalam otak yang membawa sinyal antara saraf (yang ditunjukkan
dalam gambar di sebelah) juga menunjukkan ketidak-keseimbangan pada orang yang
mengalami depresi.
#3 - Fakta: Para Pria Terbang di Bawah Rada
Jika pria mengalami depresi, maka orang-orang
yang dikasihinya dan bahkan dokternya mungkin tidak mengenali adanya depresi. Ini
disebabkan karena pria memiliki kecenderungan lebih kecil dibanding wanita untuk
mengutarakan perasaan mereka. Dan beberapa pria bahkan tidak memperlihatkan kesedihan
atau rasa tertekan. Tapi sebaliknya, pria dapat menjadi mudah tersinggung,
marah atau gelisah. Mereka juga dapat menyerang orang lain. Beberapa pria
mencoba untuk mengatasi depresi melalui perilaku yang ceroboh, minum minuman
keras, atau obat-obatan (nge-drug).
#4 - Mitos: Depresi Hanyalah
Upaya Mengasihani Diri Sendiri
Kita terbiasa mengagumi keinginan yang kuat dan
mental yang tangguh dan cepat sekali mencap siapapun yang mudah menyerah
sebagai orang yang cengeng. Namun, orang yang mengalami depresi klinis bukanlah
pemalas atau orang yang hanya merasa kasihan pada dirinya sendiri. Bahkan juga tidak
berkeinginan agar depresinya menetap. Depresi adalah sebuah penyakit medis,
sebuah masalah kesehatan yang berkaitan dengan perubahan di otak. Sebagaimana penyakit-penyakit
lainnya, depresi biasanya membaik dengan pengobatan yang tepat.
#5 - Fakta: Semua Orang
Dapat Mengalami Depresi
Penyair atau pemain sepak bola, pemalu atau mudah
bergaul, setiap orang dari latar belakang etnis apapun dapat mengalami depresi.
Penyakit ini dua kali lebih sering menimpa wanita dibanding pria, tampaknya
karena wanita lebih mudah meminta pertolongan untuk mengatasi depresinya. Hal
ini sering diketahui untuk pertama kali pada akhir usia remaja atau usia 20-an,
tetapi sebuah serangan depresi dapat terjadi pada semua usia. Pengalaman
pribadi yang keras dan sulit dapat memicu terjadinya depresi, atau dapat
terjadi begitu saja tanpa sebab.
#6 - Fakta: Depresi Bisa Muncul Secara Perlahan-Lahan
Depresi dapat muncul secara bertahap, hal ini
membuatnya lebih sulit untuk di-identifikasi dibanding dengan penyakit yang tiba-tiba
muncul. Hari yang dirasa kurang menyenangkan dapat berubah menjadi kebiasaan
buruk di mana anda mulai bolos bekerja, sekolah, atau menolak untuk menghadiri acara-acara
sosial. Ada satu jenis depresi, disebut dysthymia, dapat berlangsung
selama bertahun-tahun sebagai penyakit ringan yang kronis, satu perasaan tidak
enak badan yang perlahan-lahan menghancurkan karir dan hubungan sosial anda.
Atau depresinya menjadi parah disertai ketidak-berdayaan. Dengan pengobatan,
banyak yang merasa adanya perbaikan dalam waktu 4-6 minggu.
#7 - Mitos: Pengobatan
Depresi Berarti Minum Obat Seumur Hidup
Terlepas dari isu-isu yang berkembang mengenai “Prozac
Nation” (sebutan untuk pasien yang terkena depresi dengan pengobatan Prozac), obat-obatan
hanyalah salah satu cara penanganan yang digunakan untuk menghilangkan depresi.
Meminta bantuan medis bukanlah berarti pasien akan dipaksa untuk minum resep
obat-obatan. Pada kenyataanya, para peneliti menyarankan bahwa “terapi bicara” bekerja
sama baiknya dengan terapi obat-obatan untuk depresi ringan hingga moderat. Bahkan
jika anda juga menggunakan antidepresan, itu mungkin bukanlah untuk seumur hidup.
Dokter anda akan membantu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk
menghentikan pengobatan anda
#8 - Mitos: Orang Dengan
Depresi Banyak Menangis
Tidak selalu. Beberapa orang tidak menangis
ataupun kelihatan tidak sedih sama sekali saat mereka mengalami depresi. Malahan
mereka hanya menampakkan emosi yang kosong dan mungkin merasa tidak berharga
atau tidak berguna. Bahkan tanpa gejala-gejala yang dramatispun, pasien dengan depresi
yang tidak diobati akan menghambat penderita untuk menjalani hidup sepenuhnya,
dan ini membawa dampak kehancuran bagi keluarga
#9 - Fakta: Riwayat
Keluarga Bukanlah Takdir
Jika depresi muncul dalam silsilah keluarga
anda, maka ada kecenderungan anda bisa mengalami depresi juga. Tetapi juga ada kemungkinan
anda tidak akan mengalaminya. Orang dengan riwayat keluarga yang depresi bisa
mengamati timbulnya gejala awal depresi untuk segera mengambil tindakan positif
- apakah itu dengan cara mengurangi stres, lebih banyak berolah raga, mengikuti
penyuluhan (counseling), atau pengobatan profesional lainnya.
#10 - Mitos: Depresi Merupakan Bagian Dari Proses
Penuaan
Kebanyakan
manusia menghadapi tantangan penuaan tanpa mengalami depresi. Tetapi ketika itu
terjadi terjadi, mungkin depresi tidak menjadi perhatian. Orang lebih tua dapat
menyembunyikan kesedihannya atau mereka memperlihatkan gejala beragam dan
samar-samar, misalnya: makanan dirasakan tidak enak lagi, rasa nyeri dan linu memburuk,
atau terjadi perubahan pada pola tidur mereka. Masalah medis dapat memicu terjadinya
depresi pada orang tua/lanjut usia -- dan depresi dapat memperlambat pemulihan
dari ssuatu serangan jantung atau operasi.
#11 - Fakta: Depresi Menyerupai
Demensia
Pada orang lanjut usia, depresi dapat merupakan
akar penyebab dari masalah daya ingat (memori), kebingungan, dan dalam beberapa
kasus, delusi. Pengasuh dan dokter mungkin menganggap permasalahan tersebut sebagai
tanda-tanda demensia, atau penurunan dalam daya ingat yang berhubungan dengan
usia lanjut. Dengan penanganan yang baik kondisi depresi ini akan tersingkap untuk
sebagian besar orang tua yang sebenarnya mengalami depresi, bukan demensia. Psikoterapi
sangat bermanfaat khususnya untuk pasien yang tidak bisa atau yang tidak mau
minum obat-obatan.
#12 - Mitos: Berbicara
Membuat Hal-Hal Semakin Buruk
Masyarakat tadinya dianjurkan untuk tidak membicarakan
masalah dengan seorang yang terkena depresi dan tidak mencoba untuk menyinggung
masalah-masalah yang dihadapi pasien. Sekarang, terbukti bahwa diskusi terarah dengan
seorang profesional dapat membuat berbagai hal jauh lebih baik. Berbagai jenis
psikoterapi membantu mengobati depresi dengan mengatasi pola pikir negatif,
perasaan bawah sadar, atau masalah hubungan dengan orang lain. Langkah pertama
adalah berbicara dengan seorang profesional kesehatan mental.
#13 - Fakta: Berpikir
Positif Dapat Membantu
Nasihat tua untuk “menekankan hal-hal positif”
telah mengalami kemajuan ke dalam praktik untuk mengatasi depresi. Pendekatan
ini disebut Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy
= CBT). Orang diajari cara baru untuk
berpikir dan berperilaku. Perilaku “bicara mengenai diri” yang negatif akan
ter-identifikasi dan diganti dengan pikiran dan suasana hati yang lebih positif.
CBT dapat digunakan terpisah atau digabung dengan obat-obatan. CBT efektif untuk banyak orang.
#14 - Mitos: Para Remaja
Kurang Bahagia Secara Alami
Meskipun banyak remaja adalah moody,
argumentatif, dan penasaran akan sisi gelap sesuatu, namun kesedihan berkepanjangan
atau cepat tersinggung tidaklah normal untuk para remaja. Ketika ketidak-bahagiaan
berlangsung selama lebih dari dua minggu, itu bisa menjadi bukti adanya depresi
- yang terjadi pada sekitar satu dari 11 remaja. Tanda-tanda lain di mana seorang
remaja mungkin memerlukan bantuan antara lain: sedih berkepanjangan atau mudah
tersinggung bahkan dengan teman baiknya, tidak ikut serta dalam aktivitas
favoritnya, atau penurunan tiba-tiba dalam prestasi di kelasnya
#15 - Fakta: Olah Raga
Adalah Obat Yang Baik
Penelitian yang sangat bagus menunjukkan bahwa
olah raga secara teratur dengan intensitas sedang dapat mengurangi
gejala-gejala depresi dan berdampak sama baiknya seperti obat-obatan untuk pasien
dengan depresi ringan sampai sedang. Berolah raga dengan kelompok atau teman
baik merupakan tambahan dukungan sosial dan memperbaiki suasana hati
#16 - Mitos: Depresi Sangat
Sulit Diobati
Dalam kenyataannya kebanyakan orang yang
mengambil tindakan untuk menghilangkan depresi mereka akan menjadi lebih baik. Dalam
suatu penelitian yang luas oleh The National Institute of Mental
Health, satu lembaga
kesehatan mental di AS, 70 % pasien menjadi bebas gejala dengan obat obatan --
walaupum tidak selalu dengan obat yang pertama diberikan. Penelitian menunjukkan
bahwa pengobatan terbaik adalah menggabungkan obat-obatan dengan terapi bicara.
#17 - Fakta: Itu Tidak Selalu
Depresi
Beberapa peristiwa menyebabkan kesedihan atau
kekecewaan dalam hidup, namun janganlah anda sampai mengalami depresi klinis
karenanya. Kesedihan adalah biasa setelah satu kematian, perceraian, hilangnya
pekerjaan, atau diagnosis dengan masalah kesehatan yang serius. Satu petunjuk di
mana dibutuhkan tindakan perawatan: kesedihan berlanjut secara konstan setiap
hari dan sepanjang hari. Ketika orang melupakan masa-masa sulit dengan tepat,
mereka biasanya dapat dialihkan perhatiannya atau mulai ceria kembali dalam
periode waktu yang singkat .
#18 - Fakta: Harapan Akan Hari
Esok Yang Lebih Baik Adalah Nyata
Dalam keadaan depresi yang dalam, orang mungkin
berpikir tidak akan ada harapan menuju kehidupan yang lebih baik. Keputus-asaan
ini merupakan bagian dari penyakit, bukan kenyataan. Dengan pengobatan,
pemikiran positif secara bertahap menggantikan pikiran negatif. Tidur dan nafsu
makan membaik seiring membaiknya suasana hati yang semula tertekan. Dan para
pasien yang pernah berkonsultasi dengan seorang counselor untuk ‘ terapi bicara’ dilengkapi dengan keterampilan untuk menghadapi
keadaan yang penuh stres dan tekanan dalam hidup yang bisa membuat anda menjadi
depresi
Semoga bermafaat
Bekasi, 28 September 2015
Wasallam,Mimuk Bambang Irawan