SLEIGHT OF MOUTH
Jumat berkah, meski tertanggal 13, namun saya
doakan Anda semua berada dalam kondisi yang bergairah, penuh semangat dan
dianugerahi rejeki melimpah. Aamiin.
Sidang Pembaca yang Berbahagia, di bawah ini saya
sajikan dua cerita yang seolah tidak berhubungan.
Hak - hak para Kambing
Suatu hari Bung Sjahrir (mantan Perdana Menteri RI)
bersama kawan-kawannya mendatangi sebuah rapat yang menghadirkan H. Agus Salim
(HAS) sebagai pembicara utamanya. Tujuan mereka tak lain hanya
ingin 'mengacaukan' rapat tersebut. Maklum sebagai anak-anak muda, mereka saat
itu sedang 'genit-genit'nya secara intelektual.
Setiap HAS yang memiliki jenggot kambing itu
bicara, maka anak-anak muda sosialis liberal tersebut serempak menyahutinya
dengan suara: "embeeekkkkkk".
Satu kali didiamkan. Dua kali masih dicuekkan. Begitu kali ketiga, embikan
berjamaah itu terdengar, tiba-tiba HAS mengangkat tangan seraya berkata:
"Tunggu
sebentar. Bagi saya, adalah suatu hal yang sangat menyenangkan bahwa
kambing-kambing pun berkenan datang ke ruangan ini untuk mendengarkan pidato
saya. Hanya sayang sekali, mereka kurang mengerti bahasa manusia sehingga
menyela dengan cara yang kurang pantas. Jadi saya sarankan, agar
sementara, mereka tinggalkan ruangan ini untuk sekadar menikmati rumput
di lapangan"
***
Suami Yang Cerdas
Sepasang suami istri sedang terlibat dalam sebuah
perdebatan sengit, namun keduanya sama-sama tak mau mengakui bahwa dirinyalah
yang salah.
"Aku
akan bilang kalau aku salah," sahut sang istri mencoba
mengakhiri perdebatan, "jika kamu
mengakui kalau pendapatku benar."
Suaminya setuju dan ia mempersilakan istrinya
mengatakannya terlebih dulu.
"Aku
salah" kata istrinya
Dengan mata berbinar suaminya segera menjawab, "Ya, kamu benar!"
Hehehehe
***
Sudah tertawanya? Bisa melihat hubungan antara dua
kisah di atas? Tidak? Memang tidak ada hubungannya kok, jadi tak perlu Anda
pusing mencari-cari hubungannya. Suami itu bukanlah HAS, dan HAS juga bukan
merupakan suami yang tak mau salah terhadap istrinya.
Sekarang lupakan sejenak kedua kisah di atas.
Ketika dulu mulai mempelajari ilmu sulap
(magician), saya dikenalkan pada beberapa teknik yang salah satunya adalah sleight of hand (kecepatan tangan).
Teknik ini memanfaatkan kelemahan penglihatan manusia (visual) yang tak mampu
menangkap sebuah gerakan yang terlalu cepat frame
by frame. Dan ketika seseorang mampu melatih kecepatan tangannya dalam
melakukan sebuah aksi sulap, maka terjadilah deception pada saat itu, dikarenakan apa yang terlihat tidaklah sama
persis dengan apa yang terjadi.
Ada satu atau beberapa frame yang luput dari
pengamatan mata telanjang penontonnya. Hebatnya, meski mengalami pembohongan,
para penonton justru bertepuk tangan penuh suka cita. Bahkan mereka rela
membayar mahal untuk sekedar dibohongi. Ya, karena memang justru itulah tujuan
dari sebuah magic show. Deception!
Ketika mendalami ilmu pemberdayaan diri yang
bernama NLP (Neuro Linguistic
Programming), saya kemudian berkenalan dengan sebuah teknik yang bernama Sleight of Mouth (SoM). Apa pula teknik
ini? Apakah ini merupakan sebuah teknik berbicara dengan cepat. Dengan
mengharap akan terjadinya deception secara auditory? Terus kalau emang ya, apa
pula manfaatnya?
***
Sleight of Mouth
Sleight of Mouth (kelihaian bercakap) merupakan
suatu pola bahasa yang sangat ampuh untuk melakukan persuasi. Konsep ini
disusun oleh Robert Dilts dengan cara memodel keahlian persuasif dan berdebat
dari Richard Bandler (the co-founder of Neuro-linguistic programming).
Dilts memecah metodologi ini menjadi 14 pola, yang
mengkombinasikan beberapa pola kalimat NLP, utamanya adalah Meta Model.
Meta Model adalah salah satu model formal pertama
NLP yang dipublikasikan pada tahun 1975 oleh Richard Bandler dan John
Grinder, dalam buku fenomenal mereka: THE STRUCTURE OF MAGIC, Vol. 1.
Penggunaan Meta Model, biasanya dalam bentuk
PERTANYAAN. Ketika seorang klien menyampaikan informasi tertentu, maka seorang
NLP Coach menggunakan pemahaman Meta Model untuk menganalisa kalimat yang
diucapkannya, lalu menindakanjutinya dengan pertanyaan sesuai TUJUAN yang ia
tetapkan.
Meta Model bukan sekedar ‘TEKNIK BERTANYA’, tapi
lebih dalam dari itu. Tujuan penggunaan Meta Model adalah sebagai
berikut:
- Mendapatkan informasi yang lebih SPESIFIK.
- MENGKLARIFIKASI informasi.
- Membuka
MODEL DUNIA seseorang.
Tergantung dari tujuan pembicaraan, jawaban atas
pertanyaan itu bisa kita tindaklanjuti dengan lebih efektif. Tujuan pembicaraan
seorang sales yang menghadapi prospek tentu berbeda dengan tujuan seorang coach
yang menghadapi kliennya
Berikut contoh pola-pola SoM ketika menghadapi
sebuah situasi tertentu
Taruh kata Anda dalam posisi dipanggil oleh atasan
Anda karena terlambat datang ke kantor beberapa kali. Bos Anda berkata, "Anda sering datang terlambat menunjukkan
bahwa Anda tidak peduli terhadap kerjaan Anda"
Berikut
14 respon berbeda yang bisa Anda gunakan:
Reality
strategy: Darimana Bapak tahu bahwa keterlambatan dan
kepedulian merupakan hal yang sama?
Model of
the world: Beberapa orang yakin bahwa kepedulian ditunjukkan
oleh kualitas kerja dan hasil yang diperoleh (bukan karena telat atau
tidak)
Counter
example: Kita semua tahu bahwa orang yang selalu
tepat waktu itu sebenarnya hanya membuang waktu mereka ketika hasil kerjanya
tidak sesuai standard.
Intent: Saya
tidak pernah berniat untuk terlambat, apalagi tidak peduli Pak. Saya hanya
ingin memberikan kualitas waktu serta produktivitas tertinggi saya ketika saya
berada di sini.
Redefine: Saya
tidak telat kok, saya hanya tertahan di kemacetan
Chunking
up: Apakah menurut Bapak hal paling penting
dalam pekerjaan saya adalah datang tepat waktu?
Chunking
down: Bagaimana tepatnya keterlambatan dan ketakpedulian
merupakan hal yang sama?
Metaphor
or analogy: Jika seorang ahli bedah terlambat makan malam karena
mesti menyelamatkan nyawa pasiennya, apakah itu berarti dia tidak peduli pada
masakan istrinya?
Another
outcome: Pertanyaan sebenarnya adalah bukan pada saya telat
atau saya peduli. Pertanyaan sebenarnya adalah sebesar apa saya berkontribusi
kepada perusahaan?
Consequence: Jika
saya tidak telat, saya tidak akan mampu menutup penjualan dalam breakfast
meeting pagi ini
Higherachy
of Criteria: Bukankah lebih penting berfokus pada berapa banyak
seorang karyawan menghasilkan, dibandingkan pada ketepatan waktu?
Apply to
self: Astaga, saya berharap Bapak cukup peduli kepada
saya dengan mengatakan hal ini lebih awal.
Changing
frame size: Baik Pak, seiring berjalannya waktu, saya akan
tunjukkan kepada Bapak bahwa saya bisa menghasilkan lebih banyak, dibandingkan
orang-orang yang selalu tepat waktu itu
Meta
frame: Mulai banyak perusahaan yang menerapkan waktu
kerja fleksibel bagi karyawan yang memberikan kontribusi tinggi. Saya yakin
Bapak adalah seorang manajer yang berpikir selangkah lebih maju.
Wow, satu
situasi bisa disikapi dengan 14 (atau lebih) pola. Betapa powerful nya teknik
SoM ini.
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, sekarang kita
kembali pada dua kisah di awal tulisan ini. Ternyata HAS, entah sadar atau
tidak telah menguasai teknik keren ini. Tanpa harus balik menyerang para
'pengganggunya', dia berhasil memunculkan realita baru bahwa yang kambing itu
bukan dirinya, melainkan para pengembik tadi.
Begitu juga dengan suami yang cerdas tadi.
Alih-alih mendebat istrinya, dia justru memanfaatkan susunan kalimat sehingga
pada akhirnya sang istri mau mengakui kesalahannya.
Itulah sekilas mengenai Sleight of Mouth. Tak perlu
kecepatan, melainkan ketepatan pertanyaan dan pernyataan balik yang diutamakan.
Hasilnyapun bukan deception melainkan perception
dislodgement.
Tertarik mempelajari teknik keren ini?
Ah, Anda pasti tahu kalau saya membuka kelas NNLP
setiap bulan, dan bulan ini training keren ini akan dilaksanakan pada:
Tanggal: 21-22 Juli 2018
Hari: Sabtu Minggu
Di Cafe
Therapy
Jl Johar Raya no 27 Taman
Cimanggu Bogor
Tabik
-haridewa-
Professional Hypnotherapist
Happiness Life Coach
NLP
Trainer