KAPOK ROKOK
JILID 2
Tadi malam
selesai dari acara ngobrol bareng beberapa hipnoterapis Jabodetabek, saya
pulang naik commuter line disambung gocar dari stasiun ke rumah. Saya memilih
gocar, selain karena sudah lewat tengah malam juga karena rintik hujan masih
membasahi sepanjang jalan menuju ke rumah. Dan saya tidak heran ketika sang
driver, sebut saja Kang Nas, bertanya apa pekerjaan saya, menilik baju yang
saya kenakan. Kali ini saya hanya memakai celana pendek, t shirt hitam dan
blangkon hitam berkuncir.
"Dari kerja atau main nih Pak?", Kang Nas mencoba
mencairkan suasana malam itu.
"Main sambil kerja", jawab saya
sekenanya
"Maksudnya Pak?"
"Ya kerja saya memang main"
"Dapat duit Pak?"
"Alhamdulillah, selama ini saya tidak
pernah kekurangan duit Kang"
"Lha emang apa kerjaannya Pak?"
"Saya seorang terapis Kang"
"Ooo pantes, nyantai banget ya Pak? Apa
saja yang bisa diterapi Pak?"
"Macem-macem Kang. Mulai dari
kecanduan rokok, fobia, insomnia, sampai gay juga pernah saya terapi"
"Bisa bantu berhenti merokok Pak? Eh,
saya pingin dong"
"Serius?"
"Iya Pak. Dari dulu saya ingin
berhenti merokok, tapi sulit banget. Saya sering kepikiran sendiri, ngapain sih
duit kok dibakar-bakar. Mending untuk beli susu atau beras"
"Baik Kang Nas, Anda sudah punya modal
yang lumayan kuat untuk berhenti merokok. Kalau boleh tahu apa niat baik Anda
merokok?"
“Untuk pergaulan sih Pak"
"Betul, untuk pergaulan. Pertanyaan
saya kenapa merokok yang dijadikan sarana pergaulan tadi? Kenapa tidak gigit daun,
atau ngisepin batu gitu?"
Sejenak Kang Nas
termangu. Dia tidak paham maksud pertanyaan saya.
“Baik Kang Nas, pertanyaannya saya ganti.
Makanan apa yang paling Anda suka?”
“Ikan asin”
“Kenapa?”
“Ya suka aja”
“Kalau disuruh memilih dengan telur dadar,
Anda memilih apa?”
“Tetep ikan asin Pak”
“Kenapa?”
“Ya karena enakan ikan asin”
“Tepat sekali Kang Nas, Anda memilih
sesuatu karena merasa sesuatu itu enak. Jadi balik pada pertanyaan pertama
tadi. Kenapa Anda merokok?”
“Hehehe, ya karena enak”
“Nah, ituh. Jadi menurut Anda bagaimana
caranya agar seorang perokok berhenti menghisap rokoknya?”
“Ngg, rokoknya dibikin gak enak?”
“Nah itu tahu”
“Emang bisa ya Pak?”
“Mau bukti?”_
“Mau deh Pak”_
“Baik, kita punya waktu sekitar 10 menit
dari sini ke rumah saya. Sekarang mana rokoknya?”
***
Sejurus kemudian
Kang Nas mengambil rokok dari laci mobilnya. Sebungkus rokok filter yang
sepertinya baru saja dibeli. Saya minta dia membaui rokok tersebut, kemudian
saya bertanya,
“Bagaimana baunya?”
“Ya harumlah Pak. Seperti normalnya rokok”
“Boleh saya pinjam rokoknya?”
Kemudian dia
mengangsurkan rokok tadi ke tangan saya. “Nah, sekarang coba cari satu benda
yang bagi Anda baunya luar biasa busuk”
“Bangkai tikus Pak”
“Coba sembari nyetir, Anda munculkan gambar
tikus mati di benak Anda, dan anehnya bersamaan dengan munculnya gambar tikus
mati tadi, baunya yang sangat menyengatpun langsung menusuk hidung Anda”, sambil
memberikan bantuan sugesti tadi, saya menekan pundak kiri Kang Nas.
“Hoeeksss,...!”, kurang dari
satu menit saya lakukan induksi, Kang Nas meminggirkan mobilnya, membuka pintu
dan muntah-muntah.
”Sabar Kang, ini belum mulai kok. Silakan
atur nafas Anda”
Dan ketika dia
sudah bisa mengendalikan dirinya, saya dekatkan rokok ke hidungnya, sambil
menekan pundak kirinya sekali lagi, “Nah,
sekarang coba cium aroma rokok ini, anehnya baunya sangat busuk seperti bangkai
tikus”
“Hoooeeekkkssss!! Ampun Pak!”, kembali dia
menepikan mobilnya dan muntah lebih parah dari sebelumnya.
“Enak gak Kang rokok ini sekarang?”
“Ampun Pak, bau banget”
“Kalau semua merk rokok, baik yang ini
ataupun yang ada di luaran sana berbau busuk seperti ini, apakah Anda akan
terus merokok?”
“Tentu tidak Pak. Saya memilih berhenti
merokok sekarang juga. Pak Hari, kalau boleh tahu tadi itu pakai jampe-jampe
ya, kok cepet banget rokok ini bisa bau busuk begini?”
“Kalau pakai jampe-jampe, kira-kira kalau
dilawan pakai Ayat Kursi bakal menang mana Kang Nas?”_
“Ya pastinya Ayat Kursilah”
“Kita buktikan yuk”
“Gak usah Pak, saya percaya ini bukan
jampe-jampe. Karena setahu saya kalaupun pakai jampe-jampe efeknya juga tidak
akan secepat ini”
Singkat cerita,
sisa waktu sebanyak 5 menit saya gunakan untuk menetralisir bau busuk, dan
mengunci keinginan Kang Nas untuk berhenti merokok. Sesampainya di rumah, Kang
Nas mengucapkan terimakasih berkali-kali karena telah membantunya lepas dari
candu nikotin, dan satu hal yang tak saya duga ketika saya mengajak jabat
tangan, dia malah mencium tangan saya.
“Terima kasih Pak Hari, Bapak sudah
membebaskan saya dari ketergantungan rokok yang sudah bertahun-tahun
membelenggu saya. Nomor telponnya saya save ya Pak”
Hehehe, ini adalah
driver gojek ketiga yang berhenti merokok dalam dua bulan terakhir ini.
***
Sidang Pembaca
yang Berbahagia, jika Anda pembelajar atau minimal pemerhati hipnosis atau NLP (Neuro Linguistic Programming)
tentu Anda tidak asing dengan teknik yang saya gunakan untuk mengintervensi bau
rokok tersebut.
Ya, Anda benar,
tekniknya adalah collapsing anchor. Anchor yang terprogram dalam pikiran manusia
secara sengaja atau tidak ternyata masih dapat dihilangkan dengan salah satu
teknik dalam anchor yang bernama Collapsing Anchor tadi.
Secara singkat,
prinsip penggunaan teknik ini adalah dengan membuat sebuah anchor (kinestetik,
yaitu tekanan di pundak kiri, ketika klien diminta membayangkan bau tikus
mati). Jadi setelah anchor ini terpasang, maka kapanpun pundak kiri klien
ditekan, secara otomatis bau busuk akan muncul dengan sendirinya. Proses
peng-collaps-an terjadi ketika saya sodorkan bungkus rokok (yang seharusnya
harum menurut persepsi klien), dan dalam waktu bersamaan sata tekan pundak
kiri, maka pikiran bawah sadar manusia yang sangat cerdas itu langsung memberi
makna bahwa bau busuk tersebut keluar dari rokok yang saya sodorkan. Gampang
bukan?
***
Nah,
sekarang saya akan jawab pertanyaan Kang Nas, yang mungkin juga menjadi
pertanyaan Anda, “Kok cepet banget?”
1. Baju yang
saya kenakan malam itu sudah merupakan sebuah ‘ framing’ atau ‘pacing’
yang sangat kuat. Ditambah aroma melati yang selalu saya pakai.
2. Waktu tengah
malam juga menambah kuat pacing saya. Anda bayangkan, tengah malam mendapat
penumpang seperti saya, dengan aroma melati, sudah dipastikan kalau bukan
hantu, maka ini ‘bukan’ orang yang sembarangan
3. Awalnya bisa
jadi Kang Nas merasa takut, namun ketika tahu bahwa saya adalah manusia dan
bukan hantu, rasa takutnya bergeser menjadi TRUST. Ketika orang sudah trust kepada kita, maka akan mudah bagi
kita nge-lead mereka.
4. Retorika
pertanyaan di awal sudah lumayan membombardir pikirannya sehingga concious mindnya overloaded.
5. Lepas dari
semua itu, keinginan kuat Kang Nas untuk berhenti merokok sehingga dia bisa
menggunakan uang rokok untuk membeli susu atau beras merupakan modal utama dari
sesi singkat tadi malam.
6. Tanpa perlu
mengikuti pelatihan hipnosispun, selama Anda bisa mengikuti langkah-langkah dan
tips yang saya berikan dalam tulisan ini, Anda akan mampu membantu orang
terdekat Anda untuk berhenti merokok.
7. Kalau Anda
masih bingung, ya mending ikuti saja pelatihan Fundamental Hipnosis yang akan
saya lakukan di Medan, pada tanggal 16 Desember 2018
Sila tebar jika
manfaat
Tabik
-haridewa-
Happiness Life
Coach
www.thecafetherapy.com